Masalah

9 0 0
                                    

Berbeda dengan situasi Aliana saat ini ia berada di bawah. Bersama Alvin Vio dan Arkan.mereka tidak bicara satu sama lain melainkan mereka saling menyindir satu sama lain.
   "Eh anaconda. Pulang gih kan kakinya sakit."ucap video menyindir.
   "Iya nih kaki lo kan sakit."Ucap Arkan seraya tertawa.
   "BTW kendaraan lu bagus juga ya."ucap Alvin menatap kursi roda Aliana.
    "Berdiri dong gue mau pinjem nih!"ucap Vio melirik kursi roda Aliana.
     "Nggak capek emang pura-pura terus. Dasar ya kalau udah emang udah obsesi."Ucap Arkan mencemooh.

Saat mereka sedang mencemooh Aliana. Alana keluar dan meminta teman-temannya agar pergi dari sana.
    "Guys lo aja gue ke mana aja deh."pinta Alana.
   "Okay."jawab mereka serempak.
 
Alana dan ketiga temannya pun masuk ke dalam mobil Arkan. Ia memang anak yang berada dan mendapat kasih sayang yang layak diberi kedua orang tuanya meskipun orang tuanya sibuk tapi selalu punya waktu untuknya. Sangat berbanding terbalik dengan Alana. Vio dan Alvin tinggal di rumah Arkan.Sehingga mereka tidak perlu lagi menyewa kost-kostan.
    "Memangnya lo mau ke mana sih Al?"tanya Arkan.
    "Ntar kalau lo nggak pulang masalah Lo justru nggak kelar-kelar."Saran Vio.
     "Bener tuh apalagi ada si anaconda nanti malah nuduh lo yang nggak-nggak."Ucap Alvin mengingatkan.
     "Dah lah mereka juga nggak bakalan peduli."Ucap Alana pasrah.
     "Btw si Devano ngomong apa aja?"Tanya Vio kepo diikuti dengan Arkan dan dan Alvin.
     "Dia minta gue jadi pacar nya."Ucapan Alana membuat semua temannya bingung.
     "What! Kita nggak salah dengar kan?"Ucap Arkan meyakinkan.
   "Terus lo jawab apa?"Tanya Alvin.
   "Gue belum ngasih jawaban."Jawab Alana.
   "Pasti ada udang dibalik bakwan nih."Ucap Vio menebak.
   "Eh udang di balik bakwan enak mah.Ini pasti hal yang nggak enak."Ucap Arkan menebak.
   "Kita harus apa dong?"Ucap Alvin bingung.
    "Gini ginih!Saran gue lo terima aja dulu."Ucap Arkan mantap.
    "Ha?Nggak ah!"Ucap Alana menolak.
    "Udah Lo terima aja. Gue yakin dia punya niat licik, jadi kita sama-sama main licik dan lihat apa maunya."Ucap Arkan menjelaskan.
    "Ya Al lagian nggak bakalan lama kok. Kan dia cuma mau lo  menderita.
  
Alana pun memikirkan apa yang dikatakan oleh teman-temannya ada baiknya juga ia mengikuti saran mereka. Dan ia juga akan mudah menemukan bukti kebenaran dirinya.
                      🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Akhirnya Alana pun memutuskan untuk pulang. Setelah ia berbincang-bincang dengan teman-temannya. Ia memilih masuk lewat pintu utama lagi karena masalah pintunya rusak.
 
Pemandangan yang menyakiti mata kembali ia dapati.saat orang tua dan kedua kakaknya berada di ruang keluarga sungguh hal yang sangat ia inginkan selama 5 tahun terakhir.
    "Wow! Anak baik-baik baru pulang."sindir Aliana padanya.
    "Iya nih dari sikapnya kita udah tahu karakternya."Ucap Sania ibu Alana.
    "Katanya anak baik-baik. Nggak pernah salah. Tapi lihat sendiri kan."Ucap Rafa ayah Alana.
    "Lagian kalian peduli apa. kalian juga kan yang buat gue nggak mau pulang. Kalian nggak pernah berikan tempat untuk gue di rumah ini. Jadi apa peduli kalian!"ucap Alana seraya meninggalkan mereka menuju kamarnya.

Alana tiba di kamarnya dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur karena ia sudah sangat lelah. Saat ia terbaring beberapa menit.Sakia membuka pintu kamar Alana dan memberikannya sepiring nasi.
    "Ini lo pasti lapar banget kan."Ucap Saskia kakak tertua Alana. Seraya menaruhnya di meja belajar Alana.
    "Makasih! Mendingan lo keluar sekarang nanti kalau mereka tahu bisa kacau."ucap Alana khawatir.
    "Iya!jangan lupa makan!"Kemudian Saskia keluar dari kamar Alana.
                      🥀🥀🥀🥀🥀
 
   
     

     

Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang