Sstt! We Got Married '3

3.8K 390 8
                                    

[Follow @ BoonieUwu on twitter
Let's be mutual🤗]

••Happy Reading••

Kesialan seolah sengaja menganggu Jeka sepanjang hari. Mulai dari pemuda yang membuatnya terlambat demi kura-kura nyebrang, hukuman dari pak Regar yang membuatnya jadi lama pulang, dan sekarang dia harus merasakan nyeri dikepala karena berbenturan dengan kepala Van Tae.

Jika bukan karena sikap disiplinnya yang harus menaati perintah guru, mungkin Jeka sudah pergi saja dari sana mengingat dia ada jadwal les privat sore nanti.

"Hhhssss.. Sakit.." desis pemuda yang menyandang tas abu-bau kebesaran dipunggungnya. Entah apa isi tas itu, tapi sepertinya tidak terlalu berat.

"Makanya lihat-lihat dong. Matanya dipasang jangan dipajang doang." ujar Jeka ketus.

Van Tae hanya mendesis tak suka, dan berlalu kearah perpustakaan yang ternyata pintunya belum di gembok.

Dia meraih gembok yang sudah terbuka itu dan mencoba menguncinya. Tapi dia justru mendengar suara samar dari dalam perpustakaan. Suara parau yang membuat wajahnya merona karena malu.

Jake menghampiri Van Tae yang terbengong di depan perpustakaan, dia bingung melihat gelagatnya yang bergerak kaku.

Ada butiran keringat yang membasahi dahi pemuda itu, rambut-rambut halus di dahinya bahkan ikut kuyup.

"Kau kenapa—"

"Ssssssstt.." kodenya. Tae menarik tangan Jeka untuk menjauh dari pintu dan sembunyi dibalik sela-sela ruangan tersebut, takut-takut suara Jake tadi terdengar.

"Ada apa" Jake berucap lirih mengingat posisi mereka yang seakan bersembunyi.

Jarak mereka terkikis dengan bahu yang saling menempel. Tae menatapnya terengah—padahal mereka tidak lari?

"Aku mendengar sesuatu.." mimiknya serius.

"Iya apa,, langsung jelaskan saja jangan lama-lama. Aku mau cepat pulang." protes Jeka.

Van Tae memasang tampang cemberut sepersekian detik sebelum kembali normal.

"Sini," kodenya untuk mendekatkan telinga, lalu ia berbisik.

"Tadi waktu aku mau gembok pintunya aku denger ada suara cewe didalam."

Gagal. Jeka sudah gagal fokus saat ini. Dia tidak bisa lagi membedakan mana yang genting mana yang penting.

Hawa hangat napas pemuda itu menerpa telinga dan lehernya, mendatangkan sensasi yang aneh dibawah sana. Saat pria itu mendekat, Jeka bisa mencium aroma bunga yang bsrcampur dengan manisnya karamel? yang pasti asalnya dari tubuh pria itu. Sabun ataupun parfum? Harus bertanggung jawab untuk ketidakwarasannya sekarang.

"Oi! Dengar gak sih..?" cicitnya kesal, sebab tak ada respon sejak tadi.

"Oh. Ah. Eum— ya dengar." gugupnya masih tak reda juga.

Bagaimana bisa pemuda itu bicara santai dengan jarak wajah yang terlampau dekat?

Karena mereka sama-sama cowok?

Justru karena mereka sama-sama cowok, jarak sedekat ini bukanlah hal yang wajar bagi Jeka.

"Menurutmu apa yang mereka lakukan didalam? Aku sih gak tau ya, aku polos." Van Tae kembali berucap dan kembali menjauhkan wajahnya. Ekspresi itu jelas sekali berbohong kalau dia polos.

Tapi jantung Jeka sudah kembali normal.

"Yah palingan juga lagi main." ucapnya ringan, dan bersiap untuk kembali ke lorong.

Main??

Tapi sedetik kemudian, dia kembali tertarik ke dalam sela bangunan yang menjadi jarak antara perpustakaan dengan ruang komputer.

Hanya setengah meter yang sekarang justru menghimpit mereka didalamnya.

Jeka dan Van Tae bergerak risau untuk membebaskan diri yang terhimpit, namun kepala mereka justru berbenturan.

Dada mereka yang menempel serentak naik turun mengambil udara yang seolah menipis. Membuat keduanya memalingkan wajah berlawanan sangkin dekatnya.

"Dengar," Jeka berucap. "Aku akan mendorong tubuhku, lalu kau cobalah untuk keluar lebih dulu. Mengerti?" usulannya direspon anggukan dari Van Tae.

Dia tidak bisa berbicara karena napas pria itu menerpa ceruk lehernya. Ada sensasi aneh yang menjalar ke perut karenanya.

"Satu, dua, tig—a"

Drap!

Van Tae tersungkur ke lantai lorong. Napasnya masih tersenggal dengan wajah yang memerah.

Dia mengedarkan pandangan untuk memeriksa Jeka. Tapi disebelahnya sudah berdiri sosok wanita yang dikenal sebagai anggota osis sekolah. Tae belum tau namanya.

Van Tae masih melongo sebelum pria yang berhimpitan dengannya bertanya dari dalam sela bangunan itu tanpa tahu keadaan sekitarnya saat ini.

"Hei, kau tidak—" Jeka tidak lagi melanjutkan ucapannya saat sadar ada sosok lain disana, ia mengikuti arah pandang pemuda itu. "___kak Sanna."

Gadis dengan tinggi setara Jeon Jeka itu menodongkan tatapan menuntut, dia bersedekap sambil memainkan rambut panjangnya dengan jari menunggu penjelasan dari keduanya.

Jeka dan Tae saling pandang tak tahu mengapa. Mereka seolah meminta jawaban dari yang lainnya tapi terputus karena wanita itu berdehem.

"Apa yang kalian lakukan disini. Kenapa belum pulang. Dan kenapa kalian ada di sela-sela bangunan? Jawab sesuai pertanyaan." Ucapnya dingin. Sepertinya kakak kelas mereka ini berbeda dari gadis lainnya yang selalu bersikap manis di depan Jeka si most-wanted.

"__Oh! Dan satu hal lagi.. Kenapa wajah kalian merah trus keringatan gini? Apa kalian habis—"

"Gak!"

Kedua pria itu serentak menyangkal sebelum mendengar apa yang akan diucapkan Sanna. Apapun itu, mereka tahu arahnya kemana.

"Waw.. Kalian kompak banget, pacaran ya?" tudingannya terlampau santai.

"Kak Sanna apaan sih," Jeka mengulurkan tangan untuk membantu Van Tae yang masih terduduk di lantai, tak berniat memandang sosok yang berdiri angkuh dikirinya.

"Kakak sendiri ngapain di perpustakaan sama cowok.." Tak ingin disudutkan, Jeka justru menodong balik Sanna dengan pertanyaan yang sama. "Bukannya seharusnya kakak juga pulang?" Wajah Sanna semakin mengetat, mencoba menyembunyikan paniknya tapi naas karena dia juga tersudutkan.

"Ohh.. Dan satu lagi_" dia berucap sambil menepuk debu dari celana Van Tae, yang mana orangnya sudah terdiam kaku tak berani bertindak. "__kenapa pakaian kakak berantakan?"

Telak.

Sanna tak bisa menjawab lagi selain pergi dari sana setelah melempar mereka dengan tatapan mengancam. Dia sempat menyeringai kearah mereka berdua, yang dibalas senyuman yang sama tajamnya dari Jeka.

'Awas kalian.'

>>>TBC

[Hai 👋 gimana ceritanya? Udah kebaca gak endingnya? 😂
Makasih udah mampir..
Mumpung lagi rajin nulis, aku berencana update tiap hari.
Dijam-jam segini.
Tapi kalau semisal aku gak update, itu tandanya aku butuh vote sama dukungan kalian lewat komen 😂😂

Sekian obrolan panas ini..
Hint: besok ada yg lebih manis dari gula 💯 accurate!]

WE GOT MARRIED • COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang