Author POV
Sudah lebih dari tiga jam Lee Gon menunggu Jeong Tae Eul di hutan bambu. Namun Jeong Tae Eul tak kunjung datang. Lee Gon berpikir, mungkin Jeong Tae Eul mempunyai urusan penting di kantor polisi yang harus segera diselesaikan. Sebenarnya, Lee Gon mempunyai telepon gengam yang dibelikan oleh Jeong Tae Eul untuknya, telepon genggam itu digunakan untuk menghubungi Jeong Tae Eul saat Lee Gon telah sampai dihutan bambu. Namun karena terburu-buru Lee Gon tidak membawanya hari ini.
Lee Gon mentap arloji ditangannya "Ada apa ini? Tidak biasanya dia terlambat?"
Lee Gon mulai merasa khawatir karena situasi ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Lee Gon memutuskan untuk menunggu Jeong Tae Eul hingga tiga puluh menit yang akan datang dan jika Jeong Tae Eul tidak datang juga, Lee Gon memutuskan untuk pergi kerumahnya. Sepertinya tidak akan terlalu mencolok untuknya jika datang kesana, karena sekarang sudah larut malam. Dia juga tidak datang dengan Maximus dan itu sangat membantunya.
Waktu pun bergulir begitu saja, Jeong Tae Eul tidak datang. Lee Gon memutuskan untuk pergi kerumah Jeong Tae Eul, alih-alih pergi ke kantor polisi. Pergi ke kantor polisi terlalu beresiko. Terlalu banyak cctv yang mungkin saja bisa merekam wajahnya.
Sepi. Rumah Jeong Tae Eul sepi. Kedai kopi Myeong Na Ri bahkan tutup. Lee Gon benar-benar kebingungan sekarang. Sempat terlintas dipikirannya, bahwa ternyata dia keluar dari gerbang yang salah. Namun kenyataan bahwa terdapat plang Dojang Pahlawan memupus keraguannya. Dia berada digerbang yang benar.
"Chogi-yo."
Lee Gon berbalik ketika mendengar seseorang seperti menyapanya. Itu Jo Eun Seob. Dia menghampiri Lee Gon dengan membawa bungkusan ditangannya.
"Apa kau mencari Jeong Tae Eul noona?"
"Ya. Apakah kau tahu dimana Tae Eul?"
Jo Eun Seob menyodorkan bungkusan yang dia bawa kepada Lee Gon. "Pakai ini dan ikuti aku. Dia yang menyuruhku. Noona sekarang ada dirumah sakit."
"Apa yang terjadi? Kenapa dia ada disana?"
"Dia ditusuk saat menangkap pelaku pembunuhan kemarin. Jangan Khawatir, dia baik-baik saja sekarang."
Lee Gon menghembuskan nafas, dadanya terasa sakit saat membayangkan Jeong Tae Eul terluka.
Jo Eun Seob menepuk bahu Lee Gon, menenangkannya. Raut khawatir sangat jelas terlihat diwajah Lee Gon. "Ah.. Siapa kau sebenarnya? Kenapa aku merasa seperti tak asing denganmu?"
Beberapa jam yang lalu
Jeong Tae Eul mengerjapkan matanya, berusaha membiasakan matanya dengan cahaya ruangan.
Myeong Na Ri mendekatinya. "Paman, dia sadar."
"Aigo. kau membuatku hampir mati." Pak Jeong mendekati Tae Eul.
"Aku akan memanggil dokter." Jo Eun Seob segera berlari keluar.
"Ah..Perutku."
Jo Eun Seob datang bersama dokter tak lama kemudian. Dokter itu langsung memriksa kondisi Jeong Tae Eul. Berkata bahwa kondisinya sudah membaik namun disarankan tetap beristirahat untuk beberapa waktu kedepan. Dokter itu pun pamit undur diri setelah sebelumnya menyuruh Pak Jeong untuk membeli obat di apotik.
"Aku akan pergi ke apotik dan keluar sebentar. Aku butuh udara segar."
Pak Jeong pergi, menyisakan Jo Eun Seob dan Myeong Na Ri disana. Tae Eul terperanjat teringat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King: Eternal Monarch - The Part From Our Story
RomanceSemasa hidup, walau bermacam pintu terbuka dihadapan kami. Walau waktu yang kami jalani bersama terkadang menjadi menyedihkan, Kuharap bisa mencintai tanpa lelah. Dengan itu kami... Memutuskan untuk mencintai takdir yang memilih kami Hanya hari ini...