Part 10

91 39 4
                                    

Heyyo!

.

.

.
Selamat membaca
.

.

.

"Jadi kalian berdua udah kenal berapa lama?"tanya Fionna

"Barusa--"
"Udah dari beberapa tahun yang lalu"sahut Devan memotong perkataan Delia

Mata Delia melotot kearah Devan yang kini tengah duduk berdampingan dengannya.

"Hm"Alex

"Jadi kapan?"tanya Fionna

"Kapan apa Maa?" Tanya balik Devan

"Kapan pernikahan kalian akan di adakan"Tanya Fionna dengan ekspresi sumringah

"Hah!?" Delia
"Sesegera mungkin" Alex
Ucap Keduanya bersamaan

"Mama harap sesegera mungkin yah"ucap Fionna dengan senyuman di wajahnya.

"Apa lagi kali ini!? Hah!?"
"Menikah!?"
"HAHA"
"Ya tuhann!!"
"Izinkan aku mencabik-cabik ginjal pria yang  sedang bersamaku saat ini!!" Gerutu batin Delia

"Lupakan tentang pernikahan" Ucap Devan datar

"Devaannn..."ucap Fionna

"Devan ngga ingin dan ngga bakalan mau nikah muda"ucap Devan

"Devan kamu ngga bisa berbuat semau kamu dan terus-terusan kaya gini!" Ucap lemah lembut Fionna

"Ngak Maa!"Tegas Devan

"Devannn!!"bentak Alex

"Akkhhh.."
Fionna terjatuh sembari memegangi dadanya dengan raut wajah kesakitan.

"Maa" ucap Devan panik sembari beranjak ke arah Fionna.

~

~

~

Suasana hening kini memenuhi batin Devan yang tengah duduk di salah satu kursi rumah sakit, sedangkan Delia masih tidak paham dengan apa yang telah terjadi padanya, pemikirannya telah berlalu kesana kemari yang membuatnya termenung bak seorang yang telah kehilangan jiwa.

"Liaa"panggil Devan
"Liaaa"panggil Devan lagi
"Deliaaaaaa"suara Devan kini yang agak tinggi dapat menyandarkan Delia

"Hah!?" Sahut Delia sembari mengangkat kedua alis miliknya.

"Maa--"

"Tuan"ucapan Devan segera terpotong setelah kedatangan Bii izza, seorang ketua pelayan yang telah bekerja selama 20 tahun di keluarga Alexander, sekaligus tangan kanan Fionna.

"Gimana keadaan Mama?"tanya Devan sembari beranjak bangkit

"Nyonya ingin menemui Tuan" ucap Bii Izza

"lo tunggu disini bentar ya"ucap Devan pada Delia.

Delia mengangguk.

Untuk mengusik rasa bosan, Delia memainkan handphone miliknya sembari menunggu Devan keluar dari ruangan V.i.p tempat Fionna di rawat.

"Dasar sampah, jalang yang hanya bisa merebut kekasih orang  lain"

Delia yang tengah sibuk dengan ponselnya berusaha untuk tidak perduli dengan urusan orang lain meski itu sedikit mengganggu pendengarannya.

"Heeii!! Apa ibumu yang mengajari dan menyuruhmu menjadi jalang!?"

Delia mendongkakkan pandangannya, ada seorang wanita yang barusaja ia temui beberapa jam yang lalu

"Gue dari tadi ngomongin lo!" Ucap Arra dengan angkuh.

"Ckk" Delia terkekeh
"Lo tau nggak? Kenapa gonggongan anjing sering di jadiin mainan?"tanya Delia sembari beranjak bangkit dan berjalan ke arah Arra

"Karna gonggongan anjing hanya sampah, dan itulah diri lu yang sebenarnya"lanjut Delia sembari tersenyum miring

Plaakkk....

"Dev-Devan" ucap Arra terbata-bata setelah tamparan yang ia layangkan untuk Delia mendarat dengan kuat di pipi Devan.

"Pergi lo dari sini"ucap Devan datar

"Ta-tapi" ucap Arra terbata-bata

Belum saja Arra menyelesaikan perkataannya, Devan segera berbalik ke arah Delia dan menggenggam tangan Delia sembari menuntunnya berjalan memasuki ruangan dimana Fionna dirawat.

"Mama"ucap Devan

Fionna segera melirik kearah Devan dan Delia yang tengah berjalan menuju ke tempatnya terbaring lemah.

"Deliaa"panggil Fionna

"Iya tante"sahut Delia

"Tolong terima Devan setulus mungkin"ucap Fionna

"I-iya tante" Ucap Delia

"Jangan panggil tante, panggil mama aja ya sayang"ucap Fionna sembari memgelus lembut tangan Delia

"I-iya Maa"ucap Delia

"Kamu mau kan menikah dengan Devan? Tolong beri tante cucu"ucap Fionna

"ini sebuah permintan" ucap Alex

"biar Devan dan Delia bicarain dulu Maa"ucap Devan
"ikut gue"lanjutnya

.

.

.
sekiaaannn
.

.

.
Mau curhat dulu bentar:v

Part ini kan udah selsai gituyah udah tinggal di publish tapi aku ngetiknya itu offline, dan pas aku nyalain data buat ngepublish eh malah ilangg:( alhasil ngetik ulang lagi:( udah sih gitu ajah:)

Byby see you next part:*
jangan lupaa vote+komen><

DELAWA [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang