Alana dan teman temannya sudah berada di Taman tersebut.Kemudian siap berlari sejauh 400m.Alana pun dengan semangat lari sekencang-kencangnya.Sehingga membuat teman-temannya tertinggal jauh di belakang.Dan ia selesai berlari.
"Udah deal gue nggak sanggup lagi nih.Udah ngos-ngosan."ucap Olivia menyerah.Seraya meneguk botol mineral.
"Lah malas amat sih."Ucap Alana tertawa.Juga meneguk botol minumnya.
"Bukan kami yang malas Al.Tapi Lo lari itu cepet banget."Ucap Vio mengatur nafasnya.
"Nah bener tu.Gue salut sama lo bisa ngalahin kita cowok-cowok ini."Ucap Arkan.
"Itu kaki apa mesin."Ucap Alvin kagum.
"Mulai deh lebaynya. Udah deh kita istirahat dulu kasihan gue."Ucap Alana.
"Guys kita ke mall yuk!"ajak Olivia agar Alana tidak menyuruhnya olahraga.
"Mall Mulu. Nggak ada tempat lain apa."Ucap Vio menolak.
"Bosan ah!Lebih baik gue di sini lah."Ucap Arkan juga menolak.
"Idih! Kan kemarin katanya iya. Sekarang jadi nggak sih."Ucap Olivia tak mengerti sikap teman temannya.
"Itu karena lo bilang kita mau olahraga dulu. Iya kami setuju aja kenapa habis olahraga kan lo capek dan nggak jadi ke mall."Jelas Alvin.
"Udahlah setuju aja keles. Lagian untuk foto-foto juga kan kita belum punya foto untuk persahabatan kita."Ucap Alana setuju dengan Olivia.
"Ok. Kalau Alana setuju kami setuju."Ucap Vio mewakilkan.Mereka sampai di mall dan menuju pusat permainan agar mendapatkan boneka bagi Alana dan Olivia.Sementara para cowok main motor motoran sesuai dengan arah monitor mereka.
Alana dan Olvia mencoba mengabadika momebt tersebut dengan berswafoto begitupun Olivia untuk diunggah ke Instagram.
Mereka pun mencoba permainan lain. Yaitu memukul monster uang keluar dari meja permainan jika berhasil mereka akan dapat point untuk di tukarkan.
"Udah puas mainnya? Pergi yuk Gue laper nih mau makan."Ucap Vio sudah lelah
"Bentar dulu dong. Lagi seru nih!"Ucap Olivia menolak.
"Udah.Kita kan juga udah dapat poin banyak. Tinggal kita tukar terus dapat hadiah. Gue juga laper nih."Ucap Alana setuju dengan Vio.
"Ni tengok nih. Poin kami! Banyak kan."Ucap Alvin memperlihatkan Agar Alana dan Olivia iri.
"Ih bagi dong!"Ucap Olivia ingin merebutnya.
"Oh tidak bisa! Poin kalian kan juga ada."Ucap Alvin sombong.
"Vin Lo kasih mereka aja lah. Lagian itu mainnya buat anak-anak."Ucap Arkan tidak ingin perdebatan.
"Iya nggak guna juga."Ucap Vio setuju dengan Arkan.
"Jadi lo bilang kita anak-anak gitu."Ucap Olivia pada Arkan.
"Nggak sih. Gue ngerasa itu cuma nggak pantas buat cowok. Lo ngegas mulu!"Ucap Arkan pada Olivia.
"Buruan ah tukerin. Kami laper nih."Ucap Arkan pada ana dan Olivia.
"Iya iya ah. Nggak sabaran banget ya."ucap Alana.Akhirnya Alvin pun memberikan point mereka padahal Ana dan Olivia.mereka pun menukarkannya dengan mendapatkan berbagai macam hadiah.
🥀🥀🥀🥀🥀Mereka memasuki sebuah kafe yang tidak jauh dari tempat mereka bermain tadi dan sedang menunggu pesanan mereka datang.
"Eh kita foto dulu yuk!Lo yang megang Arkan."Ucap Olivia seraya memberikan ponselnya kepada Arkan.Mereka pun tersenyum kepada kamera dan mengambil beberapa foto.
"Eh fotoin gue sendiri dong! Pinta Alana pada Olivia.
"Oke tapi ntar gantian ya."Ucap Olivia pada Alana.Ia pun mengambil gambar Alana dengan indah.Begitu juga sebakiknya.
"Eh Alvin ambilin foto kita berdua dong."Ucap Alana pada Alvin memberikan ponselnya.Alvin pun mengambil gambar dengan sangat indah.
"Nah sekarang giliran lo berdua yang fotoin kami."Ucap Vio pada mereka.
"Apaan sih foto-foto mulu.Malas gue."Ucap Arkan. Iya memang tidak begitu suka berfoto buktinya saja post di Instagramnya hanya dua buah.
"Sesekali nggak papa lah. Lo kaku banget. Jarang kan kayak gini."Ucap Alvin pada Arkan.Akhirnya ia menurut.
Alana dan Olivia pun mengambil gambar mereka bertiga. Lalu juga mengambil gambar mereka secara sendiri.Setelah makanan datang mereka hanya fokus pada makanan dan tidak lagi memikirkan swafoto. Tapi Olivia dan Alana sudah berencana memasukkannya ke Instagram.
🥀🥀🥀🥀🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
RomanceAlana anak yang ingin merebut hak nya setelah semua kekacauan di dalam hidupnya terjadi perbuatan keji dan buruk yang dijatuhkan padanya sehingga ia tidak bisa berkarya semua mimpi dan harapan yang hilang berhasilkah ia merebut hak dan mimpinya itu...