Part 15

104 14 11
                                    

.
.
.
Selamat membaca
.
.
.


Makan malam berlalu, anggota keluarga teridiri dari Alex, Fionna, Devan dan Delia yang baru saja di rekrut menjadi anggota keluarga. Tengah menikmati suasana tenang nan damai, yang di hadirkan oleh kolam ikan koi, yang berada di sudut ruang tengah, ditambah dengan bolham yang berwarna ke kuning-kungingan menabah kesan aesthetic di ruangan tersebut.

"Devan ke depan dulu" Ucap Devan, membuka percakapan.

"Ngomong apa sih nak?" Tanya Fionna, mengkerutkan dahi.

"Devan mau kedepan" sahut Devan dengan penuh penekanan.

"Iyaa tau, Devan kan Devan, trus mau kemana?" Tanya Fionna lagi.

"Yaa, Devan mau ke depann" Sahut Devan, tidak santai.

"Apasihh Van? Kamu kok ngomong kaya ngga ngomong." Ucap Fionna, mengundang tatapan aneh, dari kedua orang yang sedari tadi hanya diam, dan menyaksikan perdebatan nonfaedah tersebut.

"Lah? Se-server" Batin Delia.

"Maksud Devan, Devan mau keluar, mau kesana"Ucap Devan. Menunjuk pintu ruang tamu.

"Ohh... nama kamukan D-E-V-A-N bukan d-e-p-a-n" Ucapp Fionna. Dengan ejaan dan Penuh penekanan.

"Iyaa Maa iyaaa"Ucap Devan, tak sabar ingin menyundahi percakapannya bersama sang ibu.

"Ohh bilang dong"Ucap Fionna enteng.

"Ibu sama anak ngga ada bedanya."Ucap Alex, datar dengan pandangan masih fokus ke kolam ikan koi.

"Yaudahh Devan Ke depan dulu"Ucap Devan.

"Iyaa hati-hati" Teriak Fionna, menyaksikan Punggung Devan berlalu.

"Depann doangg Maaa" Balas teriak Devan, yang kini benar-benar sudah tak terlihat lagi.

Heningg...
Suasana kembali tenang, Alex yang masih sibuk bersama, ikan koi kesayangan miliknya sedangkan Fionna, masih saja Fokus ke layar handphone miliknya yang tengah menterakkan halaman salah satu aplikasi media sosial.

"Ehh Liaa liatt ini dehh, kamu tau nggak?" Tanya Fionna sembari memperlihatkan foto seorang perempuan yang tengah berpose. Melalui layar handphone miliknya

"I-iya Mahh, ini kalo ngga salah itu yang sultan sultan itu yah? " Sahut Delia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"I-iya Mahh, ini kalo ngga salah itu yang sultan sultan itu yah? " Sahut Delia. Merespon.

"Hooh, yang ngehina orang orang yang kurang mampu, yang mamer sana sini"Ucap Fionna.

"Emang ada orang kaya gitu?" Tanya Alex tertarik.

"Ehh... Kalau nggak percaya liatt ajah nihh"Ucapp Fionna. sembari memperlihatkan Vidio yang tengah marak di tonton saat ini.

"selamat malammm"

"malam semuaa.. Aku mau kasihtau ajah nih, kalo kita tuh olang kaya nongklongnya di mall"

"Di mall yahh"

"Minuman mahal semua"

"Hooh"

"mall nya mall mewahh"

"kalau kalian dimana? Dipinggilan yaa..? Di pinggilan yaahh..?? Aduhh kalo di pinggilan ngga usah temenan ama kita, maaff yaahh byyyyy"

"Holang kaya"Ucap Delia.

"Itu ngomongnya pake apa?" Tanya Alex, Tak santai.

"Mulut lah Pa"Sahut Fionna.

"Lah kok Papa ngga liat mulut disitu?" Ucap Alex.

"Si papa ah, Mau liat yang lain lagi?" Tanya Fionna.

Alex menggangguk. Sebelumnya Alex tidak perna setertarik ini ke konten-konten Unfaedah. Namun kali ini ia menghabiskan waktu lebih banyak hanya untuk menonton konten tiktok yang tengah viral tersebut.

"hayy gaess samat malam, cuman mau kastau ajah, kalo hapeku tuh aipon tluss aipon sebelas plo, satunya lagi aipon seblas plomeks, kalo hape kalian apa? Siaumi ya? Pantes telcium tida mampu, good naight"

"Kok muka nya ngeselin?" Tanya Fionna.

"Udah gitu dari sana nya Maa" sahut Delia.

"Bagi-bagi hp iphone yuk Maa, Bagiin buat seluruh warga indonesia, 1 orang dapet 2 hp, Sekalian sama Beli pabriknya juga"Ucap Alex.

"Ide bagus tu Paa" Ucap Fionna.

"Sultan kalo ngomong suka becanda, tapi beneran" Batin Delia.

* * *

"Maa, Paa, Liaaa balik ke kamar dulu" Pamit Delia.

"Eh kirain mau ke depan juga"Ucap Fionna.

"Nggak Maa, cukup Devan ajah yang ribet mau kedepan, Liaa jangan"

"Nggak Maa... hehe"Sahut Delia

"Sini, Mama anterin kekamar." Ajak Fionna.

"Nggak usah Maaa" Tolak Delia.

"Lah kenapa? Nanti nyasar loh, kann Paa?" Fionna meyakinkan.

"Hhm" Alex mengangguk.
"Kaya si Aletta" lanjutnya.

Mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu, saat anak dari ipar Fionna menginap selama seminggu, tersesat, selama dua hari dua malam, di dalam rumah bak istana, dan di temukan di sebuah ruangan, yang mempunyai sisi jalan yang mengarahkan kesuatu tempat ruang bawah tanah.

"Mwehehe"Delia cengengesan.
"Liaa nanti panggil Bi Ira"Lanjutnya.

Tapi boong

"Oke deh kalau gitu"Ucap Fionna.
"Goodnight Liaa" Lanjutnya sembari mencium kedua sisi pipi Delia.

Delia berjalan, sembari menoleh kesana kemari, menikmati lukisan yang telah tergantung nan terpajang rapi. dengan latar dinding berwarna Gold. Delia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, Perlahan-lahan tapi pasti, Delia. sampai ke depan pintu kamar miliknya.

Namun pada saat Ia tengah memutar ganggang pintu, perhatian Delia teralihkan oleh bau anyir yang tiba-tiba memenuhi indra penciumannya. Ia melirik melalui ekor mata, samar-samar, mahluk bertubuh besar nan berbulu lebat, setinggi tiga meter, tengah berdiri di sebelah sisi kirinya dengan jarak yang tak jauh.

"Selamat datang di gerbang Nereka, Lady Death"

"Selamat menjemput kematian"

.
.
.
Sekiaaannnn
.
.
.

Kenalan kuyy?

Byby
See you next part:)

DELAWA [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang