Part 17=> KITA

23 8 0
                                    

See Haii Geng:)
Gue balikk lagiiii:*
Sebelum itu jangan lupa vote and komen:)

.

.

.
Selamat membaca
.

.

.

"Lu ngapain sih? Hah!? pake acara kabur-kaburan kek gini? Lo udah bikin panik Seindonesia, Se-Asia tenggara." Ucap Devan tidak santai.

"Ngomong apasih? Orang gue cuman mau nafas." Ucap Delia, membantah.

"Mama baru ajah ngumpulin 300 bodyguard buat ngawal lu lia, Bayangin 300 orang bodyguard, Bisa-bisa segedung Mall cuman lu sendiri doang yang menuhin, Sumpah gue kagak ngerti lagi cara mikir tuh manusia, Kebanyakan duit kali yah." Ungkap Devan, panjang lebar sembari terus menginjak pedal gas.

"Kasar banget ngomong sama calon istri."
"Asik sih, betewe ngomong-ngomong kita mau kemana?" Tanya Delia, tak perduli.

"Balik, lagian lo juga pake acara kabur-kaburran dari rumah. Mana kaya gelandangan lagi." Ucap Devan.

"Sekali-kali doang, Tapi seru sih, Nanti bakalan di seringin deh." Ucap Delia enteng.

"Serah lo." Ucap Devan singkat.

"Lah?" Celetuk Delia.

"Apa?" Tanya Devan.

"Ini perasaan bukan jalan balik ke rumah deh." Ucap Delia. Merasa ada sesuatu yang tak beres.

Heningg...

Tak ada jawaban dari Devan. Sampai akhirnya Devan memarkirkan mobil yang tengah di kendarai nya. Disalah satu parkiran bawa tanah hotel bintang lima milik Alex.

"Mesum lo."Ucap Delia. Menatap aneh Devan yang sedang membukakan pintu mobil untuk nya.

"Punya otak jangan traveling Liaa." Ucap Devan singkat. Lalu menarik lengan milik gadis yang tengah menatap tajam ke arahnya.

"Ikutt." Lanjut Devan.

"Nggak!" Tolak Delia.

"Ikutt gue!" Paksa Devan.

"Nggak!" Tolak Delia lagi.

"Ihsss." Gerutu Devan.
"Punya calon istri yang ngga punya otak ternyata repot juga."Ucap Devan tidak santai. Sembari bergegas menggedong Delia ala bridal style.

"Mwehehe." Batin Delia cengengesan.

"Berasa mau berak." Ucap Devan menyinggung.
"Ngalama lagi gue kebela jadi dua." lanjutnya.
"Haha, Enak banget rasanya ngegendong bayi."Lanjutnya lagi.

Delia yang sedari tadi bersenandung. beralih menatap tajam ke arah Devan.

"Kalau berat bilang ajah babi. Jangan kaya gitu jadinyakan gemesin. Pen ngerontokin bulu keteknya elu." Ucap Delia merasa tersindir.

"Idih, Orang lagi belajar nyindir." Ucap Devan mengelak.

"Jan gitu yaa sayangg, Nanti malam pertama kagak gue kasih jatah baru tobat." Ucap Delia.
"Kalo gue ngga ngasih jatah, berarti Mama ngga bakalan punya cucu, Kalau Mama ngga punya cucu, Mati lo kesembeli ama Mama."Lanjut nya.

"Diem atau gue banting?" Ancam Devan.

"Peyukk ajah sayang." Goda Delia. sembari mengedipkan mata kepada Devan yang tengah menatap kornea mata miliknya.

"Ihh liat dehh."

"Uwu bangett."

"Gue jomblo woi."

"Uwupobia minggir, jangan sampe liat yang kaya gini."

"pengen yawlah."

"Cowoknya punya gue."

"Jangan pada ngarep."

"Apasih, Gitu doang juga."

"Alay tau nggak."

"Hooh."

"Kalau pada iri bilang ajah."

"Cowoknya anak boss loh."

"Tamvan banget anjim."

"Gue iri."

Sepanjang perjalanan. Devan dan Delia menjadi sorotan pasang mata. Yang tengah bekerja maupun pengunjung hotel. Namun Ke-duanya tidak perduli sedikitpun perkataan yang telah mereka dengar. Meski sebagian ada juga yang tak menyukai kehadiran Devan dan Delia.


* * *

"Tarraaaaa." Ucap Devan, setelah menurunkan Delia dari gendongannya. Dan memperlihatkan ruangan bak istana yang telah terdekor dengan megah.

"Wahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wahh." Ucap Delia kagum.
"Surga."Lanjutnya.
"Acaranya kapan?" Tanya Delia.

"Besok." Sahut Devan.

"Oh." Ucap Delia.

"Y." Ucap Devan.

"Kalau mau ngajak gelud bilang yaa bagong." Ucap Delia tidak santai.

"Apasih. Orang gue nyaut sesuai dengan bahasa lo juga ya kan?" Tanya Devan.

"Y." Sahut Delia.

"Kalau gue santet mati nggak ya?" Tanya Devan.

"Mati laa." Sahut Delia enteng.

"Nggak!" Ucap Devan tidak setuju.

"Matiii!" Ucap Delia.

"Gimana mau mati? Kan belum gue santet?" Tanya Devan.

"Bajingan." Ucap Delia Ngegas.

Tak terasa waktu berlalu, Setelah puas berkeliling, melihat ruangan yang akan menjadi saksi abadi Ijab kabul pernikahan Mereka. Devan dan Delia segera bergegas kembali ke rumah, Sebelum jam makan malam di mulai.




.

.

.
Sekiaaannnn
.

.

.

See you next part, Maaf dah buat kalian nunggu:) dan Jangan lupa Vote and komen yaa geng:*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DELAWA [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang