Menunggu menjadi hal yang biasa bagi Qila saat ini. Setelah membeli beberapa camilan guna mengisi waktu, langkahnya kemudian membawa ia untuk kembali ke kelas. Ia sudah mengirim pesan singkat pada abangnya untuk menelepon atau sekadar mengirim balasan jika sudah sampai di sekolah. Tentu hal ini ia lakukan untuk menghindari kedatangan Raka atau mungkin—yang paling menakutkan—Rara di gerbang. Jika bertemu dengan salah satu di antara keduanya atau mungkin salah satu saja, sudah tentu ada kemungkinan besar jika ia akan diantar pulang kembali.
Sayangnya, pesan singkat balasan untuk mengiyakan permintaannya hanya dibaca saja oleh Arsya. Pemuda itu tidak mengetikkan balas sekadar satu atau dua huruf. Kolom percakapan mereka terasa aneh sekarang.
Di sela-sela menunggu, ia mengembuskan napas berat. Ia merindukan abangnya yang perhatian, bukan abangnya yang tak mau bertutur kata. Ini semua benar-benar salah Raka. Ya meski pada awalnya ia yang berusaha menempel terus, tapi yang mengrikarkan bahwa mereka tengah menjalin hubungan pada Arsya adalah Raka, bukan dirinya.
Beberapa kali reels Instagram miliknya menunjukkan seberapa perhatian seorang laki-laki terhadap saudarinya. Itu benar-benar manis! Qila merasa sangat iri. Benar kata orang, jika sudah hilang, akan terasa indahnya. Ia rasanya ingin menangis.
Segera menggeser pada video berjenis sama, Qila kemudian berhenti pada sebuah potongan sebuah drama korea yang lewat. Setahunya, drama ini menceritakan tentang kisah anak remaja di sekolah menengah atas. Diperankan oleh aktor dan aktris ternama, tentu langsung membuat drama ini dikenal oleh banyak orang.
Qila senyam-senyum sendiri ketika potongan video tersebut menampilkan bagian manis si pemuda terhadap pasangannya. Ia sungguh terbawa perasaan. Ketika matanya menangkap tanda-tanda akan adanya adegan berciuman, ia sedikit menyipitkan mata untuk curi pandang. Namun, belum sempat ia benar-benar curi pandang, seseorang yang meletakkan sebotol air putih di mejanya sudah mengagetkan terlebih dahulu.
Spontan saja Qila menarik ponselnya guna menutupi layar yang masih menampilkan potongan adegan drama. Masih dengan setengah kaget, ia menatap Raka yang ternyata menjadi pelaku barusan.
"Ngapain di sini?" Qila mencoba untuk tidak bersitatap secara langsung dengan Raka, masih merasa malu dengan apa yang baru saja dilakukannya. Bisa-bisa, ia akan dijiplak sebagai cewek mesum.
"Pulang bareng gue."
Mendengar jawaban itu dilontarkan Raka, spontan lenyap sudah rasa malu Qila. Ia menutup ponselnya kemudian bangkit, agar tak terkesan sedang tersudutkan. Bersitatap dengan Raka, ia mengeryit tak mengerti.
"Kenapa kamu minta aku pulang bareng?" Qila melempar tanya. Belum sempat Raka menjawab, ia mengangkat tangan, tanda agar lawan bicaranya tersebut diam. "Aku ganti pertanyaannya." Terdiam sejenak, ia ragu melanjutkan. "Kita beneran pacaran, ya?"
Qila mengamati lamat-lamat sosok di hadapannya. Setelah mendengar pernyataan Laras pada saat istirahat tadi, ia mendadak bertanya-tanya. Apakah memang benar Raka menyukainya? Maka, atas dasar itu pulalah ia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ketika situasi sedang sepi, ia akan memuaskan diri untuk banyak memberi pertanyaan.
Raka diam. Lawan bicaranya tersebut tampak bingung akan menjawab.
"Jawab, dong." Qila berupaya mendesak.
"Lo nggak suka sama gue?"
Heh, pertanyaan apa ini? Mendadak sesuatu yang berdegup secara tidak normal di dadanya, terasa sangat kuat. Dengan gugup, ia langsung mengalihkan pandang ke arah lain. "Aku nanya supaya bisa dapet jawaban, bukan pertanyaan." Ia menggunakan nada setengah kesal, berusaha menutupi tekanan yang tengah dialaminya.
Bukannya mendapat jawaban yang diharapkan, Qila malah semakin tak mengerti begitu Raka secara tiba-tiba bergerak membereskan sisa-sisa bungkus makanan yang sempat tadi dimakannya. Pemuda itu memasukkan kesemuanya pada tempat sampah yang berada di luar kelas kemudian kembali masuk dan meraih botol air yang masih ada di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE (DOESN'T) LOVE(S) ME[2]
Teen FictionJadi begini, Qila itu dianggap aneh karena mengejar hati Raka yang dikenal sebagai sosok yang ketus. Sedang Raka, cowok ganteng yang digilai banyak perempuan tersebut, tak pernah membuka hati. Maka jadilah relasi di antara mereka terasa aneh. Sampa...