13

827 92 13
                                    

Seminggu berlalu, tidak terasa bulan depan Jea sudah harus mengahadapi ulangan akhir sekolah. Berarti sebentar lagi Jea harus pergi dari Bandung untuk selama-lamanya.

"Chy, yang ini gimana? Kurang paham." Risa menatap Jea yang sedang menyeruput minumannya sambil menatap kearah luar cafe.

"Chy? Heh melamun, kerjain tugas dulu ayo baru lanjut melamunnya."

Jea tersenyum kecil melihat kelakuan Risa yang membuat Jea tersenyum. Risa itu teman sekelas Jea yang baru aja dekat banget sama Jea. Risa pendiam kalau dikelas, tapi diam-diam menyaingi Jea dan Jaemin.

Mereka dekat baru aja, lebih tepatnya ya baru seminggu. Setelah kejadian Jea dikantin waktu itu, Jea kabur ke rooftop dan mendapati Risa yang sedang baring, menatap matahari yang cukup terik sambil mendengarkan lagu melalui aerphonenya. Jea langsung mendatangi Risa dan dari situlah mereka berteman.

Risa tersenyum melihat Jea yang kembali semangat mengerjakan beberapa soal. Awalnya Risa itu nggak mau temanan sama Jea sama sekali, walau mereka sudah sekelas sejak kelas 11. Saat Jea menanyakan mengapa tidak, Risa menjawab "kamu bodoh, aku pintar. Aku tidak ingin berteman dengan orang bodoh yang tersakiti seperti mu." Jea saat itu hanya tertawa pelan, mungkin risa hanya bercanda, itu yang dipikirkannya saat itu.

Jea menggeleng pelan, tiba-tiba kepalanya pusing. Risa yang sibuk mengerjakan tugas pun melihat kearah Jea.

"Pusing? Pulang aja, gua antar ayo." Risa langsung merapikan buku-bukunya dan beberapa buku Jea.

"Nggak usah nggak papa, Sa."

Risa yang sudah berdiri sambil menenteng tote bagnya dan tote bag Jea menatap Jea bingung.

"Lo sakit, pucet banget. Ayo pulang, nggak boleh sakit bentar lagi ujian akhir." Risa membantu Jea berdiri, lalu mereka sama-sama melangkah keluar dari cafe yang mereka datangi itu.

"Duduk disini, gua nelpon jemputan." Risa membantu Jea duduk di bangku depan cafe, pandangan Jea mengarah ke toko bunga yang bersebrangan dengan cafe tempatnya berada.

Jaemin dengan seorang cewek yang tentu saja Jea kenal dengan baik. Siapa lagi kalau bukan Jirana, anak itu benar-benar merebut Jaemin dari Jea. Tapi bukan itu yang penting sekarang, kepala Jea pusing banget, penglihatannya kabur.

"Chy- ASTAGA CHY KOK PINGSAN?!"

ex, na jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang