Jasonic Scorpion Gilbert. Pemuda tahun kedua, 17 tahun yang memiliki sejuta penggemar perempuan. Untuk pertama kalinya, dihantam oleh seseorang yang menyebabkan tubuhnya mendarat diatas halaman akademi Ophelia yang keras.
Hell!
Pemuda itu meringis, menyentuh kepalanya yang berdenyut ketika sadar penggerakannya terbatas. Seseorang baru saja mendarat diatas tubuhnya! Dan itu, perempuan!
Baru saja beberapa detik yang lalu Jason memasuki area Ophelia, ketika tiba-tiba seseorang berteriak 'minggir' dan sesuatu langsung menghantam tubuhnya. Pemuda itu memiringkan kepala sedikit, mendengar rintihan seorang gadis yang perlahan mengangkat kepalanya.
Iris Jason terbius. Surai-surai putih keperakannya berhembus, kedua manik biru sedalam jelaga itu menatapnya. Sepersekian detik, bibir Jason terkatup rapat melihat gadis itu.
Dan saat bibir tipis gadis itu terbuka, Jason sama sekali tidak berkedip.
"Berhenti menatapku seperti itu, orang mesum."
Manik Jason berkilat. Kekagumannya seketika menghilang seperti hembusan angin. "Aku yang seharusnya mengatakan hal itu, gadis sinting. Jika kau ingin melompat dari atas pohon, setidaknya jangan mendarat diatasku. Minggir!"
Gadis itu mendengkus. Setelah pelan-pelan bangun dari keterpakuannya sesaat, dia menepuk dahinya mengingat sesuatu. "Astaga! Aku lupa upacara-nya."
Lalu dia pergi. Jason membuka-tutup mulutnya tidak percaya.
"Hei! Bahkan dia belum meminta maaf!"
Berdecak tidak percaya, Jason hanya bisa melihat punggung gadis itu yang semakin menjauh dengan laju larinya yang meningkat. Baru kali ini, ada yang berani terlambat di upacara penerimaan Ophelia.
Sedikit mencak-mencak tidak terima ditinggalkan begitu saja, Jason mendengkus. Dia menunduk, melihat sebuah pin nama tergeletak menyentuh ujung sepatunya. Jason mengambilnya, menatap lencana nama emas dengan nama seseorang yang tertera disana.
Ini milik gadis tadi. Memikirkannya membuat iris Jason berkilat, pemuda itu memasukkan lencana nama itu kedalam sakunya. Menatap lurus dengan sudut bibir terangkat pelan, "Aku menunggu pertemuan kita selanjutnya-
-Ariel Marshwan."
**
Iris Ariel berkedut. Gadis itu mengernyit melihat senyum sosok pemuda dihadapannya. Seragam hitamnya dengan dasi merah, juga lencana berbentuk Griffin menunjukkan bahwa dia berasal dari perserikatan Rank S atau disebut Griffin. Tempat dimana pemilik mana terbesar dan terhebat di Ophelia. Pemuda itu termasuk salah satu penguasa.
"Maaf tapi, bisakah kau mengembalikan pin namaku? Kau sudah memiliki milikmu sendiri," Iris Ariel bergulir melihat pin nama lelaki itu. "Jason Gilbert."
Jason tersenyum. Pemuda itu menatap pin nama ditangannya, bergantian dengan si pemilik dan beberapa orang dibelakang Ariel. Yang sejak tadi menahan diri untuk tidak langsung memukul pemuda itu. Jason menggeleng tidak percaya, rasanya seperti Ariel adalah emas yang dikawal oleh berlian.
"Kenapa aku harus memberikannya?"
"Kenapa kau harus memilikinya?"
Jason menutup mulut terkesima. Dia memutar mata, mendengkus saat sadar gadis dihadapannya tidak mudah ditaklukkan.
"Kembalikan lencana adikku, Tuan Gilbert." Kenneth mulai tidak tahan. Dia menatap Jason berkilat, berdiri disamping Ariel mengintimidasi.
"Tidak masalah. Dia bisa memiliki jika mau." Ariel berujar tanpa masalah, justru membuat Kenneth dan teman-temannya termasuk Jason mengernyit dalam. Tangan gadis itu menyentuh lencana nama Jason, membuat lelaki itu terdiam ditempat. "karena sepertinya, dia tidak cukup puas hanya dengan memiliki satu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Made Me a Villain
Fantasy[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SUDAH TERBIT] Ariel Marshwan. Antagonis wanita dalam novel percintaan berjudul Love Revolusion yang berujung menjemput ajal karena dosa-dosanya. Dosanya yang pertama, mengganggu protagoni...