⚠️WARNING⚠️
Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata para idol. Cerita hanya fiksi dan hasil imajinasi author, semua alur dan setting hanyalah rekayasa, Pembaca dimohon bisa bijak dan dapat membedakan mana FF dan mana real life :)
Happy reading
•°🎶°•
STUDIO
°•🎵•°Sedangkan di apartemen, Darwin masih menatap Senja serius. Atmosfer di ruangan itu sedikit tegang dan serius. Benar-benar serius.
"Kamu yakin dek?"
Bahkan Darwin sudah memakai bahasa 'aku-kamu' dan memanggil Senja dengan panggilan 'dek' yang menandakan mereka sedang membahas hal serius.
"Iya, gak mungkin juga kokoh lepas kesempatan ini cuma demi nemenin Senja kan? Senja gak apa-apa. Kokoh, bunda, ayah, kak Doy, dan mama sendiri yang bilang, Senja harus belajar buat berdamai dengan masa lalu"
Darwin menghela nafasnya. Menatap ke segala arah. Tak mampu menatap Senja kali ini. Senja juga tengah menahan air matanya.Tak lama setelah itu Theo datang. Dia langsung duduk di hadapan Darwin, tepatnya disebelah Senja.
"Ada apa? Bisa jelasin lebih jelas?" Tanya Theo. Air mata Senja sudah turun, tapi dia dengan cepat menghapusnya.
"Gue keterima kerja di Bandung, sama Jeffrey juga. Otomatis gue harus pulang ke Bandung. Artinya gue harus ninggalin Senja sendirian disini. Senja gak pernah sendirian di rumah. Gue gak tenang ninggalin dia, gue mau cabut aja kesempatan kerja gue, tapi Senja ngelarang. Dia minta gue maju dan pulang ke Bandung. Gue tau, disini ada Julian dan Doy bahkan Rea. Tapi gak mungkin seterusnya gue repotin mereka buat temenin Senja kalau malam kan?"
Theo masih belum mendapat inti dari pembicaraan ini.
"Jadi intinya? Kenapa sampai lu telfon gue?" Tanya Theo.
"Biarin Senja ikut lu, tinggal sama lu, di rumah lu, bukan rumah orang tua lu"
Theo bungkam, seketika hening."Gue gak mau kalau Senja kepaksa Win. Gue gak mau Senja malah menderita dan merasa gak nyaman kalau sama gue" Jawab Theo. Nadanya sedikit bergetar saat dia mengucapkan itu.
"Senja yang minta ini. Bukan gue yang paksa dia. Dia sendiri yang ambil keputusan ini"
Ucapan Darwin barusan berhasil membuat air mata Theo turun. Theo menatap Senja yang ada disampingnya.
"Gue yang mau tinggal sama The-- sama kakak" Ujar Senja lirih.
Theo kemudian bersimpuh di lantai menghadap Senja yang duduk di sofa. Dia meraih tangan Senja. Air mata Theo turun tepat saat Senja memanggilnya 'kakak'.
"Senja--"
Senja semakin terisak.
"Ma-ma-afin maafin Senja" Ujar Senja.
"Bukan, bu-bukan salah kamu"
Theo tak bisa berkata-kata lagi selain menangis. Dia langsung menarik Senja ke pelukannya.
Pada akhirnya ruangan itu dipenuhi isak tangis dari ketiga saudara yang berbeda orang tua ini.
Setelah sekitar 1 jam, dan keadaan sudah tenang. Mereka kembali melanjutkan pembahasannya. Senja di kamarnya, dia tidur karena kelelahan menangis.
"Senja mau tinggal sama lu, tapi dia masih gak mau kalau ketemu sama orang tua kalian. Gue harap lu bisa ngertiin Senja. Dia butuh waktu lagi buat bisa terima orang tua kalian. Sama halnya saat Senja butuh waktu buat terima lu. Sekarang Senja udah bisa terima kehadiran lu. Tapi belum dengan orang tua lu" Ujar Darwin. Theo mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUDIO ❌ DOYOUNG [COMPLETED]
Lãng mạn[END] "Gue mau maju jadi ketua UKM Studio, dan gue mau pinang lu jadi wakil gue" -Doy "Gak mau ya gak mau" -Senja. "Gue maksa!" -Doy Tentang Senja dan segala perjalanan hidupnya. Tentang Doy dengan segala kesabarannya. Tentang Theo dan Winwin dengan...