Brak!Bunyi bantingan pintu kamar Ian yang sangat keras.
"Ian! Ian gak ada Ro?"
"Kita cari ke kamar Aldi hyung"
Hasilnya tetap nihil, Aldi dan Ian sama sekali tidak ada di sana. Ta da-tanda Ian juga tidak ada.
"Riska! Ris...kamu liat Aldi?"
"Liat, tuan. Lagi berenang di kolam renang" ucap salah satu pembantu mereka yang baru, Riska.
"Makasih Ris. Ayo Ro!"
Bergegas, Tama dan Roam berlari ke lokasi yang sudah di beri tau oleh Riska.
Yang di dapati, Aldi sedang duduk di kursi santai dan Ian yang full naked duduk di atas junior milik Aldi yang terbungkus celana boxer.
Tangan Aldi menyentuh pinggang Ian, meminta supaya Ian menggoyangkan pinggulnya. Memuaskan junior milik Aldi yang masih tegang.
15 menit sebelum Tama dan Roan sampai ke rumah, Aldi sudah lebih dulu membobol Ian di dalam kolam.
"Ahhmppp tu..tuan? Ah hahh ahhhh ah ah" desah Ian merasakan sakitnya junior Aldi yang terus menerobos masuk holenya yang sebelumnya sudah di berikan pelumas.
"Sttt ah Ian~kamu terlalu jepit punya gue"
"Sakit..." rengek Ian.
"Sebentar lagi jadi nikmat, aahhhhh keluarin desahan kamu sayang"
Bunyi percikan air kolam karena hentakkan Aldi yabg terlalu keras menambah suasana sex mereka semakin panas.
"Tuannnn ahggk dalem ahhh ah hiks"
"Ughh! Gue mau keluar, tahan sedikit lagi, tahan!" Aldi memaksa masuk juniornya lebih dalam lagi ke hole Ian.
"Akhhh! Ah! Ah! Tuan!! Tuan!"
"Ahhhh kamu lebih nikmat dari pada yeoja yang biasanya gue masukkin" ucap Aldi setelah mengeluarkan semua pejuhnya di dalam hole Ian, lelehan pejuh Aldi keluar menyatu dengan air kolam.
"Ah!" Aldi menghentak keras juniornya sekali membuat Ian mengerang kesakitan di buatnya.
"Gue masih belum puas, tapi kita udahin aja dulu" Aldi langsung melumat bibir Ian, menggigit gemas dengan pelan.
"Pasti Tama, Roan udah sadar kalau di tipu gue" ucap Aldi dalam batinnya.
"Hah...hah...hah..." Ian sangat kelelahan, di bawah sana juga terasa sakit dan perih.
Back,
"Hyung!" bentak Roan yang emosinya meluap-luap.
"Oh? Mana roti sama kopi pesenan hyung?" tapi Aldi hanya santai saja tak ada yang di permasalahkannya.
"Udah Roan buang!"
"Oh aja kalau gitu. Ayo terus goyang, Ian~"
Tetesan air mata Ian mengenai dada bidang Aldi, jari jemari Aldi langsung mengusap air mata Ian yang terus menetes, menahan sakit yang luar biasa.
"Ian, ayo sini ikut hyung" Roan menggendong tubuh mungil Ian, menjauh dari napsu Aldi yabg menggebu-gebu.
"Sakit hyung.....hole Ian sakit"
"Kita obatin ya Ian, sabar ya.."
"Hoi Tama Roan, awas nanti kalian bakal terangsang liat Ian"
"Banyak ngomong lu" jawab Tama yang sudah benar-benar kesal.
________________________________________
Sejam mereka menunggu Ian benar-benar tertidur pulas. Sedari tadi Ian terus menerus seperti orang ketakutan, melihat ke arah sudut ruangan juga pintu kamarnya.
Mereka tau pasti, Ian merasa trauma untuk kejadian tadi.
Tama dan Roan memutuskan untuk tidur bertiga di kamar Ian, menjaga Ian dari jangkauan Aldi lagi.
Pagi 07.33,
Aldi, Tama, dan Roan berkumpul di ruang tengah. Mendiskusikan permasalahan yang terjadi pada Ian.
"Sebentar lagi Ian bakal stop di rumah kita. Tapi trauma Ian sekarang semakin parah gara-gara Aldi hyung" ucap Tama memperhatikan mimik wajah Aldi yang santai.
"Terus?" tanya Aldi.
"Kita harus cepet obatin Ian, kalau telat kita obatin. Ian bakal gangguan mental. Bisa-bisa eommanya bakal nuntut kita" jelas Tama.
"Hyung nikahin Ian, gimana menurut kalian berdua wahai para dongsaeng yang hyung kasihi" sontak kedua dongsaengnya terkejut dengan ucapan hyungnya menikahi Ian(?)
"Yang ada dia kesiksa di sex sama lu tiap hari" ketus Tama.
"Betul tuh" Roan yang sedsri tadi diam hanya bisa membenarkan ucapan Tama.
"Kalau udah nikah gak apa-apa main kalau tiap hari"
"Gila" celetuk Roan. Merinding mendengar ucapan hyungnya yang terdengar sangat liar.
Terima kasih bagi yang sudah memberi saran/kritik,,,jadi saya bisa memperbaiki lagi ^o^
Tepat semangat belajar di rumah dan jaga kesehatan...
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] 3 Top 1 Bottom [SlowUpdate]
RandomPROSES REVISI Tiga orang tertarik pada seorang namja manis yang bekerja menjadi pembantu di rumah mereka?