Chapter 3 : Perlawanan

807 69 6
                                    


Just a Madara Doll





Deidara menghentikan burungnya dan mendarat di sebuah hutan yang ditengahnya terdapat sebuah danau. Mereka berdua turun dan duduk di rerumputan.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Deidara serius. Merasa tak ada tanggapan, pria pirang itu bertanya lagi.

"Uhn?"

"Kenapa senpai masih bertanya? Lalu buat apa aku menyuruh senpai turun?"

"Hh" Deidara geram dengan jawaban Tobi. "Kita istirahat lima menit lalu kembali jalan!" Lanjutnya kesal

Berselang sekitar tiga menit mereka beristirahat, Rin tersadar dari pingsannya. Gadis itu membuka matanya, mendadak waspada, tatkala instingnya merasakan kehadiran orang lain selain dirinya yang semakin mendekat Ia kemudian terkejut mendapati Deidara dan Tobi disampingnya.

"Oh, kau sudah bangun" ujar Deidara

Tidak menanggapi, Rin kemudian berdiri dan berniat melawan Tobi dan Deidara dengan kemampuan seadanya. Ia memang bukan ninja hebat seperti rekan satu timnya, Kakashi

Gadis itu lalu meraih saku untuk mengambil kunai.

Kakashi, dimana kau? Batin Rin yang akan berhadapan dengan Deidara dan Tobi

Jujur saja, Rin takut berhadapan dengan duo Akatsuki yang satu ini. Ia sadar kemampuannya tak bisa menghabisi pria yang ada didepannya itu.

"Kau gila? Mau melawan kami?" Ejek Deidara terkekeh

Gawat. Aku sepertinya harus lari saja..

Tanpa berlama-lama, Rin segera berlari, mengumpulkan chakra di kakinya dan melompat ke cabang pohon terdekat. Merasa tak mungkin melawan mereka sendirian.

"Senpai!!" Tobi berteriak, lantas bergegas menyusul Deidara yang sedang mengejar gadis itu.

Rin memperingatkan diri sendiri bahwa yang ia bisa lakukan adalah menyelamatkan dirinya sendiri dengan melarikan diri secepat mungkin dari sana. Sekuat tenaga, Rin melompati cabang demi cabang pohon.

Tetapi musuh rupanya tidak tinggal diam. Rin bisa merasakan seseorang mengejar di belakangnya. Bom milik Deidara terus menerus menuju kearahnya. Dan yang Rin hanya bisa lakukan adalah menghindar. Apa pun yang bisa dilakukannya untuk mempertahankan diri sementara dia terus berlari.

Kepanikan mulai menguasai dirinya, membuatnya lengah. Satu gerakan tak terduga dari pria pirang itu telah berhasil saat bom tersebut akhirnya mengenai Rin.

"Ahh!" Rin kehilangan keseimbangan. Kakinya tergelincir saat menjejak di cabang pohon terakhir dan terjatuh di tanah dengan keras.

Aku tidak boleh mati..

Rin mengangkat kepalanya dan mendapati didepannya sudah terdapat Deidara. Merasa terancam, Rin dengan ceroboh melemparkan kunai nya ke arah mereka. Namun sayang, pria itu dengan mudah menangkisnya dan senjata itu terjatuh tak berguna di dekat kakinya.

"Ah, senpaii.. Sebaiknya kau cepat-cepat membawanya. Kau lamban" ujarnya dengan nada yang seperti diulur-ulur. Ia berdiri agak berjauhan dengan Deidara dan Rin

"Kau yang lamban, uhn!" Sahut Deidara tak terima. Ia merasa dihina oleh Tobi

"Mundur!" sentak Rin, yang segera disambut tawa mencemooh dari Deidara

Rin berusaha berdiri. Sebelah tangannya mencengkeram kulit pohon yang kasar, mempertahankan dirinya untuk tetap berdiri. Sedetik kemudian dia terkesiap. Rin berbalik dan melihat sebuah kunai listrik yang terarah pada pria pirang itu.

"Senpai awass!"

Sebuah kunai listrik tiba-tiba menuju arah Deidara. Deidara segera menghindar menjauh dari Rin. Kalau saja Tobi tidak segera menjerit memberitahunya, Deidara sudah pasti kena kunai tadi

"Senpai kau baik-baik saja?!!" Tobi berteriak dari kejauhan.

"Semua gara-gara kau Tobi! Kenapa kau tiba-tiba sakit kepala, uhn!" Balas Deidara yang masih sangat kesal pada rekannya itu.

"Kakashi!" Rin nampak senang melihat Kakashi bersama teman-temannya ada disini sekarang.

"Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Kakashi menoleh, dan Rin hanya menggeleng. Namun melihat luka di kaki Rin, pria itu segera menggendongnya dan menempatkannya ke pojokan jauh dari Deidara dan Tobi

"Kau tunggu disini" Ujar Kakashi. "Kita semua akan melawannya"

"Aku akan segera mengobatimu!"
Ujar Shizune berlari dan segera mengobati Rin di bagian kakinya yang sedang terluka.

"Sebaiknya kau pulang ke konoha sekarang"

Rin tersenyum, "Terimakasih, Kakashi." Menahan bening di brunette nya, kecamuk di dadanya karena ia hanya bisa merepotkan teman-temannya. "Dan yang lain juga. Terimakasih"

___

Vote comment and share

JUST A MADARA DOLL { Obito X Rin }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang