Sstt! We Got Married '12

2.2K 249 12
                                    

[Sorry for late 👁👄👁]

••Happy Reading••

Ruangan yang kini berisi 7 orang bertemu tatap, saling membisu dan membungkam. Menyalurkan keheningan di dalamnya tanpa sarat kejelasan.

Pendar mata dari dua sosok yang terbalut setelan yang sama beradu dalam gentar. Pria yang memakai warna navi sedikit menyunggingkan senyum teramat kaku ke arah sosok yang terbalut merah muda. Vantae ingin bertanya secara gamblang kenapa dia datang tanpa sebuah pesan. Tapi lidahnya mendadak kelu saat ada 2 sosok lain yang duduk di kanan dan kiri Jeon Jeka. Dia tidak bodoh, dan yakin keduanya adalah orangtua pemuda itu. Tapi sungguh, sekelumit pertanyaan mencuat tak tertahan sampai rasa-rasanya mulutnya mau meledak ingin melontarkan.

Nyonya Kim bergeming disudut meja, seolah menyadarkan Tae dari lamunannya. Tentu saja pemuda bermata amber itu melihat apa yang sedang bundanya coba sampaikan meski lewat bahasa tubuh.

Vantae spontan memandang kedua wajah yang terlihat mulai menua, sama seperti kedua orangtuanya. Tapi dia masih bisa melihat kehangatan dari sinar mata keduanya, seolah ia melakukan sesuatu yang membanggakan?

"H-halo om, tante.. Saya Kim Vantae.."

Pria yang masih menggenggam ponsel ditangannya melemparkan senyum pada keduanya, ya senyum kotaknya. Jimin pun ikut serta untuk menebar senyumnya lebar-lebar, meski tidak ada yang meminta.

"Ahh ini putraku. Aku minta maaf kalau dia kurang sopan tadi" tutur Nyonya Kim yang kini sudah berdiri. Wajahnya merunduk, membuat setiap orang yang ada disana mendadak panik karena bunda jadi pundung.

"Kayaknya aku lapar, kita makan dulu ya bunda. Udah kangen sama masakannya bunda.." ucap Jeka.

Suasana hati Nyonya Kim pun kembali membaik meski beberapa detik setelah pemuda itu berucap dia dibuat bingung.

"Wahh makanannya enak semua ini bun.."

"Itu masakan resto, bukan bunda." sela Vantae sembari duduk disebelah sang bunda saat wanita itu mau menjelaskan.

Karena sejujurnya dia jadi kesal melihat orang pintar yang mendadak bodoh itu. Jeka sedikit tersedak jadinya, membuat Jimin sontak terkikik jahil karenanya.

Pada akhirnya, mereka memilih untuk makan bersama. Mengabaikan sejenak kisah lama dan fokus menikmati makanan yang tertata. Dua pasang suami istri itu selalu punya banyak cerita yang ingin dibahas, seolah mereka menimbun kisah meluap tanpa batas.

Sedangkan diujung meja, 3 pemuda terlampau fokus pada makanannya, menunduk kebawah seolah makanan itu sangat menggoda. Atau guna mengalihkan diri dari berbagai pertanyaan yang muncul di hati.

Jimin bahkan larut dalam suasana yang terlampau berkesinambungan sejak beberapa hari lalu. Tidak ada yang tau kalau dia sudah kaget sejak bertemu tatap dengan Jeka dan keluarganya disana. Sempat ingin memprotes ke Vantae karena dia mengajak Jeka secara formal sedangkan dirinya harus diam-diam, atau bahasa belandanya 'tanpa sepengetahuan Bunda'. Tapi ia urungkan, sebab Vantae pun tampak syok tadi.

"Kalian bertiga teman sekelas?" Nyonya Jeon membuka percakapan dengan yang termuda. Aneh saja rasanya jika mereka terdiam sejak tadi.

"Enggak tante, Jeka kan anak teladan jadi dia ada di gedung B. Kalau kami berdua ada di gedung C, kelas 1C.." tutur Jimin setelah menunjuk dirinya dan Vantae.

Nyonya Jeon hanya mengangguk, raut wajahnya sedikit mengkerut seperti ada yang mengganggu. Dan sayangnya Vantae melihat gelagat kecil itu, membuat dia yakin sedang diremehkan. Ia pun tersenyum kecut.

WE GOT MARRIED • COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang