••Happy Reading••
Kim Vantae dan Jimin berjalan beriringan menuju kelas. Keduanya tiba bersamaan saat pukul 7 pas, lima belas menit sebelum senam pagi yang sangat membosankan itu dimulai.
Vantae banyak tersenyum pagi ini, merekah dan merona. Mulutnya banyak bicara dan itu hal yang baru bagi Jimin.
"Nanti pulang sekolah nongkrong di cafe yok Jim. Lagi pengen es krim" katanya tanpa menoleh ke arah Jimin.
Berjalan terlampau semangat, seolah mendapat energi lebih pagi-pagi tadi. Entah karena embun atau jalanan yang tidak terlalu ramai dan sedikit basah bekas hujan tadi malam. Atau karena sesuatu yang Jimin masih belum bisa tangkap alasan dibaliknya, yang sanggup mengubah pribadi yang seperti ibu-ibu kos jutek karena uang kos belum di setor menjadi pribadi yang manis yang dulu sempat menghilang dari pengawasannya -semua sejak malam ulang tahun.
Jimin mengangguk pelan, dan berdehem.
"Terserah Van, aku juga ga ada kegiatan kok siang nanti. Tapi kamu yang bandar ya.."
Sontak saja Vantae dan Jimin tertawa, mengisi sepanjang lorong dengan segelintir orang yang terlihat bersih-bersih. Piket pagi.
"Kau terlihat ceria hari ini, mau cerita?"Jimin menyodorkan kepalanya menatap pemuda itu dengan senyuman merekah di wajah. Mendapatkan Kim Vantae yang mendadak terhenti dan membuat Jimin spontan berhenti.
Tae nampak menimang-nimang sesuatu dalam pikirannya. Bergaya sok serius saat bibir kotaknya mangut-mangut seperti anak kecil.
"Cerita gak ya..??" godanya.
"Dih, cerita aja elah Van.." Jimin mendecih seraya bersedekap, menunggu pemuda berjaket parka abu-abu itu menepis sifat bermain-mainnya saat jiwa penasaran Jimin merong-rong butuh penjelasan. Dia selalu dibuat penasaran sejak kenal Vantae.
"Cerita gak nih..??" Tae kembali menggoda. Tak terhasut dengan raut wajah yang menanti begitu serius, seolah Tae menutupi sesuatu dari teman sebangkunya itu. Atau sahabat, mungkin?
Jimin merotasikan matanya, berdengus sebal sembari menyugar rambut pirangnya yang tampak bervolume dan empuk. "Gak mau cerita juga gak masalah." Decakan kesal keluar begitu saja tanpa menunggu suara tawa Vantae yang terlihat bebas, lepas, dan sungguh-sungguh.
Hal kedua yang membuat Jimin terperangah mengetahui kebiasaan pemuda itu. Siapa yang menyangka Kim Vantae si anak yang hemat bicara, bersikap pendiam dihadapan semua orang, dan menghindari pergaulan sosial itu ternyata pribadi yang mempunyai sifat menggemaskan aslinya.
Seperti saat ini. Dia tertawa begitu lepas, bahkan hampir menangis seolah ekspresi wajah Jimin yang sebal itu adalah hal terlucu disepanjang hidupnya. Mirip karakter Jerry-tikus yang jahil. Begitu juga tangannya melayang bebas menepuk bahu Jimin ataupun udara ketika tidak dapat memukul sesuatu.
"Van udah minum obat belum sih? Keselek apa pagi-pagi sampai jiwa humormu serasa bocor"
Vantae mengelap beberapa tetes airmata yang mengalir aneh di sudut matanya, tawanya tersenggal dengan sisa-sisa humor yang ada.
"Jimin nuduh aku gila?" cicitnya dengan nada manja.
Sumpah demi apapun Vantae berubah seratus delapan puluh derajat dari cara dia berbicara. Raut wajah yang penuh dengan ekspresi baru dan menggelikan seolah menggoda, tapi Jimin tidak tergoda alih-alih merinding sebab semua terlalu mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE GOT MARRIED • COMPLETE
Fanfiction• bxb [kookv] • Fluffy • Drama • Bahasa non baku • Kalau risih jangan baca [ Update setiap Rabu&Minggu jam 21.00-keatas Kalo ga update authornya ketiduran atau sakit ya]