Dancing With Your Ghost (end)

2.4K 214 19
                                    

Hari yang seharusnya jadi pelaksanaan upacara janji suci kini berubah menjadi upacara duka.

Jangan tanya bagaimana perasaan kedua belah pihak keluarga, pastinya sangat shock dan hancur. Ibu jimin sampai pingsan dan tidak sanggup menghadiri upacara pemakaman anak semata wayangnya.

Dan jangan tanya pula perasaan taehyung. Sakit dan luka yang ia rasakan sungguh tak terucap. Satu-satunya pria yang ia kenal sejak lama dan cintai sangat dalam telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Jasad jimin dipakaikan jas pernikahan dan wajahnya juga dirias. Sebelum peti ditutup, taehyung melangkah mendekat kemudian menyematkan cincin nikah mereka ke jari manis jimin.

"Aku mencintaimu sayang... "

Diciumnya kening jimin yang pucat seraya air matanya jatuh.

"Tae.. "

"Gwenchana ibu.. "

Taehyung menarik ingus serta mengusap kasar matanya. Sungguh melepas jimin setelah semua masa-masa susah senang bersama adalah hal tersulit dalam hidupnya.





*****

Taehyung menangis didalam kamar rumah barunya. Rumah yang seharusnya ia tinggali bersama dengan jimin. Tempat untuknya pulang dan membangun keluarga kecil yang bahagia.

Namun kini bangunan itu hanya berdiri tanpa arti. Hatinya sangat kosong dan sedih.

Foto almarhum tercinta sudah basah karena air mata yang tak kunjung reda menetes. "Aku merindukanmu sayang.."

Sesaat dirinya tersenyum mengingat tawa jimin yang begitu manis. Namun tak lama senyum itu dengan lancang dilewati air mata.

"Aku sangat merindukanmu.."

Tae..

Mata taehyung terbuka saat ia mendengar suara selembut kapas memanggil namanya.

Apakah taehyung berhalusinasi atau bahkan mungkin sudah gila?

Dia melihat jimin dengan jas pengantin berdiri dan tersenyum dihadapannya.

"Sayang.."

Jimin menangkup pipi taehyung dan menghapus air matanya. Iris mereka bertemu pandang dan terlihat taehyung begitu terluka.

"Sayang..."

Taehyung tak kuasa menahan tangis nya yang semakin pecah dan lara. Si manis segera membawa taehyung kedalam dekapannya.

Jangan menangis tae.. Aku disini

"Aku merindukanmu sayang.."

Aku disini..

Taehyung membuka mata dan hantu jimin masih tersenyum padannya. Si pria tan kembali melesakkan wajahnya pada dada si manis dan menangis disana.
















****

Didalam sebuah ruang kaca penuh cermin taehyung dan jimin berdansa ditemani pantulan cahaya bulan.

Si pria tampan tersenyun lebar seraya terus memandang wajah jimin. Bahkan seiring keduanya larut dalam cinta dan dansa, tanpa sadar kaki taehyung sudah tak lagi menyentuh tanah.

Pria tan itu terbang bersama jimin dan masih menari bersama.

Yang ia rasakan saat ini hanya perasaan sukacita. Semua kesedihan dihatinya sirna saat jimin memeluknya. Semua kekosongan dijiwanya redup seiring jimin jatuh kerengkuhannya.

"Aku mencintaimu.."

Taehyung membelai rambut jimin diatas ranjang dengan lembut kemudian mengecup bibirnya. Tepat saat fajar menyingsing jimin pun menghilang sedang taehyung tertidur.














****

5 tahun kemudian

Taehyung datang kerumah orang tuanya seperti yang biasa ia lakukan saat musim natal tiba. Seluruh keluarga berkumpul dan terlihat banyak anak kecil pertanda saudaranya yang lain telah berkeluarga.

"Paman membawakan hadiah"

"Wahhh"
"Waww"

Para ponakan itu merasa sangat senang dengan hadiah yang taehyung berikan. Dasarnya memang penyayang anak-anak, taehyung tidak pelit dalam hal memberi hadiah dan uang pada mereka.

"Trimakasih pamannn"

"Nee.. "

Taehyung tersenyum kotak seraya membelai rambut ponakan kecilnya yang rata-rata masih balita semua. Pria tan itupun kemudian duduk di kursi makan bersama keluarga yang lain.

Ibu taehyung tersenyum sendu melihat taehyung. Anak-anak nya yang lain semua sudah bahagia menikah dan berkeluarga tapi sampai detik ini, putra sulungnya itu masih memilih sendiri.

"Tae.. Apa kamu tidak punya keinginan menikah lagi? Setidaknya milikilah teman dekat agar tidak kesepian.."

Mendengar kalimat itu taehyung hanya tersenyum seraya meminum tehnya. "Tenanglah ibu.. Aku sudah memiliki teman dekat dan tidak kesepian.."

Raut sendu nyonya kim berubah ceria mendengar penuturan sang putra. "Sungguh..Kapan kamu mengenalkannya pada ibu??"

"Ibu sudah mengenalnya.."















****

Taehyung pulang pada malam hari. Sesampainya dirumah, dirinya disambut oleh semua lampu yang tiba-tiba menyala.

Pria tan itu tersenyum kemudian melangkah masuk menuju ruang tengah dimana terdapat sebuah pohon natal yang telah dihias dan banyak sekali kado.

"Kamu tidak perlu repot-repot melakukan ini sayang.."

Sekelibat angin berhembus dan sebuah tangan mungil telah melingkar dipinggang taehyung.

Sang pria tampan memejamkan mata merasakan cumbuan pada pipinya.

Selamat natal tae..

"Selamat natal sayang.."

Piringan hitam mulai berputar sendiri memainkan iringan natal. Taehyung membalik badannya kemudian menciumi jimin.

Ditengah salju yang mulai turun diluar, taehyung merasakan kehangatan dalam setiap sentuhan cintanya.

Meskipun dia hanya akan ada ketika malam dan pergi menjelang fajar.

Itu sudah lebih dari cukup bagi taehyung.

"Aku mencintaimu istriku.."

Jimin terkekeh seraya membelai rambut taehyung dipangkuannya. Disentuhnya hidung bangir sang pria kemudian turun kebibir.

Aku juga mencintaimu suamiku..

Taehyung mengecup jari manis yang berada diatas bibirnya. Nampak cincin nikah dijari mungil itu berkilau.

Seiring perasaan hatinya semakin hangat taehyung pun perlahan memejamkan mata.

Jika jimin disisinya, taehyung tak perlu orang lain. Dia sudah mendapatkan belahan jiwa sekaligus sahabat terbaik.














The end



























Ada yang kangen sama short story vmin??
:3














Random Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang