Hari ini Jea nggak kemana-mana karena weekend dan lagi males banget buat ngapa-ngapain. Sebenarnya Jea bukan tipe anak pemalas, cuman kan dia juga manusia biasa jadi ya sudahlah.
"Jaemin lagi ngapain ya?"
Tangan kanan Jea bergerak mengambil handphonenya yang berada disebelahnya lalu menekan salah satu aplikasi chat andalannya.
Nana<3
Jaemmm
Lagi apa?Abis mandi beb
Kamu?Rajin bngt mandi-'
Aku aja belommChy kok belum mandi?
Aku mau kerumah loh?Malesnya datang
Beneran mau kerumah?Lucu bngt ya klo chy males
Aku mau kerumah neng,
nasi kuning atau bubur?Jdi kalau nggak males chy ga lucu?
Aku mau dua-duanya aja//<Klo biasa mah chy serius mulu, tapi tetep lucu kok.
Ya udh ya aku otw ni, beliin makanan kamu dlu.>//<
Hati-hati na<3Iya sayangg udh sana mandi dlu bauu
Enak aja chy biar belum mandimah masih wangii
I love you too
Read."Teh Chy-! Udah mandi belum?" Jea melirik kearah pintu kamarnya yang terbuka lebar dengan penampakan cowok tinggi.
"Udah mandi kali ya, emang icung. Pasti belum mandi yakan?"
"Sok tau hih. Icung mau jalan sama Chenle dulu ya, teteh kalau mau makan masak sendiri. Buna nggak masak tuh malah jalan bareng ayah."
"Iya seterah. Kamu hati-hati ya, teteh ntar dibeliin makan sama Jaemin."
"Yeuu bocah meni pacaran wae."
"Biarin! Udah sana jalan sama Chenle."
"Dadah teteh, icung jalan dulu."
Jea tersenyum melihat kelakuan adik cowoknya yang masih saja seperti anak 4 tahun. Iya, Jea punya satu adik namanya Jisung. Beda dua tahun dengan Jea.
Biasanya pagi-pagi gini dirumah Jea ribut dengan alunan musik jawa yang diputar oleh ayah dan bundanya. Tapi pagi ini beda, ternyata kedua orangtuanya dari pagi-pagi udah jalan bareng tanpa mengajak anaknya.
"Biarinlah, buna sama ayah juga perlu waktu jalan berdua." Ucap Jea dengan kekehan manis khasnya.
Setelah selesai merapikan tempat tidur dan kamarnya, Jae melangkah menuju lantai satu rumahnya yang lumanyan besar ini.
Mengambil sekotak susu fullcream, dan segelas airputih lalu melangkah menuju ruang tengah. Jea itu anaknya produktif banget walau weekend, santai iya cuman ya tetap harus produktif katanya.
"ASSALAMUALAIKUM MILEA." Jea yang baru aja bergerak untuk menyalakan tv langsung tersentak kaget akibat teriakkan seseorang dari pintu depan rumahnya.
"Perasaan yang tadi mau datang Jaemin, ini kok malah kang elpiji." Jea melangkah menuju pintu utama rumahnya, setelah membuka pintunya nampak jelas cowok imut yang lagi nyengir sambil menenteng kresek hitam.
"Kenapa?"
"Mau makan disini, Chy. Males dirumah, itu bunda bawa teman-teman senamnya." Cowok itu langsung menerobos masuk tanpa mendengarkan Jea yang lagi mendumel tentang dia.
"Alasan lu ah, kan bisa makan dikamar biar nggak diganggu tante-tante itu."
"Kata bunda nggak boleh makan dikamar, pamali."
"Renjun aelah, gua mau pacaran juga."
"Hah? LU MAH SETIAP HARI PACARAN TERUS NONSTOP SAHABATNYA DILUPAIN EMOSI KAN GUA UDAH NGGAK USAH NGOMONG SAMA GUA-! GUA NGAMBEK." Ucap cowok itu panjang lebar lalu duduk disofa ruang tengah dan memakan makanan yang ia bawa.
"Lah kok malah lu yang ngambek."
Huang Renjun
"Doain Jea cepat sadar ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ex, na jaemin
Teen Fiction𝗘𝗫 𝙣𝙤𝙪𝙣 [ c ] /eks - a boy who is no longer a girl's boyfriend . ©chocoballec, 2O21 .