11

821 86 10
                                    

Jisung melihat kearah Renjun yang masih sibuk melukis. Lalu menatap Jea yang tidur nyenyak dipaha Renjun, Jisung menggelengkan kepalanya pelan.

"Bang, Teteh pindahin ke kamarnya aja sana."

Renjun mendonggak menatap Jisung lalu sedetik kemudian kembali sibuk dengan lukisannya.

"Anak dajjal." Umpat Jisung lalu duduk di sofa yang tidak jauh dari mereka berdua.

Renjun cuman terkekeh pelan tanpa menghiraukan Jisung.

"Eunghh." Jea menggeliat kecil dipaha Renjun, membuat Renjun melihat kearah Jea sekarang.

"Je? Udah bangun?"

"Eemm." Jea kembali menutup matanya, kedua tangannya bergerak memeluk pinggang Renjun erat dan kembali tidur.

"Heh main peluk aja." Jea tersenyum mendengar ucapan Renjun.

"Biarin, kangen tau."

"Yang pacaran kan lu sama Jaemin, napa kangennya sama gua malih."

"Dulu tuh kita dekat banget, tapi semenjak aku pacaran sama Jaemin kayaknya nggak dekat lagi deh. Huhu." Renjun terdiam, ternyata Jea merasa kalau hubungan persahabatan mereka merenggang.

Sebenarnya bukan karena Jea pacaran sama Jaemin terus Renjun menjauh biar nggak dikatain pembinor. Ada sesuatu yang membuat Renjun harus menjauh saat itu, tenang sekarang nggak lagi kok.






















"Hai jaemin."

"Mau apa lagi lo?"

"Temanin gua dong, mau beliin kakak gua kado. Dia besok lusa ulang tahun, ayolah jaemm."

"Pergi sendiri napa sih?"

"Gua takut sendiri."

"Nggak bisa gua lagi sama Jea."

"Jea?"

"Iya kenapa?"

"Masih mau lo sama cewek murahan gitu? Udah gua bilang, dia cuman manfaatin lo biar dia makin terkenal aja."

"Sok tau lo. Sebelum gua pacaran sama Jea juga Jea udah terkenal."

"Siapa bilang? Anyway, gua dengar tadi siang Jea jalan lagi tuh sama selingkuhannya. Mesra banget lagi, nggak kayak dia sama lo."

"Mau lo apasih?"

"Gua mau lo. Buka hati lo jaem. Yang bener-bener sayang sama lo itu gua, bukan Jea. Jea mau pacaran sama lo itu cuman untuk pansos."

"Mulut lo pansos. Sok tau banget."

"Jae-"

Tuuut.

ex, na jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang