Chapter 18 : Perasaan Rin

641 56 7
                                    





Just a Madara Doll


Sudah seminggu yang berlalu sejak pertemuan lima kage. Rin sedang berada di ruangan hokage sendirian bersama Tsunade. Gadis itu bersikeras memberikan penjelasan pada sang Hokage bahwa Obito benar-benar melakukan ini karena dimanfaatkan.

"Tsunade-sama harus percaya padaku. Dia benar-benar kehilangan ingatan." Rin terus berusaha meyakinkan Tsunade yang ada didepannya itu. Tidak hanya hari ini ia melakukannya, tapi hari-hari sebelumnya ia sudah berusaha seperti ini. Dan jawabannya yang selalu ia dapatkan adalah penolakan dari Tsunade. Wanita pirang itu tidak mempercayai omongan Rin begitu saja. Ia tidak mau salah mengambil keputusan.

Rin mengepalkan tangannya. Ia merasa kesal. Tapi ia tetap berusaha, berusaha agar Tsunade percaya dan Obito tidak harus mengalami hal menyedihkan di penjara konoha. "Dia tertimpa batu besar saat perang. Bahkan lukanya membekas sampai sekarang, membuktikan bahwa cederanya bukan main-main!"

Tsunade menatap Rin tak percaya, wanita pirang itu mengerutkan keningnya "Kau ingin membuatku percaya akan omonganmu? Supaya aku bisa membebaskan dia?"

Rin sedikit tersentak. Tsunade membaca pikirannya, "Aku cuma.."

"Aku tidak bisa membebaskan dia. Seorang hokage harus bijak mengambil keputusan. Aku tidak mau salah karena telah membebaskan dia. Obito, masih perlu pengawasan dari anbu. Kita tidak bisa mempercayainya 100 persen. Mengerti?"

Rin mengangguk, "Aku tidak menyuruhmu membebaskan dia. Tapi biarkan aku menjelaskan sedikit tentang dirinya.."

"Hm," Tsunade berdehem, "Silahkan."

"Obito tertimpa batu karena menyelamatkan ku dan Kakashi. Dia kemudian memberikan sharingannya tapi dia selamat dari reruntuhan batu. Aku tidak tau bagaimana dia selamat dan menjadi anggota Akatsuki. Sebagai orang yang tidak ingat apa-apa, dia tidak tau harus kemana. Aku yakin dia hanya dimanfaatkan saja." Ucap Rin yakin seyakin-yakinnya akan hal itu.

"Kau bersikeras sekali." Balas Tsunade

"Karena aku benar-benar mengenalnya." Jawabnya mantap. Gadis menatap Tsunade serius, "Dia bahkan tidak terlihat pura-pura. Ingatannya perlahan mulai pulih."

"Bagaimana kau bisa yakin kau benar-benar mengenalnya? Semua orang bisa berubah seiring berjalannya waktu. Kalau benar Obito satu tim denganmu. Seperti yang kau bilang, dia terkena reruntuhan batu dan kau menganggapnya sudah tiada. Setelah itu, belasan tahun kalian bertemu dan apa kau pikir kau masih mengenalnya?"

Rin lagi-lagi tersentak mendengar perkataan Tsunade. Hokage itu mengatakan bahwa Rin seperti tidak mengenal Obito yang sekarang. Tapi, Rin menolak semua pemikiran Tsunade.

"Baiklah, aku percaya padamu. Tapi, bukan berarti aku percaya dengan dia." Balas Tsunade, "Kau boleh pergi" lanjutnya

Gadis itu pun pergi meninggalkan ruangan hokage. 'maafkan aku, Obito. Tak ada yang bisa kulakukan'

Rin melangkahkan kakinya untuk kembali ke rumahnya. Saat akan membuka pintu rumah, Rin mendapati Ibunya yang membuka pintu terlebih dahulu.

"Apa yang kau lakukan hingga larut malam begini?" Tanya Ibunya khawatir sambil meletakkan kedua tangannya didepan dada.

"Kaa-san tidak tidur?" Rin malah bertanya balik. Tentu saja, ibu mana yang tidak khawatir melihat anak gadisnya pulang larut malam seperti ini. Walaupun umur Rin sudah 26 tahun, tapi tetap saja sang ibu khawatir.

JUST A MADARA DOLL { Obito X Rin }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang