11

1.4K 292 43
                                    

Auth POV

Julio nampak tak henti bersorak gembira saat angin menerpa wajahnya.

"Mama liat rambut julio terbang!" Seru Julio.

Jennie hanya tersenyum senang melihat reaksi putra nya itu.

"Tangannya jangan direntangkan kayak gitu, bahaya. Mending pegangan ke Om Haru." Ucap Jennie.

Julio pun menurut. Namun ia juga menarik tangan Jennie agar ikut memeluk pinggang Haruto.

"Mbak jen!" Panggil Haruto.

Jennie pun menatap Haruto dari spion, "hmm?"

"Kalo dilihat-lihat, sekarang kita kayak keluarga sederhana ya mbak." Ucap Haruto.

Karena ucapan haruto, Jennie pun ikut menyadari kondisi mereka saat ini. Dan memang benar, mereka nampak selayaknya keluarga bahagia yang sederhana.

Jennie tersenyum geli memikirkan hal tersebut, ia pun menambah erat pelukan nya ke Haruto.
"Satu poin buat kamu, karena udah berhasil ngambil perasaan saya beberapa saat."

Haruto sedikit tersentak mendengar ucapan tiba-tiba Jennie. Jadi Jennie baru saja bawa perasaan dengan nya?

"Seribu poin buat mbak Jennie, karena gak pernah capek jadi objek pikiran dan perasaan saya."

"Ihh Om Haru sama mama ngomong apa sih?! Julio gak paham tau! " bentak Julio tiba-tiba.

Jennie dan haru menahan tawanya mendengar ucapan lucu anak usia sekitar 6 tahun tersebut.

Jennie membelai surai hitam Julio, "nanti kalo udah gede julio bakal ngerti kok."

~~

Haruto mengajak Julio untuk bermain ke Timezone, sedangkan Jennie yang hanya ikut saja kemana langkah Haruto.

"Julio mau main apa?" Tanya Haruto sambil menggendong julio.

"Mau main semuanya Om, sampe Julio capek. Pokoknya gak boleh ada yang kelewat!" Ucapnya.

Haruto mengangguk sambil tersenyum, "tapi ada syarat nya."

"Apa om?"

Haruto nampak melirik ke Jennie, kemudian ia membisikan sesuatu ke Julio.

"Gimana? Setuju?" Tawar Haruto.

Julio dengan semangat mengangguk, "SETUJU OM!"

Jennie mengerucutkan dahinya. Ia menatap Haruto tak suka,
"Kamu bisikin apa Julio?"

"Rahasia mbak, urusan cowok." Jawab Haruto dengan tengilnya.


Karena ucapannya itu, berakhirlah Haruto yang mendapat tatapan tak suka Jennie.

Jennie masih betah menatap Haruto dengan curiga. Lebih tepatnya penasaran dengan apa yang Haruto katakan ke Julio.

Bahkan Jennie sekarang sedang merajuk sambil menatap tajam Haruto, yang nampaknya Haruto tak peka dan terus bermain bersama Julio dengan asiknya.

"Kalo kamu gak bilang, mending kita pulang aja sekarang!" Rajuk Jennie.

Bagaimana tidak? Julio malah berada di pihak Haruto.
Kini Jennie malah merasa seperti orang asing diantara dua pemuda beda generasi tersebut.

Haruto melirik Jennie sekilas, lucu.
Begitu pikir Haruto.
Wanita yang lebih tua delapan tahun dari nya, kini malah nampak seperti remaja usia belasan tahun saat merajuk.

"Mbak Jennie marah?" Tanya Haruto.

Jennie hanya diam sambil memalingkan wajahnya.

"Julio bilang ke Om haru buat cepetan pulang!" Perintah Jennie.

JANDA'S BOYFRIEND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang