⚠️WARNING⚠️
Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata para idol. Cerita hanya fiksi dan hasil imajinasi author, semua alur dan setting hanyalah rekayasa, Pembaca dimohon bisa bijak dan dapat membedakan mana FF dan mana real life :)
Happy reading
•°🎶°•
STUDIO
°•🎵•°***
Gadis yang kini mengenakan nametag besar yang menutupi bagian dada hingga perutnya. Dengan pakaian putih hitam dan sepatu pantofel serta rambut yang diikat satu kebelakang, gadis itu melangkah dengan tenang. Aura dingin dan tegas yang melekat pada dirinya mengiringi setiap langkah kakinya.
“Nama? Kelompok?” Tanya seorang kakak tingkat perempuan pada gadis itu, memang ini gilirannya untuk absen.
“Maaf kak, kami di minta memakai nametag segede ini katanya agar kami semua bisa saling mengenal? Bukankah seharusnya kakak mengenal saya dengan membaca nametag ini? Dan harusnya saya yang bertanya siapa nama kakak karena kakak saja memakai id card tapi terbalik, jadi saya tidak bisa membaca nama kakak”
Kakak tingkat itu langsung menatap sinis kearah gadis yang baru saja membungkam mulutnya.
“Harusnya kamu tau sopan satun! Ini sudah hari keempat ospek, bukankah dari kemarin sudah dibekali ilmu pendidikan dasar untuk membangun etika dan sopan santun?”
Gadis itu terkekeh.
“Saya hanya tidak mau nametag yang katanya sebagai tanda pengenal ini mubadzir kak, kita sudah susah payah bikin nametag segede ini. Harusnya bisa dihargai dan dimanfaatkan kan?”
Semua mahasiswa baru disana terdiam sekaligus terpukau dengan keberanian gadis ini. Beberapa kakak tingkat yang ada disekitar sana mulai berdecak tak percaya dengan kelakuan gadis ini.
“Lembayung Senja, kelompok 20 H.L Blum” Final gadis itu menyebut namanya dengan tegas dan tatapan dingin ke kakak tingkat itu.
“Nama kakak siapa, kalau boleh tau? Supaya kita saling mengenal”
Kakak tingkat itu masih diam.
“Katanya kita harus saling mengenal kan kak? Nanti di evaluasi dimarah-marahin karena tidak saling mengenal? Padahal kakak sendiri yang gak mau diajak kenalan”
Para mahasiswa baru kini benar-benar susah payah menahan tawanya karena ulah Senja, gadis itu. Sejak hari pertama ospek dimulai, Senja memang sudah menjadi sorotan karena memiliki keberanian menegur kakak tingkat yang dinilai salah.
Ospek dijurusannya memang tidak bermain fisik, namun terkadang ada beberapa kakak tingkat yang gila hormat dan semena-mena menjatuhkan mahasiswa baru, bukan dengan fisik, namun mental.
“Laksani” Senja tersenyum dan mengangguk setelah mendengar kating itu menyebut namanya.
“Sudah selesai absen kan kak? Saya permisi ya kak Sani”
Senja melangkah kan kakinya menuju ke hall yang menjadi aula perkumpulan ospek hari ini. Ospek di fakultasnya terbilang lebih bermutu karena tidak memakai fisik melainkan memberikan pembekalan-pembekalan pada mahasiswa baru.
“Senja ya?” Senja hanya tersenyum menanggapi gadis yang duduk disebelahnya.
“Kenalin, gue Rea. Kelompok 19 hehe”
“Hmm, Senja.”
“Iya tau, lu lumayan dikenal, karena pas hari pertama lu negur kakak tingkat yang main bentak-bentak temen kita padahal gak salah apa-apa” Senja hanya mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
STUDIO ❌ DOYOUNG [COMPLETED]
Romance[END] "Gue mau maju jadi ketua UKM Studio, dan gue mau pinang lu jadi wakil gue" -Doy "Gak mau ya gak mau" -Senja. "Gue maksa!" -Doy Tentang Senja dan segala perjalanan hidupnya. Tentang Doy dengan segala kesabarannya. Tentang Theo dan Winwin dengan...