Taehyung membuka pintu dan terkejut melihat jimin yang masih menangis ditempat ia berdiri.
Bolehkah jimin berharap taehyung akan memeluk dan mengusap air matanya, atau setidaknya memegang bahunya untuk menenangkan.
Jimin sangat ingin berharap sekarang. Sesakit apapun, perasaannya sudah terlanjur jatuh amat dalam.
"Jangan mencintai ku jimin.. Kamu akan menyakiti perasaan mu sendiri.. "
Hanya dengan kalimat itu, taehyung kemudian pergi meninggalkan jimin yang terluka dan kecewa.
******
"Wahh akhirnya eomma akan punya cucu.. "
Jimin yang duduk diantara ibu dan ayah mertua hanya tersenyum manis seraya memainkan jari-jari mungilnya.
Sesekali matanya melirik penuh harap pada taehyung yang terlihat acuh. Bagaimana pun ini anak taehyung juga kan.
"Heh mau kemana kamu? "
Taehyung tak menggubris pertanyaan sang eomma dan terus melangkah keluar dari rumah.
BLAMM
"Oo dasar anak kurang ajar.. Istrinya sedang hamil bukannya ditemani malah keluyuran"
'Gwenchana jimin gwenchana..'
Tes
Tes
Jimin buru-buru menghapus air matanya.
"Eomma.. Jimin mau istirahat dulu boleh? ""Eh tentu sayang.. Mau eomma antar? "
"Tidak perlu eomma.. "
******
"Kamu dari mana?"
Melihat taehyung yang sempoyongan membuat jimin memapahnya hingga ke sofa. Kondisi taehyung tidak memungkinkan dibawa sampai kamar.
Si pria manis pun berlutut untuk melepas sepatu yang taehyung pakai.
"Jim.. "
"Ne? "
"Gugurkan saja bayi itu"
PLAKK
Air mata jimin kembali menetes dan ia menatap tak percaya pada taehyung. Kenapa pria ini berubah. Kenapa semakin hari sikapnya tak lagi membuat jimin paham.
Taehyung bangkit berdiri dan meremat pundak jimin dengan keras.
"Aku akan memberimu banyak uang. Gugurkan bayi itu!"
Dengan sekuat tenaga jimin mendorong tubuh taehyung.
"Kamu jahat tae.."
"JIM! "
Jimin mengabaikan taehyung yang meraung memanggil-manggil namanya.
Pria manis itu mengunci pintu dan terus menangis dibawah selimut*****
"Tumben sekali istri kesayangan mu tidak menyiapkan sarapan"
BRAKK
Apel ditangan Yoongi sampai menggelinding karena terkejut.
"Apa maksud mu bicara begitu"
"Benarkan dia istri kesayangan. Kamu pikir aku tidak tau tiap malam kamu akan pindah tidur di kamarnya! Kamu pikir aku tidak tau kalau kamu membelikan keluarga miskinnya rumah dan mengirim uang bulanan pada mereka!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Short Stories
Short Storyberisi kumpulan kisah romansa yang berbeda pair dan genre disetiap chapternya