Chapter 28 : Special Gift.

676 37 18
                                    



Just a Madara Doll

Pria berambut hitam duduk di atas kursi berpunggung tinggi di kantor Hokage itu menggeliat, menggerak-gerakkan kedua tangannya yang terasa pegal setelah seharian berkutat dengan dokumen-dokumen desa.

Tetapi kedudukannya sebagai Hokage yang mengharuskannya seperti itu. Apa boleh buat, pikir sang Hokage. Demi Konoha, apa pun akan dia lakukan termasuk melakukan pekerjaan membosankan menandatangani dokumen laporan dan permohonan misi.

"Ini yang terakhir." Obito menguap seraya menarik sebuah dokumen ke dekatnya. Matanya yang mulai sayu karena mengantuk mulai memeriksa baris-baris tulisan laporan misi tingkat ANBU yang baru saja tiba di mejanya.

Tetapi konsentrasinya tidak mau terkumpul juga. Kemudian diliriknya jam yang tergantung di atas pintu kantornya dan terkejut sendiri saat mengetahui bahwa saat itu sudah hampir tengah malam.

"Astaga... Rin pasti sudah menungguku di rumah..." Obito menggumam sendiri sambil mengacak-acak rambutnya.

"Haah... ya sudahlah. Kukerjakan besok saja." Dia meregangkan tubuhnya yang terasa pegal sekali lagi sebelum berdiri dari kursinya. Dan seseorang memilih saat itu untuk mengetuk pintu kantornya.

"Masuk!"

Pintu terbuka dan seorang jounin berambut perak melangkah masuk. Pakaian tampak bernoda tanah di sana-sini dan jejak lelah akibat pertempuran masih terlihat di wajahnya.

Hanya dengan melihatnya saja Obito bisa memastikan shinobi di depannya ini sedang berada dalam level chakra yang rendah saat ini.

"Ah, Kakashi," sambut Obito, "Sudah kembali dari misi? Bagaimana-"

"Misi berhasil." Sahut Kakashi tanpa menunggu sang Hokage menyelesaikan pertanyaannya, "Rencana pemberontakan oleh sekelompok nuke-nin berhasil digagalkan. Tidak ada korban."

"Bagus." Komentar Obito sambil mengangguk. "Seharusnya kau bisa melapor besok saja, BakaKashi. Kau kelihatan sangat lelah."

"Anda tahu saya tidak suka menunda-nunda, Hokage-sama." Balas Kakashi datar dan sopan

"Baiklah," Obito menghela napasnya lagi. "Sekarang kau pulang dan beristirahatlah. Besok tulis laporan rincinya untukku."

Akhirnya Obito pulang juga. Dilihatnya wanita itu yang sedang berkutat di dapur dengan beberapa masakan. Sebuah pelukan mendarat di tubuh Rin membuat wanita itu langsung terkesiap, hampir menjatuhkan pancinya.

"Obito-kun!" Seru Rin, terkejut. "Kau harus berhenti muncul tiba-tiba!"

Obito hanya tertawa mendengar gerutuannya, Rin sangat bersemangat sekali. Mual-mual di pagi hari yang beberapa hari belakangan ini selalu mengganggunya seakan sama sekali tak berarti. Seolah tidak ada apa-apa.

Sambil sibuk mengelap noda yang tersisa di tangan pada bagian depan apron-nya, Rin bergegas menunduk dihadapan Obito, lalu melepas sandal ninja suaminya.

"Aku harus mengepel lagi besok." Desah Rin kelelahan, sekali lagi Obito hanya bisa tertawa.

"Kau pasti lelah," Ucap Rin seraya bergegas membantu suaminya melepas sandal.

"Tidak juga." Sahut Obito, mengawasi sang istri mengambil sandalnya dan menyimpannya dengan rapi di rak.

Obito lalu mengeluarkan dengusan tawa, kemudian mengecup serbuk putih yang menempel di ibu jari istrinya.

"Tepung.." Gumamnya seraya melempar pandang ingin tahu pada wanita di depannya. "Coba kutebak menu untuk malam ini. Hmm..." Obito mengerutkan dahinya, berpikir. "Soba?" tanyanya penuh harap.

JUST A MADARA DOLL { Obito X Rin }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang