Yuju menggelengkan kepalanya tidak percaya melihat Eunha sedang berbaring santai sambil memainkan Game diponselnya. Dirinya tak habis fikir akan apa yang baru saja Eunha lakukan."Eoh, begini yaa cara bermainnya sang Ratu ?" ejek Yuju pada Eunha yang sedang sibuk pada Game di Ponselnya.
"Apa pesananku sudah datang ?" tanya Eunha tanpa rasa bersalah. Sedangkan Yuju hanya diam menatapnya tanpa mengeluarkan satu patah kata kepada Kakaknya itu.
"Aku bertanya padamu ! Kalau belum datang kau tak perlu menggangguku !" kata Eunha dengan kasar, membuat Yuju semakin geram akan perubahan sifat Eunha.
"Eonnie kau tak punya rasa bersalah sedikitpun ternyata, cih !"
"Aku tak tak membuat kesalahan apapun, untuk apa aku merasa bersalah ? Jangan memulai perdebatan Yuju-ya !" balas Eunha menatap Yuju tak suka.
"Kau menghabiskan banyak uang hanya untuk membeli sarapan, bahkan itu menggunakan uangku. Eonnie seharusnya kau berfikir lebih lagi ! Perusahaan juga sudah memberikan makanan Gratis, jika kau mau beli, beli saja secukupnya !" teriak Yuju emosi sambil mengarahkan tangannya pada Eunha.
"Eoh, ternyata kau sudah mulai berani ya ? Ingatlah aku ini kakak mu dan kau harus menghormatiku !" balas Eunha tak mau kalah.
"Aku selalu mengingat dimana posisiku. Tapi, apa Eonnie pernah memikirkan sekali saja bagaimana perasaanku ? Selama ini aku selalu mengalah untukmu dan hanya karena Sowon dan Yerin Eonnie membenci Hana, sifatmu menjadi seperti ini ! Aku membencimu !" balas Yuju sembari meluapkan semua yang ada didalam hatinya. Jujur selama ini dirinya yang paling jarang diperhatikan oleh Sowon maupun Yerin, bahkan ia harus selalu mengalah untuk Eunha yang merupakan kakaknya.
"Kenapa ? Eonnie baru berfikir sekarang saat aku mengatakan semuanya. Sudah bertahun-tahun semuanya berlalu, tapi kasih sayang mereka tak pernah tersampaikan untukku. Aku harus mengalah untukmu, untuk Sinb, untuk Umji. Semuanya sudah aku lakukan, tapi tak ada yang pernah paham akan diriku. Tak paham bahwa aku juga berhak memiliki kebahagiaan, memiliki hari manis, memiliki seorang Kakak yang selalu menemaniku. Kalian datang dan pergi begitu saja saat kekamarku, bahkan jarang sekali kalian menanyakan keadaanku, apakah aku bahagia ? Maupun yang lainnya. Diriku menangis melihat kenyataan yang ternyata harus mengorbankan kebahagiaanku untuk mempertahankan posisiku ! Kalian bisa berbelanja dengan puas setiap harinya, aku harus menabung semuanya untuk membayar kebutuhan lain. Hah, sudahlah, percuma juga aku mengatakan semua ini. Pada dasarnya tak ada yang peduli denganku." jelas Yuju sembari menangis, air matanya turun membasahi wajah cantiknya. Bahkan Eunha tak mampu lagi berkata-kata, dirinya juga ikut menangis. Kata-kata Yuju membungkan mulutnya dan menyadarkan dirinya bahwa Hak Yujus sebagai seorang adik selalu dirampas olehnya.
Kemudian Yuju berbalik memunggungi Eunha, ia berniat untuk keluar dari tempat itu.
"Yuju-yaa !" panggil Eunha lirih, tapi Yuju tetap fokus berjalan.
Tiba-tiba Yuju terkejut saat merasakan bahwa Eunha kini memeluknya dari belakang.
"Yuju-yaa, Mianhae. Hiks," kata Eunha sambil terisak, itu membuat Yuju rapuh dan kembali meneteskan air matanya.
"Eonnie menyesal, hiks. Maafkan Eonniemu ini. Aku tahu aku bukan kakak yang baik bagimu, ta-tapi biarkan aku membalas semuanya." jelas Eunha terdengar menyesal. Yuju paham kata-kata Kakaknya itu sanagt tulus, tapi dirinya juga terlanjut membenci Eunha.
Kemudian Yuju melepaskan pelukan tangan Eunha yang ada diperutnya, namun Eunha malah kembali memeluknya. "Eon-nie ?" tanyanya bingung.
Lalu Eunha menarik tangan Yuju hingga mereka duduk diatas kasur. Dengan perlahan Eunha menghapus air mata Yuju dan kembali memeluknya, sedangkan Yuju hanya diam membeku melihat perubahan sikap Eunha yang terbilang aneh.
"Yuju-yaa, jinja Mianhae !" kata Eunha sambil mencium bibir Yuju drngan cepat, sedangkan Yuju yang terkejut memegang bibirnya tak percaya. "Eon-nie, kenapa ?"
"Wae ? Sowon Eonnie melakukan itu padaku. Kita Saudara, dan begitulah cara saudara menunjukkan kasih sayangnya." ungkap Eunha kembali memeluk Yuju, sudah lama rasanya ia tak pernah meluangkan waktu untuk Yuju.
.
.
.
.
Sinb keluar dengan memakai Masker yang diberikan neneknya tadi. Walau keadaannya sangat membuatnya tertekan, namun ia tak ingin apabila terlihat seperti itu didepan orang lain.
Nenek Kim yang melihat Hana sedang bosan dihalaman rumah langsung memanggilnya.
"Hana, cucuku kemarilah !" panggilnya dengan nada senang.
"Nee ? Ada apa ?" tanyanya sambil sedikit berlari menuju Neneknya. Setelah mendengar Sinb akan keluar, tadi Hana langsung berlari perlahan menuju halaman depan,agar keberadaannya tidak dicurigai.
"Cuacanya sedang panas, tapi kau malah berjalan-jalan dihalaman. Apa kau bosan ?" tanya Nenek Kim sambil memegang dagu Hana.
Hana yg ditanyai kini menatap Neneknya dengan pandangan polos, ia sebenarnya tak suka cara Nenek K memperlakukan Sinb seperti tadi, tapi bagaimanapun juga ia harus berpura-pura.
"Hana Bosan." keluhnya pada sang Nenek.
"Tidur siang bagaimana ? Sinb dia akan ada urusan penting setelah ini, jadi dia tak bisa bersamamu. Kau tidur dirumah Halmoni saja ya ?" bujuk Nenek Kim pada Hana yang melayangkan tatapan bingung.
"Halmoni, tapi Hana tidak mau tidur." jawabnya membuat Nenek Kim panik.
"Emm, Hana. Eonnie ada keperluan penting sekarang. Kau disini saja ya ?" bujuk Sinb setelah mendapat tatapan tajam dari Nenek Kim. Tapi Hana membuang wajahnya, ia tahu kemana Sinb akan pergi.
"Halmoni, Hana ingin ikut Sinb Eonnie !" rengeknya sambil memeluk sang nenek.
"Baiklah, kau boleh pergi. Sinb ajak dia ke Mall dan kalau Hana ingin sesuatu biarkan saja, kau tinggal membayarnya dengan kartuku." kata Nenek Kim sambil memberikan sebuah Blackcard untuk keperluan Hana nanti.
"Thank You, my Grandma !" ujar Hana senang sambil memeluk Neneknya, kemudian ia berlari menuju mobil milik Sinb dan menaikinya.
"Belikan Hana baju untuk ganti, pastikan agar ia memakai baju berkualitas tinggi. Jangan katakan apapun padanya, atau kau tahu akibatnya." kata Nenek Kim memperingati Sinb, sebelum Sinb mengucapkan sesuatu, Nenek Kim lebih dulu memasuki rumahnya dan meninggalkan Sinb begitu saja. Sinb hanya dapat menghembuskan nafasnya kasar lalu ia berjalan gontai menuju Mobil miliknya.
.
.
.
.
Hana sudah lumayan lama menunggu Sinb dan akhinya Sinb sudah masuk kedalam Mobil. Tanpa sadar Sinb melepas Masker yang ia kenakan, membuat Hana khawatir saat melihat bibir Sinb yang tersobek dan mengeluarkan darah. Namun, Hana tetap diam.
Dalam perjalanan ini semuanya berlalu dengan kesunyian, Sinb yang fokus menyetir dan Hana yang kini sedang terlelap dalam tidurnya.
Sinb sudah selesai memilih Gaun dengan putra dari keluarga Jeon, lalu mereka memutuskan untuk membicarakan semuanya di Mall, seperti permintaan Sinb. "Kau lelah sepertinya !" ujar Sinb menatap gemas wajah Hana yang kini sedang tertidur.
.
.
.
.
.
.
.
Thanks For Read, Vote and Comment.
Kalau kalian rajin Vomet maka aku juga rajin buat Update.
Rabu, 11 November 2020
STREAMING MV MAGO JANGAN LUPA YAAA ?!!!!
Tadi ada yg minta Update hehe. Aku usahain nulis ini. Semoga suka yaaa !
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Girl/ HALLSTATT [SEGERA TERBIT CETAK]
Fanfiction[ END ] otw Terbit Cetak Start : Jumat, 18 September 2020 Finish : Jumat, 08 Januari 2021 Mereka menjulukinya SILENT GIRL orang yang selalu diam didepan mereka, bahkan saat diperlakukan dengan tidak pantas, dirinya hanya diam, hanya satu yang membua...