10

933 88 8
                                    

"Jaem, kemarin kemana aja?" Tanya Jea sambil memakan bakso pesanannya.

Jaemin yang selesai makan duluan menatap Jea dari samping, menyelipkan anak rambut Jea kebelakang telinga Jea.

"Habis antar kamu, jemput teman nemenin dia belanja bulanan, terus pulang jalan sama bunda sama papa."

"Papa? Nggak kerja?"

"Kemarin nggak lembur, jadi jalan deh. Lumayan yakan, lama banget nggak jalan bareng papa." Jea mengangguk pelan, Jaemin tersenyum lalu merangkul pinggang Jea erat.

"Oh iya, itutuh. Jirana beli tas guchi, katanya dari pacar barunya. Aku heran sama anak itu, kapan berubahnya. Parahnya lagi, pacar barunya itu punya pacar. Parahkan, Jaem?" Jelas Jea singkat.

Jaemin terkekeh hambar menanggapi itu. Jea sedikit mengangkat alisnya sebelah, perasaan Jea sedikit tidak enak apalagi setelah melihat reaksi Jaemin.

"Ya sudah, biarin aja dia kayak gitu. Tunggu aja hatinya kebuka sendiri buat berubah." Jaemin mengelus kepala Jea pelan.

"Apanih? Ada apa nih?"































"Ren, lu aelah berantakkan meja gua." Jea mengeplak bahu Renjun kasar, membuat cowok itu berdecak kesal.

"Diem kagak? Bentar lagi selesai."

"Tapi jangan berantakkan gitu cat lukisnya." Jea melingkarkan tangannya dibahu Renjun, diam-diam terhanyut oleh gerakkan tangan Renjun yang sedang mewarnai lukisan cantiknya.

Jea duduk disamping Renjun, "Jun, pengen coba." Renjun melirik Jea disampingnya.

"Mau?"

"Eh nggak deh, gua liat aja."

Renjun tersenyum manis lalu melanjutkan kerjaannya. Sampai beberapa menit kemudian, Renjun merasa bahu kirinya berat banget.

"Je-"

"Lah tidur?"

Renjun terkekeh pelan, mengamati wajah Jea yang tenang banget kalau tidur gini.

"Sleep well, Princess."

ex, na jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang