Waktu berjalan begitu cepat tanpa disadari oleh banyak orang. Dengan keseharian mereka yang sama. Kini tepatnya hari libur dimana banyak orang menghabiskan waktu mereka untuk bersantai dan beristirahat.
Hana kini sedang sibuk menata semua buku mata pelajaran miliknya, karena sejak satu minggu yang lalu ia sudah masuk ke sekolah barunya. Sejak pagi ia memamg sudah berkutat dengan buku sekolahnya bahkan hingga sore ini ia belum makan apapun. Lebih tepatnya sejak kemarin keadaan dirinya memburuk, untuk makan saja ia tak nafsu.
"Aiss...kenapa air minumku harus habis sekarang ? Aku malas sekali harus turun." keluh Hana sembari mempersiapkan botol minum miliknya, ia adalah anak yang lebih menyukai untuk minum air putih yang ada dirumah.
Saat ia sampai di ruang makan, ia mendapatkan banyak pasang tatapan tak suka yang mengarah pada dirinya. Yang tidak lain adalah saudara-saudaranya. Namun apa pedulinya ? Mereka juga tak peduli padanya. Hana tetep fokus untuk menuangkan air minum pada botol miliknya, hingga satu suara mengusiknya.
"Yakk kau anak tak tahu diri, bersihkan ruang makan ini lalu cuci semua peralatan makan yang ada. Jangan sampai ada yang kotor !" ujar Yerin dengan wajah sombongnya. Sedangkan yang lain turut tersenyum senang. Sedangkan Hana memutar bola matanya malas.
"Memangnya aku pembantu ?“ tanya Hana dalam hatinya sebal, karena setiap hari libur maka para Maid tidak datang untuk bekerja dan berada dirumah mereka.
Sowon yang melihat tak ada respon dari Hana langsung sebal, "Dasar gadis bisu. Aku tau kau bisa bicara."
Hana yang melihat itu menatap Sowon dalam diam, lalu hendak berjalan melewati ruang makan. Namun Eunha malah meluruskan kakinya hingga membuat Hana terjatuh dengan dahi yang tergores hingga mengeluarkan darah, sedangkan botol minum milik Hana menggelinding ke lain tempat.
Dari mereka berenam, hanya satu orang yang menatapnya kasihan. Sedangkan yang lain menertawakannya dengan ramai.
"Ayoo Hana kau kuat !“ katanya dalam hati, lalu ia bangkit dan mulai mengambil botol minum miliknya. Karena botol minum Hana berada didekat Umji, maka Umji menendangnya jauh agar Hana tak dapat mengambilnya.
Hana yang mengerti rasa sakit yang harus diobati itu langsung melangkah pergi menuju kamarnya, ia mengurungkan niatnya untuk minum, padahal jika dirinya mengalami dehidrasi tentu akan berakibat fatal karena penyakit serius yang ia derita harus benar-benar mendapatkan perilaku khusus walau ia menolak meminum obat.
.
.
.
.
.
"Kenapa kalian seperti itu ?“ tanya Sinb pada yang lain.
"Sinb-yaa, dia kan anak kampung. Tak pantas baginya hidup disini, dia harus benar-benar merasakan penderitaan yang lebih daripada ini." ujar Eunha santai.
"Dia datang kemari untuk mengambil harta keluarga Kim, bahkan aku tak yakin kalau dia itu adalah saudara kita." balas Umji disetujui oleh yang lainnya.
"Aku juga tak ingin dia ada disini. Dirinya hanya beban. Kita bekerja selama ini untuk Perusahaan, tapi apa ? Dia yang mendapatkan semua warisannya. Itu sangat tidak adil." jelas Sowon dengan sebal.
Yuju yang mulai sebal dengan perdebatan suadaranya, mulai melangkahkan kaki menuju kamarnya tanpa bersuara sedikitpun.
"Sudahlah, aku ingin mandi lalu bersantai. Sinb panggilkan anak itu dan suruh dia untuk membersihkan ruang makan, aku benci dengan ruangan yang tidak bersih." ujar Yerin yang beranjak menyusul Yuju, diikuti oleh yang lain juga.
Sinb yang berada di ruang makan mengehembuskan nafasnya kasar, ia tak habis fikir dengan saudara-saudaranya. Sejak kapan mereka memiliki sifat seperti itu, yaa walau dirinya sendiri juga seperti itu sebelumnya.
Kemudian dengan berat hati Sinb melangkah ke Dapur sembari membawa beberapa alat makan untuk dibersihkan.
.
.
.
.
.
Sejak dari ruang makan tadi hingga Hana selesai mandi, ia masih saja merintih kesakitan. Dengan keadaan perut kosong, haus dan tulang-tulangnya sakit. Ia menyadari bahwa dirinya adalah salah satu gadis yang menderita dengan banyak penyakit pada dirinya.
Mungkin ia hanya terjatuh, tapi respon dalam tubuhnya lain. Ditambah rasa sakit yang tak pernah terungkap. Malam ini ia membaringkan tubuhnya untuk beristirahat, berharap agar rasa sakitnya menghilang. Begitu juga rasa lapar dan haus. Ia hanya fokus untuk hari esok, karena ia harus pergi ke sekolah.
.
.
.
.
.
Sinb yang tadi sudah selesai membersihkan ruang makan kemudian ia pergi ke kamar lalu mandi. Merasa tak ada tanda ribut dari saudara-saudaranya, ia keluar menuju ruang makan. Kemudian mengambil makanan yang sudah ia siapkan di piring beserta air minum, dengan menggunakan nampan Sinb membawa itu semua menuju kamar Hana.
Sinb melihat Hana tertidur membuatnya menghela nafasnya pelan, mau tak mau dirinya harus membangunkan Hana.
Perlahan Sinb naik kekasur dan memandang wajah adiknya itu dengan penuh kasih sayang, ia kembali mengingat Ibunya yang sudah meninggal. Wajah Hana sangat mirip seperti Ibunya, walau Sinb tahu bahwa dirinya bukanlah keturunan asli keluarga Kim, namun apapun itu dirinya memiliki kewajiban untuk menjaga Hana layaknya seorang kakak.
"Hana...bangunlah. Hana...bangun dan makan sekarang." panggil Sinb pelan sembari menggoncang tubuh Hana untuk membangunkannya. Tetapi Hana malah menaikkan selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya dan berkata, "Go away !“
"Eonnie tahu kau lapar, maka dari itu Eonnie membawakanmu makanan. Eonnie tak akan menyuruhmu untuk membersihkan Ruang makan, tenang saja Eonnie sudah membersihkannya tadi." ucap Sinb lembut, namun Hana tetap acuh padanya. Sinb berusaha sebaik mungkin untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang kakak, tetapi beberapa kali ia berusaha untuk berbicara dengan Hana, hanya tolakan yang ia dapatkan.
"Ayo makanlah ini demi kesehatanmu." sekali lagi Sinb memanggil, tapi Hana tak meresponnya.
"Baiklah jika, kau ingin istirahat. Tapi habiskan dulu makananmu. Eonnie akan keluar, selamat malam." ujar Sinb dengan kecewa, namun ia berusaha untuk baik-baik saja dan memilih untuk keluar agar adiknya tak merasa terganggu. Ia paham bahwa Hana belum siap menerima dirinya setelah perilaku buruk dari dirinya dan suadaranya yang lain.
Setelah mendengar pintu kamar tertutup, kini Hana bangun untuk mengunci pintu kamarnya sembari berkata, "I'am sorry, my sister."
Sinb tersenyum senang didepan kamar Hana, ia mendengar Hana berbicara walau secara tak langsung kepadanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kalian pada Silent semua? Apa ceritanya udah ga menarik ?
Senin, 12 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Girl/ HALLSTATT [SEGERA TERBIT CETAK]
Fanfiction[ END ] otw Terbit Cetak Start : Jumat, 18 September 2020 Finish : Jumat, 08 Januari 2021 Mereka menjulukinya SILENT GIRL orang yang selalu diam didepan mereka, bahkan saat diperlakukan dengan tidak pantas, dirinya hanya diam, hanya satu yang membua...