14

1.4K 295 86
                                    

Auth POV

Setelah pertengkaran singkat Haruto dan Jennie, pada akhirnya mereka berdua tetap menjalankan kencan pertama mereka.

Haruto bahkan tak mau melepaskan tangan Jennie yang berada di genggaman nya. Saat Jennie merasa gatal di area wajah pun Haruto yang bersedia menggaruk.

"Haru, kamu gak capek megang tangan saya terus?" Tanya Jennie.

"Ngapain capek mbak? Malahan saya betah megang tangan mbak Jennie. Saya cuma takut mbak Jennie tiba-tiba ninggalin saya." Jelas Haru.

Lantas ucapan Haru membuat Jennie menyunggingkan senyum.
Haruto yang melihat itu pun ikut tersenyum, rasanya jantung miliknya  sudah tak karuan.

"Haru saya boleh tanya lagi?'

Haruto melirik ke arah Jennie yang masih fokus ke jalan yang mereka lewati,
"Silahkan mbak, pasti saya jawab."

"Kenapa kamu betah ngomong pake 'saya-kamu'?"

"Saya ngomong gini cuma sama mbak Jennie kok. Niat saya ngomong gini, untuk ngehargain mbak Jennie sebagai orang yang saya suka. " jelasnya.

"Suka banget ya ngegombalin saya?" Goda Jennie.

Chu

Tanpa kendali Haruto mencium pipi Jennie, membuat Jennie terhenyak seketika.

"Haru!" Bentak Jennie.

Setelahnya Haruto malah berlari, menghindari kejaran Jennie.

"Maaf mbak, saya khilaf!" Teriak Haruto.

"Haru jangan lari dong, saya capek!" Bentak Jennie.

Dengan ragu Haruto melirik ke belakang nya, melihat wajah kesal Jennie yang merona.

Haruto akhirnya menghampiri Jennie yang nampaknya masih merasa kesal terhadap dirinya,
"Maaf mbak, saya tadi gak sengaja. Habis nya suasana nya menduk__"

Chu

"Makasih."

Jennie mengecup Haruto tepat pada bibirnya. Kali ini Haruto yang dibuat membeku dengan tingkah manis Jennie.

Jennie menahan tawanya melihat ekspresi Haruto yang nampak masih terkejut, "Kamu gak papa kan Haru?"

Haruto menarik tangan Jennie, meletakkannya pada dada nya.
"Saya baik-baik aja mbak, tapi jantung saya rasanya mau keluar dari tempatnya."

Jennie tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Haruto, "Jantung kamu kayak lagi dugem ya?"

"Mbak Jennie sih nyium tiba-tiba, jantung saya masih belum siap." Jelasnya.

"Kamu juga gitu, jadi saya cuma bales dendam aja." Ucapnya.

Lantas Haruto kembali tersenyum, ia mengamati lagi dan lagi wajah Jennie.

Seakan ia tak akan pernah bosan menatap struktur unik wajah mungil tersebut.

"Mbak Jennie mau sabar nunggu saya kan?" Tanya Haruto.

"Maksud kamu?"

Haruto segera menarik Jennie dalam dekapannya, "Tunggu saya mbak, saya mau memantaskan diri buat mbak Jennie. Saya mau mencukupi kekurangan saya,dan  cari pekerjaan bagus supaya saya bisa bahagia in mbak Jennie."

Jennie membalas pelukan Haruto, "Pasti saya tunggu, asal kamu gak berpaling sama yang lebih muda."

"Mana bisa saya ngelirik cewek lain, kalo hati saya udah buat mbak Jennie seutuh nya."

~~~

"Kapan kamu mau antar pulang Julio?"

Pertanyaan tersebut kembali menyulut amarah Wonwoo, membuat kepala nya semakin pening dengan segala tingkah laku istrinya.

JANDA'S BOYFRIEND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang