Dikala sore merindukan senja
Aku disini merindukanmuDikala bulan merindukan bintang
Aku disini merindukan dekapmuMungkin selama ini yang kau tau,
Aku bahkan tak pernah peduli terhadapmuNamun Tuhan, langit dan bumi tau
Betapa aku mencintai dirimu
Betapa aku mencintai senyum dan tawamuKini, semua hanya angin lalu
Yang pergi meninggalkan daun untuk jatuh dan berguguranSeperti sang bagaskara yang terganti oleh rembulan dan para bintang
Mungkin ia memang lebih baik,
Dapat ungkap rasa yang dirasanya terhadapmuTapi percayalah,
Bila cintaku padamu melebihi ia yang mencintaimuTanya saja Tuhan,
Seberapa bosan ia mendengar namamu dalam setiap doaku?Atau, tanya pada bintang
Seberapa sering aku menyatakan rindu padamuBahkan angin pun mengerti
Seberapa banyak air mata yang keluar karna merindukanmuMereka adalah saksi,
Bahwa betapa besar rasaku tersimpan rapi atas namamu:)Aku mencintaimu
Meski tanpa kau tau
Dan tanpa ungkapan rasaTapi aku lupa,
Bahwa kamu hanya manusiaYang butuh sebuah ungkapan rasa
Bukan hanya tindakan yang sudah terlalu biasa untuk kau dapatkanOkto,2k20
![](https://img.wattpad.com/cover/239067203-288-k751900.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Senandika
PoesíaOn Going🔰 Sekumpulan tulisan absurd yg terlintas dalam bentuk karya sastra^^ Bercerita tentang aku, kamu, dan segalanya tentang kita. Masih dalam masa pemula yg butuh banyak belajar mengenai sastra. Yg mengungkap dan merangkai kata sedemikian rupa...