Perayaan Pesta makan Keluarga Kim kemarin malam sudah terlaksana dengan meriah dan bahagia. Akan tetapi pagi ini semuanya berjalan kembali seperti biasa, dimana mereka kembali sibuk akan pekerjaan yang sudah sempat mereka tinggalkan kemarin.Pagi ini Sowon dan Yerin sedang berada dimobil untuk menuju Perusahaan dan mengerjakan pekerjaan yang sebelumnya tertunda.
Ditengah itu berbunyilah dering ponsel Sowon yang cukup nyaring, membuat Yerin yang sedang mengemudikan mobil menoleh sebentar, Yerin turut terkejut saat mendapati Ekspresi takut dari kakaknya setelah melihat Nama yang tertera didalam Ponsel yang sebelumnya menghubunginya.
"Ada apa Eonnie ? Apa ada masalah." tanya Yerin khawatir.
"Tak ada Yerin-ah, hanya sedikit." jelas Sowon gugup, setelah ia mendapatkan beberapa pesan dari Neneknya.
"Angkatlah Panggilannya Eonnie, aku menemanimu." kata Yerin mendukung Sowon ia tahu benar bahwa ada yang tidak beres dengan Sowon. Lalu dengan tangan yang gemetar, Sowon mulai mengangkat panggilan tersebut.
"Sowon, datang kerumahku setelah kau mengantar Yerin. Tidak ada bantahan dan jangan membuatku menunggu, atau kau tahu akibatnya !" kata Neneknya dengan nada marah dan tegas kemudian tanpa menunggu jawaban dari Sowon, panggilan tersebut dimatikan secara sepihak.
"Eonnie, ada apa ? Bolehkah aku ikut ?" tanya Yerin khawatir.
"Tak perlu, kau bantu selesaikan pekerjaan kemarin, itu sudah sangat membantuku." ucap Sowon serius sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Tapi Eon- "
"Kemudikan mobil ini dengan cepat kalau kau ingin aku selamat dari Nenek tua itu," ucap Sowon menjeda perkataan Yerin, ia tak mau adiknya ikut merasakan banyak sakit fisik yang selama ini ia dapatkan.
Kemudian tanpa bantahan, Yerin langsung menambah kecepatan mobil yang kini ia kemudikan. Walau ia sangat mengkhawatirkan Sowon, namun dirinya tetap tak dapat membantah keinginan Sowon.
Setelah sempai diperusahaan dan memarkirkan mobil mereka. Kini Sowon dijemput oleh 2 Bodyguard yang telah dikirimkan oleh Neneknya, dengan santai ia masuk kedalam Mobil tersebut seolah mengatakan bahwa dirinya dalam keadaan yang baik.
Tetapi Yerin yang melihat itu dirundung oleh perasaan yang tak menentu, seolah mengatakan bahwa Sowon sedang ada pada masalah besar.
******
Eunha dan Yuju, kedua Kakak beradik itu, kini sedang menuju Butik setelah mereka melihat beberapa Model yang akan dipilih untuk dipublikasikan dalam Majalah Lokal yang dirilis setiap bulannya.
Berbeda dengan Sowon dan Yerin yang mengurus Perusahaan dengan segala berkas dan lainnya, Eunha dan Yuju dipilih untuk terjun langsung dalam pembuatan Busana dan Gaun, serta mengurus calon Model untuk mempromosikan Karya mereka kepada banyak orang diluar sana.
"Eonnie, aku pikir kita hanya meninggalkan butik selama 1 hari itu tak apa, namun ternyata semua pekerjaan sangat menumpuk kali ini. Huft, seharusnya kita mencari Sekretaris untuk membantu kita." keluh Yuju sambil melihat beberapa pesanan baju yang belum mereka kerjakan, padahal tak cuma itu saja mereka juga harus menghadiri acara pemilihan Model di beberapa wilayah, perekrutan pekerja baru, dan membuat Desain baru.
"Hmm, kau benar Yuju. Tetapi, apa boleh buat ? Hanya dengan ini kita dapat bertahan hidup. Aku setuju dengan usulanmu untuk mencari Sekretaris baru, tapi mencari orang yang mudah dipercaya sangat sulit dijaman sekarang. Lagipula Konsekuensinya sangat besar apabila Halmoni (Nenek) mengetahuinya. Nenek tua itu tak ingin perusahaannya rugi sedikitpun, aku heran padahal harta yang kita miliki sudah lebih dari cukup." jelas Eunha sambil mengerutu, mengingat betapa tegasnya Nenek mereka selama ini.
"Aku bahkan juga bingung dengan Halmoni (Nenek), kita juga perlu untuk untuk istirahat atau mungkin sedikit berlibur tapi nyatanya itu sangat sulit. Aku harap Sinb dan Umji tak akan seperti kita, biar kita saja yang seperti ini." jelas Yuju sambil memandang keluar jendela, dirinya dan Eunha sudah seperti ini sejak satu tahun yang lalu mereka juga membayangkan bagaimana sibuknya Sowon dan Yerin selama ini.
"Aku harap Halmoni memberikan kesempatan agar Sinb dan Umji diperbolehkan untuk Kuliah saja. Aku tak bisa melihat mereka akan lebih menderita seperti kita. Bahkan kita sendiri tau bagaimana sulitnya menjaga kesehatan dan berpura-pura atas apa yang selama ini kita rasakan." ujar Eunha yang membuat mata Yuju berbinar.
"Woah, tak kusangka kau pintar Eonnie." puji Yuju senang.
"Yakk, aku memang pintar sejak lama. Hanya kau saja yang tak mau mengakuinya, haiss !" balas Eunha sambil megangkat salah satu sudut bibirnya dengan kesal.
"Huh, aku tak dengar. Tapi Eonnie bukankah kita harus meminta persetujuan dulu dari Sowon dan Yerin Eonnie ?" tanya Yuju.
"Aku pikir mereka tak akan membantah ini, karena ini juga demi kebaikan Adik-adik kita. Nanti malam kita fikirkan bersama." jawab Eunha sembari mematikan Mesin mobil, karena kini mereka sudah sampai dihalaman Butik tempat mereka bekerja.
******
Sinb dan Umji masih bersantai dirumah, keduanya kini sedang berdiskusi untuk memilih tempat kuliah, kerena mereka juga tak ingin menganggur nantinya.
"Eonnie, bagaimana dengan Australia, hmm... atau Amerika ?" tanya Umji dengan antusias.
"Bukankah Prancis lebih baik ? Disana pusatnya Fashion diseluruh dunia. Tapi, aku tak pandai Berbahasa Inggris." jawab Sinb dengan lemas, mengingat kelemahannya dalam berbicara Bahasa Inggris, berbeda dengan Umji yang pintar berbahasa Inggris, bahkan sejak kecil.
"Eonnie, aku juga tak ingin Kuliah diluar Negri sendirian !" keluh Umji.
"Kalau aku, sangat tak mungkin untuk Kuliah diluar Negri, secara Nilai bahasa Inggrisku paling buruk. Aku paling ingat nilaiku paling bagus adalah 75 itu saja kau yang membantuku. Jika kau tak bisa sendirian, lebih baik kita tetap di Korea saja. Lagipula aku juga tak bisa jauh dari saudara kita yang lain." jelas Sinb yang sudah memikirkan semuanya matang-matang.
"Baiklah, tapi kupikir aku sudah menemukan yang tepat." jelas Umji dengan senyumannya.
"Yakk, kau tak memberitahuku." kata Sinb sebal.
"Eonnie aku sudah memilih untuk menjadi sepertimu," kata Umji serius.
"Hah, apa maksudmu ?" tanya Sinb heran.
"Selama ini kau sudah tahu kan kalau aku berusaha untuk menghilangkan semua lemak dalam tubuhku. Aku ingin menjadi Model sepertimu Eonnie." jelas Umji sedikit murung, ia sungguh tergoncang disaat Karir Sinb sebagai model tengah memanas, dimana dirinya selalu diejek tak memiliki Visual.
Umji berusaha sebaik mungkin untuk menghilangkan semua berat badannya begitu juga dengan Pipi Chubby miliknya yang selama ini disukai oleh para saudaranya.
Karena bagaimanapun Karir Sinb dalam dunia Model juga membuat Reputasi keluarga naik dengan pesat, begitu juga dengan Anggota keluarga yang turut terpublikasi Identitasnya oleh Masyarakat luas.
"Aigoo (Ya ampun) Adikku, maafkan Eonnie (Kakak) yang tak mengerti dirimu. Kita akan berjuang bersama-sama aku akan mengajarimu dengan baik dan membungkam semua mulut orang-orang tak tahu diri itu," kata Sinb sambil memeluk Adiknya, Umji dengan kasih sayang.
"Eonnie tak perlu meminta maaf. Kau selalu menjadi yang terbaik dengan sikapmu selama ini." jawab Umji sambil mengeratkan pelukannya pada Sinb.
SILENT GIRL
Revisi : Kamis, 25 Februari 2021 ✅
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Girl/ HALLSTATT [SEGERA TERBIT CETAK]
Fanfic[ END ] otw Terbit Cetak Start : Jumat, 18 September 2020 Finish : Jumat, 08 Januari 2021 Mereka menjulukinya SILENT GIRL orang yang selalu diam didepan mereka, bahkan saat diperlakukan dengan tidak pantas, dirinya hanya diam, hanya satu yang membua...