"Aku tidak pernah mencintaimu. Sejak pertamakali bertemu, sampai saat inipun aku tidak pernah memiliki perasaan padamu. Karena itu, enyahlah dari hadapanku. Ariel."
Ariel Marshwan.
Hanya mendengar nama saja, orang-orang takut dengannya. Bukan karena rupanya yang buruk, dia cantik, tapi justru hatinya berbanding terbalik dengan rupanya.
Terkutuk.
Saat pertamakali dilahirkan ke dunia, orangtuanya sangat memanjakan dirinya. Mencintainya melebihi permata manapun, membuat hidupnya bergelimang harta hingga menjadikan Ariel penyihir berparas cantik.
Milikku.
Itulah hal yang Ariel tanamkan dalam dirinya.
Ariel menjadi serakah. Usianya yang ke tujuh tahun, dia meminta untuk bertunangan dengan pangeran Alardo Castielloyang tidak pernah menyukainya.
Masuk akademi pada usia enam belas tahun, Ariel menjadi penguasa akademi dengan nilai sihir paling rendah. Menindas gadis baik bernama Isabella Calista hanya karena Alardo lebih memilih melirik gadis itu daripada dirinya.
Murka. Ariel menghancurkan satu-persatu nuraninya. Mencelakai Isabella lebih dari satu kali dan berakhir dirawat.
Ariel adalah iblis sebenarnya.
Lalu saat Alardo mengetahui yang sebenarnya, gelar bangsawan Ariel dicabut, keluarganya terombang-ambing dalam rasa malu. Putus asa. Akhirnya, Ariel berakhir mati membusuk di dalam penjara.
ʕ•ﻌ•ʔ
Kira-kira, seperti itulah kisah nahas antagonis bernama Ariel Marshwan.
Aku menamatkan novel itu satu hari sebelum kematianku.
Meraba-raba kedua pipiku, saat ini kedua iris sayuku mengerjap. Tercengang saking tak percayanya dengan pantulan cermin diriku sendiri.
Kenapa-
"KENAPA AKU HARUS MENJADI ARIEL?!"
Kepalaku pening. Melirik penjuru kamar yang dipenuhi pernak-pernik mewah yang membuat mataku sakit.
Aku mulai berpikir kenapa bisa menjadi seperti ini?
Oke. Aku adalah murid SHS yang tewas akibat tenggelam kehabisan nafas, yang sebelumnya membaca novel Love Revolusion sampai tamat. Novel yang berisi protagonis cantik bak malaikat dan antagonis jahat melebihi penyihir.
Aku bukan berpindah ketubuh antagonis, tapi aku memang terlahir kembali sebagai Ariel Marshwan. Singkatnya ini adalah kehidupan keduaku.
Dan bagaimana aku bisa mengingat masa laluku? Ini bermula saat kemarin. Ariel yang berlari dengan tali sepatunya yang belum terikat, dirinya bahkan tidak bisa mengikat tali sepatu sendiri dan berakhir terjatuh dari tangga mansion nya.
Tertidur selama setengah hari, dan mendapati kenyataan bahwa kematiannya adalah jalan terbaik agar orang-orang disampingnya bahagia. Memangnya adil mati seperti itu?
Tapi yang membuat Aku kesal adalah-KENAPA AKU HARUS KEMBALI MATI TANPA CINTA?!
Dikehidupan sebelumnya, Aku adalah murid tanpa mengenal cinta lawan jenis, meski banyak laki-laki yang menyatakan cinta padaku semasa itu. Tapi aku tidak pernah tertarik. Apa itu cinta? Apa dibutuhkan? Itu yang selalu aku pikirkan.
Dan sekarang, setidaknya Aku sebagai Ariel harus mendapatkan cinta seseorang sebelum menjemput ajal. Bukan dari Alardo. Aku tidak berminat.
Menarik nafas panjang, aku mencoba tenang. Menggali lebih dalam tentang seluk beluk novel yang aku singgahi. Ada empat lelaki yang ditaklukkan oleh protagonis wanita.
Pertama, Alardo Castiello, pangeran kerajaan Castiello yang tampan tapi berdarah dingin. Alardo juga adalah tunangan Ariel karena paksaan, dan setelah bertemu protagonis wanita, Ariel tersisihkan.
Kedua, Kenneth Walcott. Kerabat jauh keluarga Ariel. Karena orangtuanya meninggal, Kenneth tinggal dikediaman Ariel dan mendapat tekanan mental dari gadis penyihir itu.
Ketiga, Xhavier Zalogie. Putra penyihir kerajaan yang ramah dan baik hati. Tapi jika menyangkut protagonis wanita yang diganggu oleh antagonis, Xhavier bisa paling berbahaya. Semacam ular yang menyembunyikan racunnya.
Keempat, Nathael Dielle. Cowok penggoda. Diantara keempat pemeran pria, Nathael yang paling 'open' kepada semua wanita. Pertemuannya dengan protagonis wanita, membuat Nathael insaf dan mengejar cinta nya.
Kelima, seorang protagonis wanita, seperti yang digambarkan, Isabella Calista adalah sosok dewi yang menjelma sebagai malaikat untuk menaklukan empat tokoh utama pria. Latar belakangnya adalah gadis dari panti asuhan, karena memiliki keistimewaan sejak lahir, Isabella mendapat beasiswa di Akademi Ophelia.
Dan terakhir, antagonis wanita super jahat yang hanya bisa menindas. Dia adalah-
"Ariel."
Aku sontak menolehkan kepala melihat dua daun pintu kamar mewahnya yang terbuka. Sepasang suami istri masuk, mereka menatapku khawatir. Masing-masing duduk disampingku.
"Kamu sudah bangun sayang?"
Seorang wanita, ibunya memeluk dirinya sesaat dan menangkup kedua pipinya, menghujaminya dengan tatapan lembut."Masih ada yang sakit?" Sungguh, protagonis sesungguhnya adalah seorang ibu.
"E-enggak kok, Ma. Aku baik-baik aja."
"Syukurlah." Dibelakangnya, Papa mengelus dada lega. Duduk disebelehnya dan mengelus kepala Ariel sayang.
"Kamu bikin Papa sama Mama khawatir."
Ariel tersenyum kikuk. Bagaimana bisa.. Ariel Antagonis menghancurkan keluarga sebaik ini?
"Tadinya Papa dan Mama mau batalin acara pertemuan kita dengan Raja Loise dan Pangeran Alardo. Karena kamu sudah sadar, nggak perlu dibatalin kan."
Eh?
Ariel mengerjap dua kali. Mata bulatnya semakin bulat mendengar nama keramat itu disebut. A-alardo?!
Jangan bilang-
"K-kenapa ada pertemuan?"
"Kenapa? Ya tentu saja untuk meresmikan pertunangan kalian. Selamat ya, anak Mama tersayang. Mulai sekarang, kamu adalah tunangan Pangeran Alardo." Mama tersenyum manis, memberinya selamat diikuti Papa yang mengangguk bahagia.
Sial.
Ariel ingin menghilang sekarang juga.
****
Halo~ Selamat datang dikisah WHO MADE A VILLAIN~
Terimakasih banget untuk kalian yang baca karyaku ini. Ditunggu apresiasi kalian, jangan lupa vote dan komennya ya kawan:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Made Me a Villain
Fantasy[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SUDAH TERBIT] Ariel Marshwan. Antagonis wanita dalam novel percintaan berjudul Love Revolusion yang berujung menjemput ajal karena dosa-dosanya. Dosanya yang pertama, mengganggu protagoni...