18.

255 47 6
                                    

Saat sampai dikediaman keluarga Kim, Solbin kemudian keluar dari mobil dan menggendong Hana. Karena disaat tadi dirawat, Hana sudah meminum obat yang sebelumnya diberikan oleh Dokter.

Saat masuk kedalam, Solbin disambut tatapan bingung oleh beberapa Maid yang sedang bekerja, bahkan mereka juga melontarkan beberapa pertanyaan pada Solbin.

"Tolong perhatikan kesehatan Hana dengan baik, tubuhnya cukup lemah, dia jatuh pingsan saat disekolah. Ini membuatku khawatir." ujar Solbin kepada beberapa Maid yang tadi menghentikan semua pekerjaan mereka untuk melihat keadaan Hana. Para Maid yang diajak bicara hanya dapat diam, karena selama ini Hana tak pernah mau untuk makan dirumah, bahkan sekali saja tidak, itulah yang mereka ketahui.

"Berapa kali Hana makan selama dirumah, aku hanya bingung mengapa dia bisa sampai sakit seperti sekarang ini. Aku tak ingin ini menjadi lebih parah lagi." ujar Solbin sedikit marah, saat dirinya mulai beranjak kepintu depan, agar istirahat Hana tidak terganggu.

"Maaf Nyonya, ka-kami tidak tahu." jawab salah satu pelayan tersebut dengan berani, namun ini malah memancing emosi Solbin.

"Kalian bekerja disini untuk memantau mereka semua, terutama keponakanku Hana. Apa kalian semua mau dipecat, hah ?"

"Ma-maaf Nyonya, tapi Nona Hana tak pernah mau untuk makan. Kalaupun kami menyiapkannya itu akan percuma, karena Non Hana tak akan memakannya."

Solbin menghembuskan nafasnya kasar, "Aku tak mau tahu, tugas kalian disini yang terpenting adalah mengawasi Hana. Aku tak ingin mendengar berita kalau Hana sakit lagi, aku bicara serius kali ini dan tidak main-main, camkan itu." Para Maid menunduk ketakutan, pasalnya jarang sekali mereka mendapati Solbin marah, karena mereka tahu pasti bahwa Solbin adalah orang yang tak mudah marah.

"Kalau saya boleh tau, Non Hana sakit apa Nyonya ?"

"Tumor. Dokter bilang tumor itu sudah menyebar keseluruh tubuhnya dan kini sudah ada pada tahap serius dimana Hana menanggung sakit Kanker yang sudah bersarang ditubuhnya selama 5 tahun." ujar Solbin dengan mata berkaca-kaca.

"Tolong rahasiakan ini semua dari mereka berenam. Aku tak ingin Hana tau kalau penyakitnya sudah ada pada tahap serius. Kalian juga harus berpura-pura tidak tahu tentang penyakit Hana. Aku sangat sedih karena Hana harus menanggung semua itu, begitupula di kehidupan sebelumnya saat bersama orangtua tiri yang merawatnya. Hana tak pernah dipedulikan sama sekali. Obatnya cukup banyak, tapi dia harus tetap meminumnya setiap hari. Pastikan Hana makan terlebih dahulu, kalian harus melakukan semua itu entah dia mau atau tidak." ujar Solbin panjang lebar.

"Baik Nyonya kami paham." ujar para Maid bersamaan sembari membungkuk hormat.

"Aku akan pulang sekarang. Jika Hana sudah bangun, suruh dia makan lalu istirahat." kata Solbin sambil masuk kedalam Mobil.

.

.

.

.

Diam-diam secara tidak sengaja sejak tadi ada yang mendengarkan semua pembicaraan itu, dia adalah Yuju. Sebenarnya Yuju tadi merasa bosan dikamar karena sejak pagi ia memang tak dibolehkan pergi ke Butik, Eunha sendiri yang berkata bahwa Yuju harus benar-benar pulih setidaknya dengan beristirahat 2 hingga 3 hari.

Setelah Solbin dan para Maid keluar, Yuju melihat sebentar kearah Hana, ia khawatir. Apalagi wajah Hana tampak sangat pucat dan lemas, ia ingin melihatnya lebih dekat, tapi masih ada banyak maid didepan, yang Yuju pastikan bahwa mereka akan masuk. Dengan cepat Yuju bergerak ke ruang makan untuk mengambil minum.

.

.

.

.

.

Dengan perlahan Hana bangun dari tidurnya, sungguh ia lupa, bahkan hari terlihat semakin sore. Ia masih merasakan pusing dan lelah ditubuhnya, apalagi ia terkejut saat dirinya terbangun diruang keluarga. Dengan langkah gontai, Hana mengambil kantong obat miliknya dan berjalan pelan menuju kamarnya di lantai dua.

Langkahnya tak menentu saat menaiki anak tangga satu per satu, sejenak ia berhenti, melanjutkan lagi, hingga hampir terjatuh jika saya tangannya tidak mencengkram kuat pegangan ditangga tersebut.

"Hana !" teriak Sinb khawatir disaat ia akan naik sesudah makan siang. Setelah pulang dari Kampus, Sinb sampai rumah langsung masuk ke ruang makan untuk mengisi perutnya yang sudah merengek kelaparan sejak tadi. Selesai makan, Sinb berniat untuk langsung mandi dan beristirahat. Saat melihat Hana terlihat lambat menaiki tangga, Sinb memilih untuk diam sebentar. Tetapi untuk kesekian kalinya, disaat Hana akan terjatuh, Sinb dengan cepat menaiki anak tangga tersebut, sambil memanggil Hana untuk menyadarkannya.

"Eonnie ?" tanya Hana terkejut, terlihatlah wajah bingung darinya.

"Eonnie akan membantumu, jangan menolak." ujar Sinb yang langsung saja mengangkat tubuh Hana dengan kedua tangannya tanpa ada ijin dari pemiliknya. Saat sudah didepan kamar Hana, Sinb menurunkannya. "Berhati-hatilah." ujar Sinb lalu melangkahkan kakinya menuju kekamarnya.

"Huft, belum juga aku berterima kasih." ujar Hana lirih, lalu masuk kedalam kamarnya.


.

.

.

.

Sabtu, 24 Oktober 2020
No Revisi

Silent Girl/ HALLSTATT  [SEGERA TERBIT CETAK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang