#6

16.8K 880 33
                                    

Jam 16.11

Ian sudah membereskan semua pekerjaannya dan tersisa satu kamar milik Tama.

Ding...dong

"Ada tamu lagi?" Ian melangkah keluar kamar Roan meninggalkan pekerjaannya yang hampir saja selesai.

Ian melangkah sangat berhati-hati dari tangga dan melirik kearah sekitar karena Ian takut Aldi belum selesai dengan urusan pribadinya.

Matanya mengintip ke arah lantai bawah.

"Yap, mungkin udah selesai" batin Ian.

"Liatin apa kamu?" Aldi yang sudah dibelakang Ian langsung bertanya dan membuat Ian terkejut.

Aldi tidak memakai pakaian sama sekali memamerkan tubuh berototnya dan hanya memakai celana boxer.

"Hg! Gak liat apa-apa tuan" Ian berlari kecil menuruni tangga mengarah pintu dan langsung membukanya.

Ian berharap itu bukan yeoja yang tadi atau yeoja lainnya.

"Ian~" ternyata Roan yang pulang dalam keadaan mabuk berat dan bau bir yang sangat menyengat.

"Pembantu'kan? Ini Roan tadi mabuk jadi gue anter kesini. Tolong ya mbak" ujar namja yang sedang membopong tubuh Roan.

"Mbak?! What the duck" batin Ian merasa jengkel tapi Ian langsung fokus pada Roan kembali.

Tubuh mungil Ian juga ikut membantu dengan sekuat tenaganya.

"Tidurin di sofa aja buat sementara, gue gak kuat lagi. Rasanya tulang gue mau putus" ujar namja tadi, membaringkan posisi Roan dan langsung merenggangkan pinggangnya.

"Makasih udah bawa pulang Tuan Roan" Ian sedikit membungkukkan kepalanya pada namja tadi.

"No problem, manis"

"Maaf tuan, saya bukan yeoja. Saya namja" ucap Ian tapi respon namja tersebut datar-datar saja.

"Walau lu namja, gue juga gak apa-apa pacaran sama lu" namja tadi berbisik pada Ian dan menjilat cuping telinga Ian.

"Mau gak nanti malem kita keluar bareng hmm? Anggap aja pdkt gitu" ujarnya lagi.

"Eh?" Ian tampak kebingungan karena ucapan namja tadi.

"Ian" panggil Aldi  yang sedang berjalan kearahnya dengan raut wajah terlihat kesal.

"Tuan Aldi, ada yang bisa saya kerjakan?" raut wajah Aldi tetap saja terlihat kesal tapi entah kenapa.

"Aldi hyung, udah lama gak ketemu"

"Mau apa lu Ky? Lu morotin Roan lagi hah?!" bentak Aldi dengan wajah sangar melihat ke arah Iky.

"Tenang hyung. Gue gak morotin Roan" emosi Aldi yang sedang meluap tapi Iky tetap menjawab dengan santai.

Jam 17.11

"Hmm tuan mau makan? Kalau mau, Ian bakal buat" tanya Ian setelah Iky pergi, ya walau pun Ian tidak ingin banyak bicara dengan Aldi.

"Iya. Si Roan biarin aja dia tidur di sofa sampai bangun" seperti biasa Aldi memasang tampang datarnya dan tak ada senyum sama sekali.

"Makanan gue anter ke kamar aja" ucap Aldi lagi.

"Iya tuan" Ian bergegas membuat makanan untuk Aldi dan mengantarnya ke kamarnya.




Tok tok

"Permisi tuan, ini makanannya udah...maaf tuan, Ian gak sengaja" mata Ian kembali ternodai adegan 18+.

Tak sengaja, Ian melihat tuannya sedang terduduk dikasurnya, menonton sesuatu di laptopnya dengan volume yang lumayan keras.

Tapi bukan itu yang menjadi masalahnya. Tuannya sedang coli dikamar sambil menonton (porno).

Aldi pov

"Heh! Mau kemana? Makanannya sini" gue yang melihat kehadiran Ian langsung memberhentikan kegiatan dan mengelap tangannya pada selimut.

"Malah diem, sini cepet"

Langkah kakinya keliatan sangat ragu-ragu. Apa karna ruangan kamar gue gelap?

"Masuk aja jangan takut" perintah gue yang sedikit menekankan.

"Iya tuan" jawabnya sangat singkat.

Semakin dekat dia melangkah ke tempat tidur gue, semakin tambah rasa gue buat jailin Ian.

"Ian, santai aja gak usah takut gitu. Kalau udah, ambilin handuk yang ada di kamar mandi ya?" ujar gue lagi dengan sejuta pikiran nakal.

Selagi Ian mengambil handuk di kamar mandi, gue langsung meluncurkan ide nakal gue.

Dengan cepat dan hati-hati, tangan gue membuka laci yang disebelah. Merogoh sebuah botol kecil yang berisi cairan perangsang.

"15 tetes kayanya cukup" ujar gue dengan senyum smirk dan meletakkan kembali botol kecil tadi kesemula.

"Tuan, ini handuknya" tangan mungil Ian mengulurkan handuk yang dibawanya.

"Kamu kalau gugup minum aja dulu, minum ini aja" gue kasih segelas air putih yang udah ditetes cairan perangsang.

"Ian gak bisa minum, itu'kan minuman tuan" mau gimana lagi, gue harus bujuk dia buat minum.

"Gak apa-apa. Gue tau Ian pasti cape pas naik tangga. Gue maksa Ian minum" gue yang masih dalam posisi duduk dikasur sambil menyodorkan minuman pada Ian.

Author pov

"Terima kasih, Tuan. Kalau gitu, Ian minum" Ian mengambil minuman yang tadi dipegang oleh Aldi.

Tanpa perasaan khawatir, Ian perlahan-lahan mulai meminum setengah air yang berada di dalam gelas.

Aldi yang sedari memperhatikan sangat berharap agar obat perangsang yang telah ditetesinya lebih cepat bereaksi.

"Tunggu disini sampai gue habisin makanan, biar gak dua kali kerjaan" ucap Aldi beralasan.

5 menit kemudian, Ian mulai bereaksi  mengipas-ngipasi tubuhnya dengan nampan yang tadi dibawanya.

"Ian kenapa?" tanya Aldi berpura-pura tidak tau.

"Gerah" Ian semakin cepat mengipaskan kearah tubuhnya.

"Hmm padahal AC udah nyala masa masih gerah" tubuh Aldi mulai mendekati Ian yang pikirannya tidak berkonsentrasi.

Tangan Aldi mulai meraba-raba lekuk tubuh Ian dan menaikkan rok maid yang dipakai Ian hingga menampakkan paha putih.

Ian yang mengetahui pahanya diraba oleh Aldi, spontan langsung menepis pelan.

"Belum bereaksi sempurna ya?"

"Ian permisi ke-luar"

Baru saja berdiri, tubuh Ian jatuh tersungkur ke lantai lumayan kuat dan meninggalkan bekas merah di lutut

"Hm mungkin obatnya udah beraksi" batin Aldi merasa bangga.

"Mau kemana hah? Kalau gak kuat jangan dipaksain" bisik Aldi di telinga Ian.











To Be Continued

[BL] 3 Top 1 Bottom [SlowUpdate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang