Bledar!
Suara pintu terbuka dengan paksa dan keras disusul suara langkah kaki memasuki ruangan dengan tidak sabar.
Di perjalanannya, ia melempar dokumen yang dibawanya hingga kertas-kertas yang ada di dalam map itu beterbangan sebelum tercecer di atas lantai. Seakan hardfile tersebut hanyalah sampah tidak berguna.
Dapat dilihat bahwa ia tidak dalam mode baik-baik saja. Wajahnya merah padam, rahangnya terkatup dengan keras dan tangannya menggenggam erat hingga buku jarinya memutih.
Saat sampai di depan meja kebesarannya, ia mendengar suara langkah mengekor dari belakang. Matanya sedikit melirik ke arah suara tersebut, dan saat mendengar suara pintu terkunci, ia berteriak.
"Aarrrggghh!"
Prang!
Kluntang!
Bug!
Suara barang terjatuh beriringan dengan teriakannya.
Ya.. ia membuang semua barang-barang yang ada di atas meja dengan satu kali usapan lengan. Tidak peduli jika barang tersebut berharga mahal, penting dan sangat dibutuhkan di kemudian hari.
Ia tidak peduli.
Nafasnya menggebu-gebu, dadanya terasa panas dan ingin meluapkan segala kemarahan dalam dirinya saat ini juga.
Prang!
Sekali lagi ia membuang barang berharga di atas mejanya. Tidak peduli jika seseorang di belakangnya sedang melihatnya sambil geleng kepala.
"Tunggu, jangan yang itu!" Teriak seorang gadis dari belakang, berlari menghampiri gadis yang sedang dalam emosi tinggi dan mencegah tangannya dari melempar laptop berlogo buah nanas tergigit.
"Aish!" Kesalnya. Melepas laptop tersebut hingga kini berpindah tangan ke seorang gadis di sampingnya.
Meninggalkan gadis tersebut yang sedang meletakkan kembali laptop diatas meja, gadis yang sedang emosi itu berjalan menuju kaca besar yang digunakan sebagai jendela ruangan.
Mata onyxnya menatap ke depan, dan jauh di depan sana ia bisa melihat gedung gedung bertingkat serta cantiknya sungai Han.
Hah~
Helaan nafasnya panjang. Mencoba mengatur emosinya agar kembali tenang.
"Kita belum kalah Tae, masih ada hari lainnya."
Dari ekor matanya, Tae melirik seorang gadis yang bersuara dari belakang. Dan tanpa merespon kalimat tersebut, ia kembali mengamati jalanan di sepanjang pinggir sungai Han.
"Ayolah Tae, ini hanya project biasa. Aku janji, big project akan kita menangkan setelah ini." Hibur gadis tersebut.
Taeyeon yang tidak mengerti maksud dari gadis lain segera menoleh dan memberikan kerutan dahi.
"Kau tahu, project hotel di Jepang akan dibuka bulan depan." Jawab gadis tersebut santai, memunguti kertas-kertas serta barang yang dibuang Taeyeon tadi.
Meninggalkan beberapa barang yang sudah rusak untuk nanti dibersihkan OB. Ia menata kembali barang tersebut ke tempatnya.
Namun Taeyeon yang masih dilanda emosi tidak ingat tentang project yang dibicarakan sang sekretaris di depannya ini. Hingga ia berbalik dan menuntut penjelasan lebih dari gadis lain melalui tatapannya.
"Seharusnya kau lebih banyak mengkonsumsi minyak ikan, agar daya ingatmu lebih tajam dari tatapanmu itu." Jawab sang gadis dengan setelan rok mini dan blous putih gading. Memutar bola matanya malas melihat Taeyeon yang menatapnya tajam dan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Machine
Fanfiction21+ ---------------------------------------------- Its about Mistake and Regret. ---------------------------------------------- Taeyeon seorang yang dingin, tidak percaya akan cinta dan berambisi untuk mengambil alih perusahaan keluarga. Tiffany, se...