•••HAPPY READING•••
[ 넌 내 꺼야 ]
Selang lima belas menit berlalu sejak Kim Vantae dan Sanna bertemu tatap di ruangan kepala sekolah. Dari balik pintu kayu nan bidang tersebut sudah banyak orang yang menanti kelanjutan dari drama yang terjadi.
Masih riuh dengan persepsi masing-masing, dan ada banyak rangkaian kalimat yang tidak tepat pada kenyataannya. Membuat beberapa orang yang pada awalnya tidak tertarik malah ikut bergunjing.
Mereka sungguh tidak menyangka Kim Vantae memiliki sisi bajingan di balik topeng cupunya. Kacamata bulat yang selalu ia pakai mungkin bukan kacamata biasa, melainkan kacamata tembus pandang untuk melihat dalaman orang-orang. Sifat pendiam dan cueknya itu pasti juga palsu, sok menjauh—padahal napsu.
Kira-kira begitulah yang sekarang sedang diperbincangkan orang-orang.
Jeyop sampai panas mendengarnya. Bagaimana bisa orang-orang bicara sesuka hati tanpa bukti? Kalau Jeka mendengarnya, mungkin mereka akan terbungkam seribu bahasa.
"Yoon," panggilnya. Yoon pun menoleh cepat. "Kemana Jimin sama Bambam? Sejak Jeka menjemput Taetae mereka berdua juga ikut menghilang.."
"Aku juga gak tau Jey, kita tunggu aja ya.." hanya itu yang bisa iya jawab. Helaan kecil bahkan lolos begitu saja karena dirinya sudah lelah menunggu.
Jooni, Jaehyun dan Wonwo tampak memantau keramaian. Meski diam saja sejak tadi bukan berarti mereka tidak peduli. Mereka juga kesal dan ingin membantu, namun masalahnya mereka tak tahu apa yang harus dilakukan selain menjaga agar kerumunan itu tidak membabi buta dan bergosip diluar batas.
✨✨✨🦦✨✨✨
Sanna dan Kim Vantae sejak tadi masih duduk bersama senyap yang menyelimuti ruangan 3x7 meter tersebut. Berpenerangan secercah cahaya dari jendela tinggi di sisi kanan, bertirai vitrase voile yang membentuk jaring-jaring bayang di pipi kanan pemuda bersurai cokelat tersebut.
Kesenyapan sebelumnya begitu tenang. Berbeda dengan hiruk-pikuk manusia yang ada di balik pintu jenjang disana.
Sampai beberapa detik kemudian, keduanya dikejutkan dengan satu suara yang berat dan besar seolah memenuhi setiap sudut ruangan abu-abu tersebut.
"Jadi," mendadak punggung Kim Vantae maupun Sanna serasa ditarik untuk tegak, "_siapa yang akan menjelaskan apa yang kalian lakukan disana."
Rasa tegang mulai menyelimuti keduanya, bersatu dengan udara yang menyesakkan di dada. Aura dari pria paruh baya itu begitu mengancam mereka.
Bahkan Sanna yang merencanakan semuanya pun bisa takut saat berhadapan dengan kepala sekolah mereka.
"M-maaf Pak.. Saya dipaksa sama dia, itu bukan kemauan saya. Bapak bisa lihat kan dari videonya Pak, dia yang menyudutkan saya!" Sanna memulai pembelaan dirinya. Dalam sepersekian detik, seringai muncul dari balik topengnya. Kepala sekolah tidak menyadarinya, tapi Tae melihatnya.
"Benar begitu? Kim Vantae dari kelas 1 C!".
Dia menghela napas, lalu berkata "Saya tidak melakukannya Pak, semua hanya salah paham." begitu ucapnya. Nadanya tenang sehingga Pak kepala sekolah tak menangkap curiga padanya.
Tae sama sekali tidak kepikiran apakah berucap jujur seperti yang seharusnya akan baik untuk dirinya dan Sanna? Dia juga memikirkan masa depan yang masih panjang untuk mereka. Dan kalau dia berkata jujur sudah pasti Sanna akan sulit menjalani hari-hari.
Dia bukan orang yang tega. Dan jika saja wanita itu tidak mengganggu dirinya dan Jeon Jeka, mungkin dia juga akan melupakan kejadian siang itu.
"Kami cuma bercanda Pak, dia nggak mengaku kalah jadi saya mengerjainya. Gak sampai menyentuh kak Sanna kok. Mana saya tahu kalau beritanya jadi seperti itu.." Ia masih mencoba agar ceritanya terdengar masuk akal dan masalah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE GOT MARRIED • COMPLETE
Fanfic• bxb [kookv] • Fluffy • Drama • Bahasa non baku • Kalau risih jangan baca [ Update setiap Rabu&Minggu jam 21.00-keatas Kalo ga update authornya ketiduran atau sakit ya]