3: SKSD

1.4K 223 6
                                    

.

.

.

Pagi hari seperti biasa Irene berangkat sekolah. Orang tua Irene sedang sarapan di meja makan.

"Ayah ngasih nomor Irene ke Seulgi yah?" ucap Irene yang menuruni anak tangga

"Iya, ayah yang kasih. Apa dia menghubungi mu?" ucap ayah Irene

"Ada, kenapa ayah langsung kasih? kenapa ayah gak ngomong dulu ke Irene."

"Kamu ini, pagi-pagi sudah marah-marah, duduk dulu sini, sarapan dulu."

"Males."

"Hari ini kamu di antar nak Seulgi yah." ucap ayah Irene

"Gak mau yah, Irene mau bareng Jennie."

"Gak, hari ini kamu di anter nak Seulgi. Sekalian kamu pendekatan sama dia nak, biar kalian lebih saling kenal."

Saat Irene sudah di ambang pintu dia kembali berbalik dan membanting tas sekolahnya.

"Kalian berdua itu egois, kalian gak pernah nanya Irene soal perjodohan ini, pokoknya Irene gak mau."

"Yang sopan kamu kalo bicara sama orang tua." ayah Irene langsung berdiri dan menggebrak meja makan

"Dari kecil apapun yang kamu mau ayah selalu kasih, ayah gak pernah bilang enggak. Sekarang sekali-kali turutin kemauan orang tua apa susahnya. Kamu tau kelakuan kamu sama mantan pacarmu yang dulu-dulu itu jadi omongan tetangga rene. Siapa yang malu? tentu ayah sama ibu."

"Ayah sudah." ibu Irene mencoba menenangkan suaminya

"Udah kamu berangkat sekolah sana." ucap Ibu Irene

Irene memungut tas nya dan pergi meninggalkan mereka.

Jika menikah tentu Irene akan melakukannya tanpa harus disuruh karena itu salah satu impian masa depan Irene, menikah dengan seseorang yang dia cintai.

Tapi menikah untuk waktu sekarang? Irene belum siap, mengingat dirinya masih 17 tahun, bagaimana kedepannya nanti, bagaimana jika pernikahan nya gagal dan tidak bahagia. Bagaimana jika Irene tidak bisa menikmati masa mudanya. Dan bagaimana mungkin dia menikah dengan orang yang bahkan tidak Irene kenal.

.

.

.

Jennie sudah menunggu Irene di depan gerbang garasi rumahnya, tak lama kemudian Seulgi datang dengan mobilnya. Rupanya Seulgi benar-benar ingin mengantarkan Irene ke sekolah hari ini, seperti janjinya di telfon semalam.

"Selamat pagi." sapa sang pria bermata monoloid itu

Irene memutar bola matanya malas

"Jen yuk berangkat."

"Emm, ogheeyy." ucap jennie

"Saya yang akan mengantar kamu hari ini." Seulgi menarik sebelah tangan Irene

"Emm, jadi gimana ini rene." ucap Jennie yang bingung

"Lo masuk dulu jen, gue mau ngomong sama nih orang."

"Oh, ok." Jennie langsung masuk ke mobil karena merasakan hawa-hawa yang tidak enak di antara mereka berdua.

Irene melepaskan genggaman tangan Seulgi dengan kasar.

"Lepasin sat, jangan sok kenal sama gue."

"Ya, ini saya mau coba ngenal kamu."

"Eh, gue gak kenal yah sama lo. Gue gak tau siapa lo, gak tau lo muncul dari mana, dan gue gak mau di jodohin sama cowok yang gue gak kenal dan yang gue gak suka, ngerti!"

"Saya akan tetap berusaha untuk mengenal kamu."

"Terserah lo deh, gue bodo amat." Irene langsung masuk ke mobil Jennie dan meninggalkan Seulgi sendirian.

.

.

.

"Emm itu siapa rene?" tanya Jennie penasaran

"Gak penting."

Irene hanya melihat keluar jendela, melamun kan perkataan ayah dan ibunya. Apa benar jika kelakuan dirinya membuat orang tuanya malu.

Dan jika dipikir-pikir memang Irene selalu di manjakan oleh orang tuanya, apapun yang Irene mau, ayahnya selalu memberikannya karena Irene anak tunggal.

"Woy ngelamunin apaan sih?" suara Jennie membuat Irene tersadar dari lamunan nya

"Gapapa Jen."

"Om-om yang tadi, dia yang dateng kemaren ke sekolah kan? Kok dia kenal sama lo."

"Bukan kenal, dia nya aja sok kenal sama gue."

"Terus tadi, kenapa lo marah-marah gitu."

"Jen please, gue lagi gak mau bahas hal yang gak penting, gue gak mau mood gue ancur pagi-pagi gini."

"Iya deh."

Sesampainya di sekolah, Irene dan Jennie turun dari mobil.

"Tuh, ada adek kelas bucin udah ngeliat in mulu dari tadi." ucap Jennie

Dia Jeffry seorang bocah laki-laki yang berjalan menghampiri Jennie dan Irene. Sebenarnya Jeffry dan Irene hanya beda 1 tahun.

Author: JUNG JAEHYUN sebagai Jeffry

Author: JUNG JAEHYUN sebagai Jeffry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeff menghampiri Irene dan Jennie

"Gue duluan ya rene." ucap Jennie

"Hai kak Irene." ucap Jeff sambil melemparkan senyuman manis dengan dimple yang menawan.

"Hei Jeff."

"Nih buat lo."

Jeffry memberikan Irene cokelat.

"Ini apa?

"Cokelat lah kak, masa gorengan."

"Iya gue tau ini cokelat, maksud gue ini dalam rangka apa lo ngasih gue cokelat."

"Gapapa sih, pengen ngasih aja, di makan yah."

"Ouh ya udah makasih yah."

"Pulang nanti, gue anter yah, apa udah ada yang mau nganter?"

"Gak ada sih, ya biasanya gue bareng Jennie."

"Ya udah nanti bareng gue yah." ajak Jeffry

"Emm, ok deh."

"Yess, ya udah gue ke kelas dulu yah kak, sampe ketemu ntar, cokelat nya jangan lupa di makan."

"Iya."

.

.

Sebenarnya Jeffry menyukai Irene, tapi Irene hanya menganggap Jeffry sebagai adik kelasnya saja. Meski begitu Jeffry tetap menyukai Irene meski perasaan nya tak di balas oleh kakak kelasnya ini.

Jangan lupa vote + komen ya manteman. 🐻🐰❤🙏🏻








i'm sorry Mr.KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang