"Pesta Ulang tahun?"
Ariel membeo bergidik. Gadis bergaun pink bunga itu bergeser tak nyaman ketika irisnya bersinggungan dengan iris kelam cowok didepannya.
Sepuluh menit yang lalu semuanya baik-baik saja. Ariel bangun, sarapan dan mengunjungi kamar Kenneth. Mereka membaca buku bersama, tidak ada hal yang aneh.
Tidak sampai kedatangan seseorang tak diundang, rumah justru menjadi tempat horor seperti film kebanyakan. Atmosfer dalam ruangan memberat, menekan Ariel untuk menunduk tak berani melihat.
Sosok didepannya ini..
"Hm-mm. Marquess Dielle akan mengadakan pesta ulangtahun anak kembar mereka. Aku bermaksud mengajakmu pergi bersama," Bulu kuduk Ariel meremang, sorot Alardo menghunusnya lurus. Lelaki itu menekankan. "sebagai pasangan."
Sial. Perut Ariel mulai melilit.
Apa yang iblis bertopeng malaikat ini rencanakan?!
Berdua dalam satu ruangan bersama Alardo saja dirinya nyaris pingsan. Bagaimana jika mereka satu kendaraan?! Ariel yakin dirinya mati ditempat.
Ingin menolak, tapi Ariel belum memiliki keberanian menolak pangeran protagonis itu. Alardo masih pemegang hak penuh mengaturnya, meski sejujurnya laki-laki itu tidak tau aura yang dikeluarkannya sangat tidak bersahabat sejak tadi.
"Itu.."
"Hm?"
"Se-sebenarnya.." Ariel berkeringat.
"Ya?" Alardo semakin menyorotnya serius.
Ariel tidak bisa menghindarinya. Dirinya tidak mau keluar dari ruangan dengan kepala dan tubuh yang terpisah. Meski sebenarnya untuk mengangguk saja kepala Ariel menolak setengah mati. "Aku-"
"Ariel."
Kedua daun pintu terbuka, Ariel menghembuskan nafas lega beberapa kali. Gadis itu melemaskan tubuhnya melihat Kenneth masuk kedalam ruangan.
Tunggu.
Tubuh Ariel menegak. Kenapa Kenneth ada disini?!
Laki-laki berpakaian abu-abu itu mengulirkan matanya, sempat bersitatap dengan iris kelam Alardo sesaat sebelum mengacuhkannya. Dia melengkungkan senyum manis ketika pandangannya mengarah pada Ariel. "Ariel. Kenapa lama sekali?"
Kenneth berjalan melewati Alardo, menghampirinya. Cowok itu sama sekali tidak mengindahkan keberadaan suram Alardo yang semakin menguar, Ariel merinding saat Kenneth menarik tangannya seiring dengan sorot mata Alardo yang berkilat. "Aku sudah menyiapkan pudding kesukaanmu di taman. Ayo kita baca buku bersama lagi."
"Heh~" Sudut bibir lelaki itu tertarik membentuk senyum miring. Alardo pelan-pelan menyorot bengis. "jadi karena cecunguk ini kau berniat menolak pertunangan kita?"
Ceguk. Ariel cegukan.
Kenneth mengerutkan alis. Melirik tajam lewat ekor matanya. "Lalu apa masalahnya? Ariel berhak memilih dengan siapa dia akan bersanding."
"Jangan bercanda. Aku tunangannya."
"Tidak lama lagi."
Alardo berdiri. Raut kejamnya semakin kental kala irisnya dan Kenneth saling bersitatap tegang.
Ditengah cegukannya, Ariel menangis dalam hati. Ingin berteriak; Tolong pergilah dari rumahku wahai kalian protagonis pria!
"Nah, Ariel." Gadis itu meneguk ludah. Tidak berani bergerak dibawah tatapan menyeramkan yang menghujamnya. Alardo tersenyum manis. "apa kau ingin menjelaskan sesuatu padaku?"
***
***Jika aku mati hari ini, tolong berikan aku kehidupan normal dikehidupan selanjutnya.
Ariel berdoa dalam hati. Gadis itu duduk dibawah dua tatapan yang saling mengirim sinyal permusuhan. Alardo duduk didepannya, sementara Kenneth disampingnya, setiap Kenneth tak sengaja menyentuh tangannya, intensitas tatapan Alardo semakin menajam.
"Pangeran, aku sudah mengatakan dia kakakku. Bisa berhenti menatap kami seperti itu? " karena kau mirip tukang jagal yang sedang memindai bagian tubuh mana untuk dipotong lebih dulu.
"Apa kau khawatir Kakak angkatmu tidak nyaman dengan tatapanku?"
"Ya, aku tidak nyaman. Kau mirip tukang jagal yang memindai bagian tubuh mana yang akan dipotong lebih dulu."
Oke. Ariel terkejut. Gadis itu mengerjap sekali, mengusap tengkuk lehernya yang dingin. "Aku sudah menjelaskan semuanya, Pangeran."
"Aku mengerti. Kenneth Walcott, aku memaafkan tingkah tidak sopanmu karena kau kakak tunanganku."
Ada yang salah dengan otaknya? Kenneth bertanya lewat tatapan. Ariel mengangguk saja.
"Sekarang berbicara mengenai ajakanku ke pesta ulang tahun Dielle." Atmosfer sedikit lebih tenang, meski aura permusuhan belum surut sepenuhnya. Alardo memiringkan kepala, bertanya lugu dengan sorot menuntut. "kau bersedia?"
"Tidak."
Eh? Ariel mengerjap. Menoleh kesampingnya kilat. Bibir Kenneth terbuka, menyalak pada Alardo. "Kau tidak lihat adikku tidak suka dengan usulanmu? Jangan menekannya Pangeran."
Alardo berkutik. Laki-laki itu menoleh, menyorot Ariel yang tersentak ditempat.
Apa dirinya.. terlalu memaksakan keinginannya pada Ariel?
"Ariel, apa kamu .. benci padaku?" Laki-laki itu menunduk, memandang Ariel nanar. Sontak membuat bahu Ariel menegang.
Yang Ariel tau, selama ini Alardo hanya memiliki seorang ibu yang peduli padanya. Alardo menyayangi sang ibu seperti nyawanya sendiri. Dia akan menjaga sesuatu yang menjadi miliknya, bahkan makhluk hidup. Itu sebabnya saat sang ratu meninggal dunia, Alardo hancur. Itulah mengapa, dikisah Alardo dalam novelnya, momen cowok itu dan Isabella yang paling Ariel suka.
Karena akhirnya Alardo menemukan cahayanya yang sempat hilang.
Dan melihat salah satu protagonis pria yang Ariel tau masing-masing penderitaan mereka, rasanya tidak menyenangkan.
"Tidak." Ariel membuka bibir tiba-tiba. Sorot gadis itu meredup lembut, Alardo tertegun. "aku tidak benci Pangeran."
Ariel mengalihkan padangannya, sedikit bergidik. "Untuk perihal pesta ulang tahunnya, bisakah kita pergi bersama Kak Ken juga?"
"Aku mengerti." Alardo mengangguk merespon. Laki-laki itu seakan tidak berada ditempat, surai-surai cantik Ariel yang diterbangkan angin justru membuat pandangannya semakin terkunci. "Kita akan pergi bersama."
Kepala Ariel terangkat. Mengerjap setengah tak percaya. "Benarkah?" raut gadis itu seterang bulan. Senyumnya merekah manis. "Terimakasih, Pangeran."
Dan, Alardo. Laki-laki itu menggores senyum manis, meski dibelakang irisnya diam-diam melirik Kenneth yang menyorotnya datar.
Alardo akan melakukan apapun.
Apapun untuk mendapatkan cahayanya kembali, mendapatkan-
-Ariel.
****
Haloooo gaessss, bagaimana kabar kalian?
Cung yang kangen Ariel dkk?🙋
Makasih banget buat vote, komen kalian di bab sebelumnya, fix aku terharu atas apresiasi kalian meski aku jarang bales. Terus dukung aku dengan vote, komen dan follow bagi yang belum. Pliss😚
Pesan kalian untuk Ariel dkk kita👇
ARIEL
ALARDO
KENNETH
AKU
See Next Chapter👋
I luv yu All💜
Spoiler: bab selanjutnya satu dari mereka muncul. Tebak siapaaa hayo?
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Made Me a Villain
Fantasy[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SUDAH TERBIT] Ariel Marshwan. Antagonis wanita dalam novel percintaan berjudul Love Revolusion yang berujung menjemput ajal karena dosa-dosanya. Dosanya yang pertama, mengganggu protagoni...