Warning!!! Aku kabur dulu sebelum kalian bacaa 💃💃
Author POV
Suara derap langkah terdengar disepenjuru lorong istana yang sunyi. Sayup-sayup terdengar suara tangisan seorang anak laki-laki berumur empat tahun diujung ruangan. Anak itu berdiri di depan pintu kamar. Tangannya menggenggam sabuk taekwondo berwarna hitam yang terlihat sedikit lusuh karena warnanya yang tampak memudar. Lengan yang satunya ia gunakan untuk menutupi matanya yang mengeluarkan air mata.
Suara derap langkah semakin mendekat. Anak itu menolehkan kepalanya perlahan. Kemudian berlari dan menghambur menyongsong si pembuat suara langkah itu.
"Appaaa..."
Lee Gon tersenyum serta langsung berjongkok dan membawa putranya kepelukannya. Anak itu bersembunyi di ceruk leher Lee Gon dengan sesekali membersit hidungnya yang mengeluarkan cairan.
Lee Gon merenggangkan pelukannya untuk menatap wajah putranya.
Lagi? Pikirnya.
"Wae? Kenapa putra ayah menangis? Apa terjadi sesuatu?"
Anak itu menyodorkan sabuk hitam yang ia genggam sejak tadi.
"Ini. Shin Ahjumma membuat warna sabuk ini menjadi luntur. Padahal ini satu-satunya barang yang bisa mengingatkanku pada Eomma."
Lee Gon mengambil sabuk yang putranya berikan. Menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Menatap benda itu dengan lekat. Memorinya kemudian terputar pada masa saat-saat paling bahagia dihidupnya.
"Appa.."
Anak laki-laki itu tertegun ketika melihat air mata ayahnya yang mengalir begitu saja.
"Appa..." Sekali lagi anak itu bersuara, membuat Lee Gon tersadar dan segera menghapus air matanya.
"Ini masih terlihat bagus. Hanya sedikit bagian yang luntur. Tidak apa-apa, jangan menangis. Lain kali, biar ayah yang mencucikan ini untukmu."
Lee Gon berdiri dan mengulurkan tangannya pada anak itu.
"Kajja. Ayah akan membuatkanmu cemilan sore. Kau mau apa?"
Anak itu tak menyambut uluran tangan Lee Gon. Ia terlihat menunduk dengan wajah yang murung.
"Appa... kenapa eomma pergi meninggalkan kita? Kepala wanita istana Noh bilang aku harus menjadi anak baik jika ingin bertemu dengan Eomma. Tapi aku tidak pernah bertemu dengannya meski aku telah berusaha menjadi anak baik. Kenapa ayah? Kenapa?"
Mata Lee Gon terpejam, merasakan setiap himpitan yang menyesakkan dadanya. Air mata mengalir dipipinya. Dadanya begitu sesak dan menyakitkan ketika kembali mengingat momen terindah sekaligus menyeramkan dalam hidupnya. Ketika didepan mata kepalanya sendiri, ia harus melihat wanita yang begitu ia cintai tak berdetak lagi.
Lee Gon berlutut dengan wajah menunduk dalam, air mata mengalir dipipinya. Sesekali ia memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.
"Jeong Tae Eul!! Aku... tidak bisa. Ini terlalu berat untukku. Aku mohon."
Tangisan Lee Gon menggema diseluruh ruangan itu. Begitu memilukan bagi siapa pun yang mendengarnya.
"Jeong Tae Eul... saranghae. Neomu Jeongmal saranghae. Aku mohon jangan tinggalkan aku..."
"Appa!!"
Lee Gon mencoba mengangkat wajahnya untuk menatap putranya. Anak itu mendekati Lee Gon dengan tangan yang terulur untuk menghapus air mata dipipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King: Eternal Monarch - The Part From Our Story
RomantizmSemasa hidup, walau bermacam pintu terbuka dihadapan kami. Walau waktu yang kami jalani bersama terkadang menjadi menyedihkan, Kuharap bisa mencintai tanpa lelah. Dengan itu kami... Memutuskan untuk mencintai takdir yang memilih kami Hanya hari ini...