Part 5=>Titik Temu

104 49 3
                                    


typo bertebaran
.
.
.
selamat membaca
.
.
.

Susana dingin yang cukup menusuk, kulit yang setengah membeku diiringi tetes demi tetes rerintikan hujan, beberapa kendaraan masih sering kali berlalu lalang, Delia yang kini nampak sangat berantakan, dengan batin yang terluka, fisik yang tak karuan, mencoba untuk lebih kuat.

"Semuanya belum berakhir, aku bersumpah akan Membunuhmu dengan tanganku sendiri, siapapun itu, akan aku pastikan" katanya sembari berjalan compang camping.

Brrruuuuuugggghhhh...
Badan Delia terhempas beberapa meter setelah di serempet oleh mobil yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi, pandangan Delia
memburam kini tubuhnya benar benar tak berdaya, ia hanya bisa merasakan rerintikan hujan yang menetes di wajahnya dan melihat beberapa orang mulai berjalan mengerumuninya sebelum dirinya benar-benar tak sadarkan diri.

tiitt...

tiiit...

tiitt...

Suara monitor yang cukup mengganggu gadis yang telah tak sadarkan diri semalaman.

"Dimana aku? Apa yang terjadi? Kepalaku aarrggh"
Ucap Delia sembari berusaha membuka kedua kelopak matanya,

"Tenang-tenang" suara berat pria paru baya

"Bagaimana keadaannya dok?"

"Beliau akan baik-baik saja, ia hanya shok berat, ia akan segera pulih"

"begitu rupanya"

"Saya permisi dulu pak"ucap Pak Dokter sembari berjalan meninggalkan ruangan Vip yang di tempati Delia.

"Gimana? apanya yang sakit"tanya seorang pria

"Lu siapa?" Tanya Delia sembari beranjak untuk bangkit

"Kenalin gue devan, gue yang semalam nyerempet lo"ucapnya
"Sorry yah, Gue ngak sengaja soalnya semalam gue mabok berat"lanjutnya sembari tersenyum tampa sedikitpun rasa bersalah

Delia menatap sinis pria yang tengah duduk di hadapannya

"Minggir gue mau pulang" Ucap Delia sembari melepas infus yang melekat di tangannya

"Kata dokter nanti sore baru boleh balik" ucap Devan

"Siapa sih lo!? ngurusin hidup gu-" ucap Delia terpotong

"Kalo lu masih nekat buat pulang gue nga bakalan segan-segan buat lu koma"ucap Devan sambil memajuhkan wajahnya ke wajah delia dan menyisakan beberapa senti saja jarak di antara mereka.

"minggir ngga!?"bantak Delia

"Ihs!"keluh Devan

Takkk...
jitakan Devan Mendarat begitu saja di jidat Delia.

"Lu gila ya!?" tanya Delia

"Rumah lu Dimana?" tanya Devan

Delia terdiam, mengingat kejadian kemarin.
"aish... mau kemana lagi!?" gerutu batin Delia entah kemana lagi ia harus pergi.

"Woi" Devan mengagetkan Delia

"Apasih!"sahut Delia

"Alamat lu siniin? Biar gue anterin" ucap Devan

"Nggak usah repot repot"jawab Delia

"Hikss.. lu manusia bukan sih!? hah!? heran gue ada manusia hatinya kek batu!"ucap Devan frustasi

"Heh" Delia nyengir

Plaaakk...
Kini gantian Delia yang menampar Devan

"Oh!? Shit!?" Ucap Devan

"Minggir ngga!?" Tanya Delia mengancam

"Pliss lah!! Gue udah banyak buat dosa! Tolong bantu gue kali ini buat nebus dosa-dosa gue yang nggak terampuni"ucap frustasi Devan

"Gue ngak perduli" ucap Delia

Tak perlu heran mengapa Delia begitu keras dan tak gampang luluh.

Raut wajah Devan berubah nampak kini ia lebih serius dari sebelumnya, ia merubah posisi dengan berdiri.

"Nama lu siapa?" Tanya serus Devan

"Emang penting?" Sahut Delia berlalu pergi

Devan terdiam, ia baru saja menemukan manusia terlangkah di Dunia, biasanya Devan selalu di puji-puji dan di kejar-kejar oleh Wanita di kampusnya, kini ia merasa berbeda Sepertinya ia tidak memiliki harga diri.

Devan beranjak ke parkiran, berharap wanita yang di tabraknya semalam datang dan memberinya maaf

"Papaannn!!"
"Woi!"
"Papan woii!"
Teriakk Deliaa kepada Devan yang tengah tersandar di mobil miliknya, Devan memalingkan wajahnya, tak sadar senyumnya telah terukir sedari tadi.
Delia berjalan mendekati Devan.
"Kenalin gue Adellia Ziona Farley Hood" dengan ukiran senyum di wajah Delia

Devan nampak tidak percaya, bagaiamana bisa seorang yang berpenampilan seperti gelandangan mendapatkan Pam Keluarga terkaya Yang hampir menguasai dunia?

"Fa-ffar-ley?"tanya Devaan terbata-bata

"tapi boong"Ucap Delia sembari tertawa

pertemuan yang tidak terbayangkan sama sekali, apaka waktu telah menjebak keduanya?, memposisikan keduanya di Kondisi yang serba salah?, mengapa?.

.
.
.
sekian
.
.
.
Byby:*

DELAWA [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang