27: END

1.4K 141 9
                                    

" SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA DIANA ARDIKA WAHED DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DI BAYAR TUNAI!".

Setetes air matanya langsung jatuh begitu saja begitu Bumi berhasil menjawab ijab Kabul dalam satu kali tarikan napas. Dengan nada lantang dan juga terdengar begitu tegas.

Keira yang sejak tadi berdiri di belakangnya langsung menyentuh bahunya. Membuat ia menoleh dan tersenyum dengan begitu haru.

"Selamat, Di". Kata Keira pelan.

Diana tersenyum dengan mata berkaca. Setengah mati ia menahan tangis bahagianya.
Di tambah lagi Dinda dan Fira yang juga terlihat haru menatapnya. Sahabat-sahabatnya sungguh sangat tau perjuangan ia dan Bumi untuk sampai ke tahap ini.

Dan ia masih tidak percaya kalau semua ini akan terjadi. Dia bisa bersanding dengan Bumi. Meski harus melewati banyak halangan, meski harus berpisah lebih dulu bertahun-tahun. Tapi, nyatanya cinta mereka sama kuatnya. Mereka kembali Tuhan persatu kan. Dalam sebuah ikatan yang jauh lebih kuat. Rasanya... Senang.

Ia bahagia.

"Di". Panggilan Mamanya membuat nya beralih ke pintu. Wanita yang terlihat awet muda di usianya yang jauh dari kata muda itu berjalan menghampirinya dengan tersenyum menatapnya.

Membuatnya juga ikut tersenyum, membuktikan pada Mamanya kalau ia menepati janji mereka. Ia akan bahagia. Benar-benar bahagia. Tanpa ada senyum atau tawa pura-pura maupun terpaksa.

"Ayo". Ajak Mamanya.

Ia mengangguk, beranjak dari duduknya. Dengan di bantu oleh sahabat-sahabat nya ia berjalan keluar dari dalam ruang kamarnya.

Setiba di anak tangga, ia melihat para tamu langsung menatapnya. Membuatnya sedikit salah tingkah. Di sana, di lantai satu. Tepat di ruang tamu yang sudah di sulap dengan begitu indah dan di dekor dengan baik. Sudah ada Bumi berdiri menunggunya. Dengan senyuman manis dan tatapan penuh kelembutan.

Ia melangkah dengan perlahan, matanya bertemu dengan mata Bumi. Pria itu terus tersenyum, senyum yang dulu pernah meluluh lantakkan hatinya.

"Bumi". Bisik Lavina di dekat Bumi.

Bumi menoleh, Lavina memberikan sepasang cincin untuk di pasangkan kepada Diana.

Bumi meraih tangan kanannya. Dan mulai memasangkan cincin itu di jari manisnya. Lalu kemudian gantian ia yang memasangkan cincin itu di jari manis Bumi, Membuat tepuk tangan langsung memenuhi rumahnya. Lalu sebagai penutup ia mencium punggung tangan suaminya, dan Bumi mencium keningnya.

Semua berjalan dengan begitu lancar, semua terlihat senang dan bahagia. Bahkan, ia sempat melihat Ayahnya ikut tersenyum dan diam-diam mengusap matanya.

"Ayah bahagia kalau, kamu bahagia". Ayahnya berkata pada suatu malam saat menyambangi kamarnya. "Buat Ayah, tidak ada yang lebih bahagia saat melihat anak-anak nya bahagia. Kamu anak Ayah".

Diana memeluk Ayahnya dengan erat, menangis sesuggukan disana. Memohon ampun dan juga berterimakasih yang sebesar-besarnya. Saat acara sungkeman.

***

Selesai ijab kabul, Diana dan Bumi langsung di minta istirahat dulu di kamar. Karena resepsi akan di lakukan malam hari. Jadi, mereka harus istirahat sejenak sebalum nanti bersiap-siap menuju tempat acara yang di lakukan di sebuah gedung hotel berbintang.

Busana yang mereka pilih sungguh simple. Dikarenakan Bumi berprofesi sebagai polisi, jadi mereka harus ikut adat anggota. Dengan Bumi mengenakan seragamnya. Lengkap dengan segala pernak-pernik pria itu.
Berjalan di antara pria-pria berseragam polisi. Juga di berikan hormat senjata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ayah, I Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang