"Leeepasss! Lepasin!" Ian berusaha menjauhkan wajahnya dari dada bidang Aldi, tapi tetap saja Aldi tidak bergeming dan mempererat pelukannya.
Karena terlalu dekat, Ian dapat merasakan hangatnya tubuh Aldi dan juga mendengar suara detak jantung Aldi yang begitu cepat.
"Gak mau" bantah Aldi.
"Kalau dilepas nanti boleh tidur disini"
"Gak, nanti lu bohong"
"Ish! Ian gak bohong"
"Janji?"
"Janji" Ian menjawab sedikit malas.
"Tapi selama tidur, gak boleh lewatin batas ini" lanjut Ian yang meletakkan guling sebagai pembatas.
Tanpa basa basi, Ian membalikkan tubuhnya dan membelakangi Aldi yang masih menatap.
"Masa begitu?"
"Ian. Ian? Udah tidur? Padahal gue mau ngomong sesuatu"
Sret sret sret
Aldi menggerakkan sedikit demi sedikit tubuhnya mendekat ke perbatasan, berusaha menyentuh sebagian kecil tubuh Ian.
"Udah dibilang jangan lewatin batas, sana tangannya masuk lagi ke wilayah sendiri" ucap Ian.
"Pura-pura tidur nih?"
"Mendeteksi adanya bahaya jadinya kebangun"
Aldi hanya terdiam, apa sebegitu bahaya? Sampai Ian juga merasa terancam.
Esoknya, jam 06.11 pagi
"Hnmm~Aldi Hyung bang-" kalimat Ian terpotong setelah tak melihat adanya tanda-tanda Aldi di dalam kamar.
"Udah keluar duluan ya? Baguslah..."
Tanpa berpikir panjang lagi, Ian segera beranjak untuk mandi sebelum sarapan bersama yang lainnya.
.
"Annisa, tolong anter sarapan punya Aldi Hyung ke kamarnya ya" ucap Tama pada salah satu assistant rumah tangganya.
"Iya tuan"
"Kenapa gak makan bareng disini aja?" tanya Ian kebingungan.
"Dari kemarin badannya hanget karna demam, mungkin hari ini badannya masih lemah buat jalan. Hyung juga sita remot ACnya biar gak pake AC dulu sampai dia bener-bener sembuh"
"Ohh pantesan kemarin waktu pelukan badan Aldi Hyung hanget banget" ucap Ian didalam batinnya.
"Cepet habisin makannya, kenapa Ian malah ngelamun? Mikirin Aldi Hyung?" celetuk Roan yang duduk disebelahnya.
"Gak, Ian gak mikirin Aldi Hyung" jawab Ian sedikit kesal.
3 jam setelahnya
"Ro! Roan!" panggil Aldi dengan tubuh berbaring di atas kasur miliknya sendiri.
"Apa"
"Bantuin gue jalan ke wc, mau buang air kecil, gak kuat nih"
"Jalan gitu aja gak kuat tapi main sampai 5 ronde lu kuat" ucap Roan tanpa perhitungan.
"Gue lagi demam, coeg! Kalau pingsan gimana?"
"Yaudah pegangan sini" Roan menyodorkan legannya sebagai tempat pegangan Aldi ketika berjalan.
"Cepet sana masuk ke wc"
"Gak kuat, bantu pegangin" keluh Aldi.
"Fuck! Lu suruh gue pegang tytyd lu?"
"Bantu pegangin tangan gue yang satu laginya, bodo"
Mau tidak mau, Roan memegang tangan Aldi dan terus bergumam kesal karena Aldi bisa saja buang air kecil sembari duduk di kloset.
"Jangan ngintip!" bentak Aldi.
"Sesama punya buat apa malu. Punya lu kecil ya?" jawab Roan sedikit meremehkan ukuran milik Aldi.
"Belum aja gue tusbool lu. Ini aset berharga gak boleh sembarangan diliatin" jawab Aldi yang tak ingin kalah dan terkekeh pelan melihat wajah Roan yang suram karena ucapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.