Sudah beberapa hari setelah yubin dan jili bertamu ke apartemen xiao zhan.
Wang yibo juga semakin sibuk mengurusi perusahaan hingga dia beberapa hari ini dia sering pulang larut ke rumah dan bahkan sudah jarang datang ke kampus.Xiao zhan mendudukan dirinya di bangku taman kota sambil tersenyum melihat gadis di sampingnya.
Sang gadis pun membalas senyumannya.Kehamilan yang semakin membesar itu membuat xiao zhan tak tahan ingin mengelus perutnya.
"Yang Zi, boleh aku memegang perutmu?".
Yang Zi tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja".
Tangan zhanzhan mengelus-elus perut bunci itu sambil sesekali dia tertawa dia.
"Menurutmu, dia laki-laki atau perempuan?". Tanya xiao zhan dengan mata yang masih memandang perut itu.
"Laki-laki". Jawab Yang Zi.
"Dia akan melindungimu". Timpal xioa zhan.
Yang zi terdiam. Entah mengapa dia merasa sedih akan hal itu. Dia seperti tak bisa bersama bayi itu. Dia hanya mengangguk dan tersenyum pada xiao zhan.
~~
Apartemen itu masih terasa sangat membosankan. Sudah pukul sembilan malam tapi yibo belum juga kembali dari perusahaannya.
"Cihh…bekerja sampai begitu lama hingga tidak ingat kembali ke rumah". Gerutunya kesal. Dia menarik kasar selimut dan menutupi dirinya.
Beberapa Jam kemudian terdengar suara pintu di buka.
Langkah kaki yang pelan dan hati-hati itu berjalan mendekatinya.A-ying ku sudah tidur.
Wang yibo yang baru kembali itu menghela nafas panjang dan mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah. Setelah itu dia berbaring di samping xiao zhan.
Keningnya mengerut melihat tubuh xiao zhan yang terbalut selimut.
Yibo berusaha menarik selimut itu untuk menyingkir dari tubuh kekasihnya.
"Eunghh". Lenguh xiao zhan yang masih dalam tidur nyenyaknya.
"Singkirkan selimut ini bunny. Bagaimana aku bisa memelukmu jika kau menutupi dirimu seperti ini?". Bisik wang yibo di telinga xiao zhan yang membuat lelaki manis itu merinding. Dia membuka matanya yang masih berat dan berbicara dengan suara serak.
"Brengsek! Urus saja pekerjaanmu dan lupakan aku yang di rumah".
Alis yibo terangkat. Dia mengerti akan maksud kekasihnya itu. Dia mendekat dan memeluk erat tubuhnya.
"Maafkan aku bunny. Pekerjaan begitu menumpuk. Jangan marah um?".
Xiao zhan masih diam. Tentu saja bukan diam karena dia tak mau bicara, tapi karena dia sudah kembali ke alam mimpinya. Wang yibo menghela nafas melihat tingkah kekasihnya yang imut itu.
Xiao zhan bangun keesokkan harinya dan mendapati wang yibo yang masih memeluknya. Dia tersenyum dan mengecup pelan bibir lelaki tampan itu.
"Sungguh wajah yang kelelahan".
Dia menyingkirkan tangan yibo di atas tubuhnya secara perlahan dan turun dari ranjang.
Yibo terbangun pukul tujuh pagi. Ia berjalan keluar dari kamar sambil mengusap usap matanya. Xiao zhan tersenyum padanya.
"Segeralah mandi sayang, kita harus berangkat ke kampus".
Yibo tersenyum dan mengangguk. Setelah membersihkan diri, mereka berdua sarapan bersama.
"Hari ini, berangkat denganku?". Tanya wang yibo.
Xiao zhan menggeleng. "Aku menggunakan bus".
"Ahh, ayolah A-ying". Yibo menatapnya malas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Half My Breath (YIZHAN/END)
Romance"Bukankah sudah pernah ku ingatkan padamu? jika kau tak merubah sifatmu, aku akan pergi meninggalkanmu". XZ "Maafkan aku sayang. Aku mencintamu". WYB