8

1.7K 312 59
                                    

Auth POV

Haruto hari ini sudah memiliki agenda nya sendiri. Yakni menemani calon anaknya berlomba.

Perasaan Haruto sangat bahagia. ntah kenapa, ia merasa sudah bagai ayah untuk Julio.

Papa muda yang tampan lebih tepatnya.

Haruto menyaksikan Julio berpuisi dari bangku penonton. Puisi kali ini bertema 'Ibu'.

"Sudah mulai belum?" Haruto mengalihkan atensinya ke sebelah bangku nya.

Jennie baru saja datang dan langsung mengambil tempat di sebelah Haruto.

Jennie bahkan masih memakai baju kerjanya dengan tatanan rambut yang amat anggun.

"Belum kok mbak, ini baru mau mulai." Jawab Haruto.

Jennie menghembuskan nafas nya lega, "untung aja, tadi saya ada urusan sebentar. Makasih udah antar Julio."

"Gak usah makasih mbak. Saya ikhlas kok antar Julio." Ucap Haruto.

Jennie mengukir seutas senyum tipis nya. Dan hanya dengan senyum itu pipi Haruto bersemu merah.

Memang Jennie selalu berhasil membuat perasaan Haruto kalang kabut tak karuan.

Atensi Haruto serta Jennie kembali terfokus ke Julio yang sudah ada di atas panggung.

Jennie tersenyum bangga melihat sang putra yang sudah memegang mic nya dan membawa seutas kertas.

Mama

Mama orang yang paling hebat buat julio.
Di saat mama sedih, mama masih berusaha buat tersenyum.
Di saat mama letih, mama masih berusaha menyisihkan waktu untuk julio.

Julio sayang mama.

Bulan dan bintang bahkan gak bisa ngebalas kebaikan mama.
Kalau Julio seorang astronot, Julio akan meraih bintang paling terang buat mama.
Kalau Julio seorang penyelam, Julio akan membawa mutiara paling indah untuk mama.

Maafkan julio yang kadang buat mama nangis.

Mama bagai benteng yang paling kuat untuk Julio.

Maaf julio gak bisa jadi buku yang selalu dengar semua keluh kesah  mama.

Julio sayang mama.

Jennie menangis saat itu juga. Ia tau puisi julio tak seindah puisi yang ditulis oleh seorang pengarang.

Bahkan bahasa yang dibawakan Julio sangat sederhana, dan khas anak-anak pada umumnya.

Tapi hal sederhana itu mampu membuat Jennie menangis. Apalagi di saat Julio meneteskan air matanya saat membacakan puisi nya.

Haruto sadar akan isakan pelan Jennie menoleh ke arah Jennie. Me meraih tangan Jennie dan menggenggam tangan Jennie erat.

"Julio sayang banget ama mbak Jennie. Jadi mbak Jennie gak usah khawatir, Julio gak bakal ninggalin mbak Jennie."

~~

Jennie merentangkan tangannya menyambut julio yang tengah berlari ke arah nya.

Jennie memeluk Julio erat, membawa Julio dalam gendongan nya.

JANDA'S BOYFRIEND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang