10

1.6K 309 30
                                    

AUTH POV

Sudah terhitung tiga minggu Haruto tak menghubungi bahkan bertemu Jennie. Apa pun yang berhubungan dengan Jennie seakan terbatas untuk Haruto.

Haruto sendiri masih belum paham kenapa Jennie memintanya untuk menjauh.
Mendengar permintaan Jennie waktu itu benar-benar membuatnya sakit hati, ada duri tersendiri yang melukai perasaanya.

Tapi Haruto tak ingin terlalu berlarut. Ia malah semakin gencar untuk menyelesaikan tugas akhirnya, ia ingin menepati syarat yang Jennie berikan.

Walau ia sangat rindu akan bahasa formal yang selalu ia gunakan ke Jennie, janda kesayangannya.

Hari ini Haruto memilih untuk menyibukan diri di rumah dengan menyusun skripsi. Kurang beberapa langkah lagi ia akan memenuhi kriteria sebagai suami Jennie.

Namun atensi Haruto teralih ke suara kakaknya yang nampaknya sedang serius.

Karena tingkat keingin tahuan Haruto tinggi, ia akhirnya mendekat ke arah kakaknya yang sedang ada di dapur.

"Mbak lilis ngapain telponan di dapur?" Tanya Haruto.

Lisa dengan gugup segera mematikan sambungan telepon nya. Ia berusaha terlihat tenang didepan adiknya.

"Gak papa, cuma pengen aja. Udah sana beresin skripsi nya, ganggu aja!"

Haruto yakin bahwa ucapan kakaknya hanya sebuah alibi.

Selama ia tak bertemu Jennie. Selama itu pula Lisa selalu menutupi hal yang berbau akan Jennie.

"Mbak sebenarnya ada apa sih? Kenapa semua orang nutupin masalah mbak Jennie dari gwe? Gwee salah apa hah?!" Bentak Haruto.

Haruto sudah tak tahan akan sikap bungkam Lisa dan juga Jennie.

"Maaf to, gwe gak bisa jelasin." Ucap Lisa.

Haruto tersenyum kecut menanggapi ucapan kakaknya, "Terus aja bohongnya mbak, lo pikir gwe gak bisa cari tau sendiri? Maaf mbak, gwe bakal cari tau sampe akar masalahnya?"

~~~

Haruto menghela nafasnya, nafas yang sudah bercampur dengan asap gelap yang keluar dari mulutnya.

Lagi-lagi ia menghisap benda itu setelah sekian lamanya.

"Yo temen kamu dibilangin dong jangan nyebat di sini, asapnya ganggu." Ucap Jane ke Yoshi.

"To lo kenapa? Kalo ada apa-apa cerita, jangan ngerusak badan lo sendiri." Ucap Yoshi.

"Gwe gak papa, cuma pengen aj." Bohongnya.

Sedangkan pandangan Haruto teralih pada gadis berambut biru di depannya, kekasih Hyunsuk---Ryujin yang nampak termenung.

"Lu kenapa Jin? Hyunsuk gak lo ajak?" Tanya Haruto.

Ryujin menghela nafasnya, "Hyunsuk hari ini ngurung diri di kamar seharian, dia sedih gegara Julio dibawa kak Wonwoo."

Haruto terkejut mendengar ucapan Ryujin.
"Maksud lo gimana?" Tanya Haruto.

"Selama sidang berlangsung, hak asuh Julio dikasih ke Kak Wonwoo sementara."

~~~

Jennie hanya bisa menatap Julio dari dalam mobilnya. Ia masih belum terbiasa menjalani harinya tanpa Julio.

Air matanya menetes saat itu juga, julio yang nampak tersenyum akan kehadiran Chaeyeon dan juga Wonwoi untuk menjemputnya.

Apa mungkin Julio rindu sosok ayahnya?

Mungkin memang Jennie yang sepenuhnya egois, ia mungkin tak memikirkan perasaan Julio.

Jennie keluar dari mobilnya, ia ingin melihat Julio lebih jelas.

JANDA'S BOYFRIEND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang