-- Enjoy.***
Evelyn Seville.
Anak dari hubungan gelap Count Seville dan pelayan dikediaman nya. Ibunya meninggal setelah melahirkannya, membuat dirinya tidak pernah mengenal kasih sayang dan tinggal disebuah rumah kecil milik Count Seville untuk menyembunyikan perbuatan kejinya pada masyarakat luas.
Evelyn yang terlahir tanpa dosa justru menderita paling banyak. Istri pertama Count Seville selalu merundungnya, bahkan tidak segan memakai kekerasan. Kedua putrinya lebih kejam lagi, mereka tidak pernah membiarkan Evelyn tidur dan memperlakukannya seperti budak.
Diusia ke empat tahun, Evelyn dibawa ke kediaman Count Seville. Dikurung di kamarnya tanpa makan-minum jika melakukan kesalahan kecil. Mendapat penyiksaan demi penyiksaan sehingga dirinya tidak mengharapkan apapun lagi.
Ironisnya, Count Seville, ayah kandungnya sendiri sama sekali tidak melakukan apapun. Bahkan melirik saja tidak pernah. Pria itu adalah hewan buas bengis yang sangat Evelyn benci.
Monster.
Mereka adalah monster.
Ariel bergeming, seorang gadis takut-takut menunduk padanya. Tidak berani mengangkat wajah, bajunya kumal. Rambutnya lepek meski sudah ditata sedemikian rupa.
Dia- Evelyn.
"Saya benar-benar minta maaf atas kesalahan pelayan kami. Kami berjanji hal ini tidak akan terulang, dan Evelyn akan mendapat hukuman segera."
Count Seville menekan kepala Evelyn semakin menurun. Ev kesakitan, tapi dia berusaha menahan. Lagipula salahnya menyeret Ariel kedalam masalahnya.
Mata Ariel bergulir, tertuju pada luka lecet panjang ditangan Evelyn. Countess Seville yang menyadarinya segera menarik lengan baju gadis itu, melukis senyum. Luka itu pasti disebabkan oleh wanita bengis itu sendiri.
"Apa hukuman yang akan diberikan kepada Evelyn?" Ariel bertanya, dia menunduk singkat pada Evelyn yang mematung ditempatnya berdiri.
Alardo, pangeran berparas malaikat yang berdiri disamping ranjangnya menjawab, "Pelayan yang berani melukai majikannya ataupun keluarga kekaisaran akan dikenai hukuman penjara. Tapi karena dia masih dibawah umur, kemungkinan hukumannya akan diringankan."
Ariel mengangguk. Tidak lama dirinya mendadak merinding luar biasa ketika merasakan aura menguar di sekelilingnya.
"Tapi karena yang dilukainya adalah tunangan pangeran," Iris Alardo berkilat tajam. Seluruh ruangan diselimuti awan hitam. "meski dibawah umur sekalipun, hukuman akan dijalankan tanpa diringankan sedikitpun."
Ariel merinding. Dirinya ingat sensasi ketakutan ini saat pertamakali bertemu Alardo setelah ingatannya kembali.
Ditempatnya, Evelyn meremas tangannya resah. Keringat dingin mengucur membasahi pelipisnya. Matanya mengintip, diam-diam melirik Ariel yang juga menatapnya. Iris mereka bersinggungan, sebelum gadis itu memutuskan kontak mata dengan tarikan di sudut bibirnya.
"Dibawah umur ya." Ariel bergumam. Dia menatap Count dan Countess Seville sembari mengulas senyum kecil. "kalau boleh aku bertanya, apa ada hukuman mengenai penyiksaan anak dibawah umur? Mungkin seperti dipenjara atau terkena denda?"
Mereka terdiam. Kenneth berkedut, laki-laki yang berdiri di pojok ruangan itu menaikkan alis bingung. "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu, Ariel?"
"Hm? Tidak ada apa-apa sih." Ariel tersenyum, dia melirik Evelyn pelan. "hanya penasaran saja."
Kenneth tidak habis pikir. Dia melirik Alardo, menghembuskan nafas singkat ketika sadar proses penghukuman orang yang membuat adiknya terluka sedikit lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Made Me a Villain
Fantasy[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SUDAH TERBIT] Ariel Marshwan. Antagonis wanita dalam novel percintaan berjudul Love Revolusion yang berujung menjemput ajal karena dosa-dosanya. Dosanya yang pertama, mengganggu protagoni...