9

805 91 43
                                    

"Chy, tadi siang itu lakimu ya?" Tanya Hyunjin pelan. Jea langsung mengeplak tangan Hyunjin kasar.

"Laki apaan? Kesannya udah sumis, masih pacar, Je." Hyunjin tersenyum manis lalu mengelus tangannya yang digeplak Jea tadi. Mayan sakit, merah.

"Iya maksudnya pacarmu?"

"Iya pacar. Dulu dia musuhku, sama-sama paling pintar disekolah. Setiap hari berantem cuman karena mau jadi nomor satu dikelas, bahkan sekolah sih. Eh malah jadian." Kata Jea dengan senyuman manis sepanjang ucapannya.

Mengingat proses pdkt mereka yang sangat- unik? Tentu saja, dulu mereka berantem setiap hari karena memperebutkan gelar 'murid terpintar'. Entah kena angin dari mana ternyata mereka saling suka dan jedag jedug jadian~

"Oh ya? Unik banget." Respon Hyunjin datar.

"Kamu udah punya cewek belum?" Tanya Jea sambil menyolek bahu Hyunjin.

"Udah dong, dia yang bikin cerita kita ini." Kata Hyunjin diselingi tawa khas Hyunjin yang membuat matanya menghilang.

//aku ngakak maap.

"Maksudnya?" Hyunjin tertawa lagi, lalu mencubit pipi Jea pelan.

"Dia yang bikin cerita tentang kita ini. Aku tau apa yang bakal terjadi selanjutnya, kamu hati-hati ya. Jangan terlalu cinta." Kata Hyunjin lalu berdiri dan pergi meninggalkan Jea.

"Maksudnya apa sih?" Jea menatap punggung Hyunjin yang mulai mengecil karena menjauh darinya.

"Sudahlah, paling omong kosong."











"JEA PISKAA." Jea menatap Jira males.

"Jea Peachy, bodoh."

"Sama aja, eh liat nih. Aku dibeliin tas sama pacar aku, bagus nggak Chy? Dia baik banget, aku nggak minta dibeliin eh taunya dibeliin." Jea melirik tas yang dimaksud Jira.

"Guchi bag? Tumben pacar lu?"

"Iya, eh kan pacar baru Chy. Yang dulu itu udah putus, gatahan aku dia kasar banget." Kata Jira sambil menatap tas yang katanya dibeliin pacar barunya itu.

"Baru pacaran udah dikasih tas?"

"Anak orang kaya, Chy. Serius. Ceweknya biasa aja, cuman menang tampang aja."

"Hah? Gimana? Pacar baru lu- punya pacar?" Jea menatap Jira curiga.

Jira langsung menyibakkan rambut panjangnya, lalu menatap kesekelilingnya memastikan kalau sekitarnya aman.

"Aku jadi simpanannya, katanya ceweknya itu jarang banget mau diajak jalan karena sibuk sekolah gitu." Kata Jira serius, Jea cuman menghela nafas pelan lalu menepuk bahu Jira.

"Insaf, Jirana. Lu kan cewek, pacarnya itu cewek. Lu pasti taukan rasanya kalau diduain?"

"Tapi aku benci sama ceweknya itu."

ex, na jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang