16

1.4K 273 96
                                    

Auth POV

"Bangsa*!" Lirih Haruto.

Haruto segera melenggang pergi dari tempat tersebut.

Amarahnya  kini sudah berada di ubun-ubun. Perasaan nya juga bertambah perih dan tak karuan.

Haruto dapat pastikan kalau Chaeyeon akan mendapat ganjaran yang setimpal.




Haruto nampak ragu di ambang pintu kamar Jennie. Amarahnya kini masih menggebu, yang membuatnya merasa takut jika akan melampiaskan ke Julio.

Ia menarik nafasnya terlebih dahulu, mencoba menetralkan amarahnya.

Ceklek

"Om Haru lama banget, Julio bosen tau!" Omel Julio.

Haruto terkekeh pelan mendengar omelan Julio.
"Maaf, tadi Om Haru ketemu sama peri jahat jadi Om Haru lawan dulu perinya." Elak Haruto.

"Beneran?!" Julio nampak antusias dengan alibi yang dibuat Haruto.

Haruto tersenyum, ia berjalan menuju Julio. Ia angkat Julio, dan mendudukan Julio di pangkuan nya.

"Beneran! Tadi om haru ketemu peri jahat, peri nya jelek." Ucap Haruto.

"Peri kan semua baik, mana ada peri jahat?" Elak Julio.

"Iya Julio, dia peri jahat. Peri nya yang buat mama kamu tidur lama kayak gini." Ucap Haruto.

"Berarti dia bukan Peri,  tapi Penyihir." Jelas Julio.

"Dia peri, dia punya putri kecil yang dia jaga. Sama kayak mama julio." Jelas Haruto.

Haruto masih waras untuk tidak memanggil Chaeyeon penyihir. Chaeyeon juga memiliki seorang putri kayaknya Jennie yang memiliki Julio, nyatanya tindakan Chaeyeon semuanya karena keegoisan Wonwoo.

"Peri Jahatnya harus dihukum kalo gitu!" Sorak Julio.

Haruto mengacak surai Julio sembari terkekeh akan tingkah menggemaskan bocah tersebut,
"Pasti, nanti Om Haru sendiri yang ngasih hukuman ke Peri Jahat nya."







~~~




Haruto kini tengah berada di kantor polisi, atau lebih tepatnya di ruang pengawasan.

Kini ia tengah berusaha menahan amarahnya, emosinya seakan meluap hanya dengan melihat orang yang tega menyelakai Jennie.

"Jadi, bisa anda katakan motif dari tindakan anda terhadap nona Jennie?" Tanya salah satu polisi yang berada di dalam ruangan.

Haruto dapat dengan jelas mendengar setiap suara dari ruang interogasi.

Ia melirik ke sampingnya, terlihat bahwa Hyunsuk juga tengah menahan emosinya. Mungkin jika ia yang ada di posisi Hyunsuk, dirinya tak akan bisa menahan amarahnya melihat kakaknya dicelakai orang asing.

"Hanya ingin." Jawab pria tersebut.

Mendengar jawaban tersebut, Hyunsuk tanpa kendali berlari menuju ruang interogasi.

Bugh

"Cuma 'ingin', iya?! Lo gila hah!" Teriak Hyunsuk.

Haruto serta beberapa petugas segera menenangkan Hyunsuk, mereka menarik Hyunsuk keluar dari ruangan tersebut.

"Suk tenang, tahan emosi lo." Ucap Haruto.

"Tenang? Gimana gwe bisa tenang, kondisi mbak Jennie aja belum pasti?!" Ucapnya frustasi.

"Lo tunggu di sini dulu, biar gwe yang ngomong ke polisi." Titahnya.

Haruto pun menemui petugas yang menangani kecelakaan Jennie,
"Permisi pak!"

JANDA'S BOYFRIEND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang