Jaemin menggenggam erat tangan Jea seolah-olah tidak ingin kehilangan Jea lagi. Iya, mereka habis keliling di alun-alun kota, karena alun-alunnya luas banget plus rame eh Jea malah nyasar. Khawatir banget si Jaemin jadinya, soalnya kan Jea itu kalau nyasar bukannya cari jalan malah nangis.
"Udah jangan nangis lagi, disini aja biar nggak nyasar." Ucap Jaemin sambil mengelus kepala Jea lembut.
"Kamu sih, aku bilangkan mau kesana. Kamunya malah kearah lain." Jea memanyunkan bibirnya kesal, Jaemin cuman terkekeh pelan lalu memeluk pinggang ramping Jea erat.
"Maaf." Jaemin mengecup ujung kepala Jea berkali-kali sedangkan Jea udah emosi aja.
"Ayo makan! Aku laperrr."
Sekarang Jea dan Jaemin sedang duduk disebuah warung kecil yang menjual tahu tek-tek. Jea lagi pengen makan itu katanya, jadi Jaemin juga ngikut aja.
"Mau lanjut kuliah dimana?" Tanya Jaemin sambil menatap Jea dengan senyuman yang daritadi nggak luntur dari wajahnya.
Jea menatap Jaemin sekilas, lalu membuang pandangannya kearah lain. "Sumatera." Ucap Jea singkat.
Jaemin terdiam, senyumnya perlahan memudar lalu menatap kearah depan.
"Jadi pisah nih?" Jea terkekeh kecil."Kita dari tiga bulan yang lalu nggak punya hubungan apa-apa lagi selain teman kan?" Jaemin menggeleng.
"Waktu itu cuman kamu yang bilang, aku nggak bilang kita putus kan? Kalau sepihak doang nggak bisa, karena yang jalani kedua pihak." Jea terkekeh hambar, menaruh sendok dan garpunya lalu menatap Jaemin dari samping.
"Selama ini aku merasa kalau hanya aku yang menjalankannya, Jaem. Apalagi tiga bulan belakangan ini. Kamu bilang kasih kamu waktu buat perjuangi aku, kasih kebahagian ke aku. Tapi apa? Kamu malah selingkuh kan?"
Jaemin menghela nafas pelan, "Aku nggak selingkuh, Jea. Jirana dekat sama aku cuman sebagai teman."
"Teman? Terus kamu nggak marah waktu Jirana kenalin kamu ke aku sebagai pacar baru Jirana?" Jea sudah mulai muak dengan permainan licik Jaemin selama ini, akhirnya dia bisa mengutarakan rasanya.
"Jea, aku tuh--"
"Putus aja ya? Ternyata kamu lebih bahagia sama dia."
Jea beranjak dari duduknya, meninggalkan Jaemin yang sekarang menunduk meratapi nasibnya malam ini.
"See? Bahkan dia nggak ngejar lu, Jea. Terus selama ini kenapa lu mau bertahan sama cowo berengsek kayak dia." Jea menunduk, airmatanya keluar begitu aja setelah ia duduk di bangku taman yang lumayan sepi.
"Jea? Kok sendiri?"
mantap akhirnya up juga ni huhu
bentar lagi end☺💘aku ga sabar mau publish work baru hehe😳
KAMU SEDANG MEMBACA
ex, na jaemin
Teen Fiction𝗘𝗫 𝙣𝙤𝙪𝙣 [ c ] /eks - a boy who is no longer a girl's boyfriend . ©chocoballec, 2O21 .