"Shit...kenapa coba Ian suka sama Aldi Hyung? Dia kan udah tua, mending milih gue aja yang masih fresh, lebih ganteng juga" keluh Roan yang berbaring diatas kasur king size miliknya."Hahaha gue mikir apaan dah? Kenapa gue malah cemburu, Ian kan suka sama Aldi Hyung"
Roan terdiam beberapa saat memikirkan Ian, hatinya terasa sakit mendengar bahwa Ian menyukai Aldi.
"Roan!" teriakan Tama yang menggelegar dari lantai bawah membuyarkan pikirannya.
Tidak biasanya Tama berteriak-teriak di rumah, tanpa berpikir panjang lagi Roan langsung cepat-cepat menuju bawah.
Langkah kaki Roan dengan cepat menuruni satu per satu anak tangga dan dibawah sana ada Tama yang sudah menunggunya. Sementara tatapannya melihat kearah lain.
"Ada apa hyung?" tanya Roan malas.
"Ian kenapa Ro? Gak biasanya Ian kaya gitu. Di pegang secuil sama gue aja udah mirip kaya kucing mau ngajak gelud, lah ini di pegang sama Aldi hyung malah ketagihan" mata Tama terus melihat tajam ke arah Aldi yang sengaja mendudukan Ian diatas pangkuannya.
"Gak tau" kedua pundak Roan menaik secara bersamaan "yang pasti sebelum Tama Hyung pulang, tadi Aldi Hyung..." Tama penasaran dengan ucapan Roan yang menggantung, tapi pikiran penasaran Tama terbelok ketika melihat Aldi mengusap-usap paha putih Ian.
"Ceritanya nanti aja deh, bantuin hyung misahin mereka berdua dulu" pinta Tama yang sedari tadi sudah jengkel melihat tangan Aldi yang terus menyentuh tubuh Ian.
"Dengan senang hati bakal Roan bantu" Roan dan Tama tersenyum jahat ke arah Aldi.
"Nanti hyung bakal cekal tangan Aldi hyung, sementara lu langsung bawa kabur Ian ke kamar. Ngerti?"
"Ngertilahhh"
"Bawa kabur Ian-nya cepetan Ro!" Tama memeluk tubuh Aldi yang sedikit lebih besar darinya untuk mengcekal pergerakannya.
"LEPASIN!" ronta Aldi dan berusaha memberontak pada Tama yang terus menahannya.
Sementara Roan sudah berhasil membawa kabur Ian ke dalam kamarnya.
"Ian, Ian disini dulu ya" ucap Roan dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan berusaha balik lagi ke bawah menolong Tama.
Ian hanya menjawab dengan anggukan kecil, pipinya basah karena benang saliva miliknya dan Aldi.
Sebentar tangan Roan mengelus surai rambut Ian yang berantakan dan segera Roan langsung melangkah keluar mengunci pintu kamarnya dari luar.
Brakk!
Terdengar bunyi meja dan kursi yang terdorong dari lantai bawah, ruang tengah. Mungkin saja Tama dan Aldi sedang berkelahi dibawah sana, akhirnya Roan lebih mempercepat langkahnya.
Tubuh Tama sudah tersungkur di lantai dengan keadaan yang sudah berantakan dan Aldi berada di atas tubuh Tama sambil menarik kerah baju milik Tama.
"Berani lu berantem sama hyung sendiri!" sekali lagi pukulan mendarat di pipi kanan Tama dengan kuat hingga membuat pipi Tama menjadi lebam.
"Hahaha sejak kapan gue takut sama lu, hyung?" ejek Tama menantang Aldi.
"Kamu minta di hajar!" mata Tama terus menatap tajam pada Aldi yang hendak memukulnya lagi.
"Udah berenti!" lerai Roan yang sudah menahan tangan Aldi "Berantem gara-gara hal kecil" ucapnya lagi.
"Lu juga sama aja, Roan" sembur Aldi, tangannya menepis genggaman Roan dan melepaskan pegangannya di kerah baju Tama.
Langkah kakinya pergi meninggalkan kedua dongsaeng-nya yang tengah melihatnya melenggang pergi.
Roan berusaha membantu Tama untuk bangkit berdiri dan memapahnya untuk duduk di salah satu sofa."Ian gimana Ro?" khawatir Tama walau tubuhnya tengah kesakitan.
"Santuy aja hyung, kamarnya udah Roan kunci~" tiba-tiba mata kanan Roan mengedip pada Tama.
Yang ada Tama merasa geli dan merinding ngeliat perilaku Roan yang aneh.
"Mata lu kenapa hah?"
"Kemasukan batu akik"
Terima kasih bagi yang sudah memberi saran/kritik,,,jadi saya bisa memperbaiki lagi ^o^
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] 3 Top 1 Bottom [SlowUpdate]
RandomPROSES REVISI Tiga orang tertarik pada seorang namja manis yang bekerja menjadi pembantu di rumah mereka?