Auth POV
Haruto yang awalnya ingin segera pulang ke rumah, sepertinya harus mengurungkan niatnya karena melihat anak kecil tengah menangis di halte.
Karena memang dia adalah orang yang berperi kemanusiaan, jadilah dia segera menepikan motornya.
Haruto sedikit terkejut kala melihat siapa yang tengah menangis di halte sendirian.
"Loh ketemu lagi, kok nangis di sini?" Tanya Haruto ke anak tersebut.
Namun anak tersebut masih menangis dan tidak memedulikan Haruto tanya ada di sana.
Haruto akhirnya duduk tepat di sebelah anak tersebut.
"Nama kamu julio kan? Belum di jemput mama lagi?"Julio masih menangis dan tidak menanggapi pertanyaan Haruto. Memang sudah nasib Haruto yang selalu diabaikan orang.
Tak selang lama mobil berwarna silver berhenti tepat di sebelah halte.
Tepatnya mobil Jennie. Jennie segera keluar dari mobilnya, dan menghampiri Julio.
Jennie berjongkok di depan Julio, "Loh Julio kenapa nangis?"
Setelah bertanya itu, Jennie memandang Haruto dengan tajam.
"Eh, mbak nya salah paham. Saya gak tau kenapa anak mbak nangis." Bela Haruto.
"Gak usah ngelak kamu. Kamu kan yang buat anak saya nangis!" Tuduh Jennie dengan amarahnya.
"Hisk.. bukan ma... bukan om ini." Bela Julio.
Haruto bernafas lega, "Kan saya bilang apa mbak."
Jennie berdecih pelan ke Haruto.
"Kenapa julio nangis?" Tanya Jennie lagi.
"Julio... dijauhin temen julio... Julio dijauhin... Julio dikatain anak haram ma..." Isak Julio.
Jennie langsung terdiam membisu mendengar ucapan Julio. Jennie segera merengkuh julio ke pelukan nya.
"Siapa yang bilang gitu bilang ke mama?" Tanya Jennie sambil menahan air matanya keluar.
Haruto yang melihat hal tersebut sedikit paham posisi Jennie.
Nyatanya Jennie memiliki sisi rapuh yang seakan dirinya butuh topangan."Mama.... Julio pengen pindah aja... Julio gak mau ketemu mereka ..." Isak julio.
Jennie semakin memeluk erat julio, mengelus pelan julio.
"Iya, julio bakal pindah kok. Sebentar lagi julio kan udah gak tk. " ucap Jennie.
"Julio gak tau salah apa ke dia... kenapa julio dikatain gitu ma???" Tanya Julio.
"Gak julio gak salah. Mama yang salah, Julio gak salah apa apa." Ucap Jennie.
Jennie menteskan air mata. Hal tersebut membuat Haruto semakin tak tega.
Jennie melepas pelukan nya, menatap Julio penuh sayang.
"Sekarang julio ke mobil, mama ajak julio jalan, udah jangan nangis lagi."Setelah Julio pergi, Jennie berdiri. Jennie menatap Haruto dengan tatapan dinginnya seperti biasa.
"Terima kasih sudah nemenin anak saya. Maaf udah nuduh kamu." Ucap Jennie.
"Maaf kalau pertanyaan saya menyinggung. Tapi apa bener julio itu--"
"Bukan urusan kamu. Jangan ikut campur urusan saya, kita gak saling kenal."
Haruto langsung tersenyum kecut, "Iya mbak iya! Kalo ngomong suka bener banget ni orang."
"Terima kasih sudah bantu saya beberapa kali. Sebagai tanda terima kasih saya, kamu bisa hubungin saya kalo butuh sesuatu." Jennie menyerahkan kartu nama ke Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANDA'S BOYFRIEND ✔
FanfictionHaruto yang salah mengira perempuan yang ia temui, dan terlanjur menaruh hati ke perempuan tersebut. Haruto yang sudah jatuh cinta pada Jennie, seorang janda yang sialnya sangat cantik dan lucu menurut Haruto.