Chapter 29 : Ends ~

750 39 8
                                    



Just a Madara Doll


Obito POV

Aku berdiri di atas balkon kamar ku, mengingat semuanya. Semuanya terlalu Indah. Tak akan pernah terhapus dari ingatanku. Tidak akan pernah. Sebuah perjalanan panjang yang pada akhirnya aku bisa melihat mu lagi juga hidup bahagia bersamamu.

Sebuah lika-liku menambah keindahan kisah cinta kita bahkan mempererat hubungan kita. Aku sangat beruntung bisa menjadi orang yang selalu berada di sampingmu saat ini dan seterusnya, selalu merasa beruntung

Aku terkekeh pelan mengingat betapa lucunya tingkah lakumu ketika berada bersamaku saat awal mula kita bertemu sampai akhirnya kita menikah.

Saat awal menikah, tak menunggu waktu lama kita akhirnya dikaruniai seorang putra yang berkepribadian mirip dengan mu namun fisiknya benar-benar mirip dengan ku. Tentunya dengan proses melahirkan yang agak rumit, dengan para tetua desa dan klan yang memberi kami arahan dan persiapan yang matang juga dilakukan di luar desa.

"Papa.."

Aku menoleh ketika mendengar suara anakku menyusulku di balkon kamar ku. Wajahnya penuh bekas luka namun tentu saja, istriku sudah mengobatinya.

Aku segera mensejajarkan tubuhku agar tepat di depan tubuh mungilnya "Ada apa, Mamoru?"

Ya, aku menamainya Mamoru supaya anakku tumbuh sebagai pelindung bagi orang-orang yang berharga baginya, sesuai dengan namanya yang indah.

"Mama menunggu papa di bawah." Jawabnya dengan suara khas anak-anak, sedikit pelat. Ya, wajar saja dia masih berusia empat tahun

"Mamoru ada duel lagi hari ini?" Tanyaku sambil mengusap kepalanya pelan.

"Hmm, ada. Tapi, papa tenang saja Mamoru tidak akan luka lagi!"

Mamoru selalu bilang bahwa dia ingin cepat-cepat jadi ninja. Mau tidak mau, aku sudah mendaftarkan dirinya masuk ke akademi dengan umur lebih muda dari usia umum anak-anak akademi.

Aku jadi teringat, Rin sempat mengomel berhari-hari padaku karena khawatir saat aku mendaftarkan Mamoru sebulan yang lalu.

Saat itu, aku pulang ke rumah bersama anakku. Wajah pangeran kecil ku sangat bahagia, mengetahui beberapa hari ini dia terus-terusan mengambek. Aku jadi ikut senang dia ceria setelah aku mendaftarkannya ke akademi.

Kami membuka pintu masuk ke dalam rumah, tepat setelah membuka pintu, Rin berdiri di hadapan kami dengan kerutan kening pada alisnya. Mata coklat wanita itu melirikku dengan tidak suka. Aku yang mengerti maksudnya hanya bisa pasrah.

"Astaga. Sudah berapa kali aku bilang, Obito-kun.. dia masih terlalu dini untuk anak-anak akademi! Bagaimana kalau dia terluka?"

Aku terdiam beberapa detik, mengawasi anakku di dalam gendongan bahuku. Ternyata Mamoru cemberut, mendengar perkataan ibunya.

"Sudahlah, Rin. Percayalah, Mamoru akan baik-baik saja." Aku membelanya, seketika wajahnya berubah dengan pipi yang merona, "Benar! Mama jangan khawatir!"

Aku segera menurunkan Mamoru dari gendongan ku ketika melihat Rin sepertinya ingin berbicara padanya. Mamoru berdiri di hadapan ibunya, dan istriku langsung menunduk, menjajarkan dirinya didepan anakku. Menesehatinya, memberinya pengarahan dan terakhir memeluknya dengan erat.

JUST A MADARA DOLL { Obito X Rin }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang